TINTAKALTIM.COM-Gerakan mengeluarkan infaq, sedekah ataupun zakat sudah dilakukannya mulai 10 tahun lalu. Tak heran jika Rahmad Mas’ud (RM) selalu ‘ringan tangan’ untuk membantu sesama. Itu dilakukan di hari-hari apapun termasuk di hari Jumat (29/11/2019), kemarin di pelataran Masjid Istiqomah, milik PT Pertamina.
Rahmad biasanya jumatan berganti-ganti masjid. Kadang di Istiqomah, At-Taqwa dan lainnya. Dan usai salat Jumat, biasanya dimanfaatkan untuk silaturahmi bersama warga. Bincang tentang pembangunan atau bagaimana mengatasi sejumlah problema di masyarakat.
Bersama media ini, dan jamaah masjid lainnya termasuk jajaran pengurus Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Istiqomah, RM berbincang kaitan dengan kajian keagamaan khususnya Islam. “Saya ini heran, kalau mengundang Ustaz Abdul Somad dibilang radikal, terus mengundang Ustaz Gus Muwafiq untuk tabliq akbar disebut Islam Nusantara. Padahal, saya ini kan pejabat negara yang harus berada di semua lapisan masyarakat Balikpapan yang hetrogen,” kata Rahmad sambil tersenyum.
Rahmad tentu saja perlu menjelaskan kalau dirinya adalah milik warga Balikpapan. “Kuncinya itu, warga Balikpapan harus terus menjaga nilai-nilai persatuan dan kesatuan serta ukhuwah atau persaudaraan,” ujarnya.
Rahmad dalam diskusi dengan jamaah, banyak menyinggung bagaimana ia mempunyai program untuk memberdayakan rukun tetangga (RT) sampai bagaimana membudayakan untuk saling membantu. Rahmad Mas’ud Center (RMC) yang dirinya jadi pembina ingin berbuat untuk kepentingan masyarakat, termasuk pembinaan ekonomi umat.
Hanya ia terkejut, sebab ada yang meminta agar uang yang disedekahkan, infaqan atau zakatkan harus diaudit. “Lucu ya, uang yang saya gunakan untuk membantu warga tak mampu kan uang pribadi. Bukan uang umat atau sumbangan pihak ketiga. Tapi, mungkin ada yang tidak tahu,” kata Rahmad menanggapi itu dengan santai.
BERBAGI SESAMA
Diskusi tidak terasa nyaris memakan waktu 1 jam. Rahmad pun tiba-tiba mengucapkan salam; “Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Kita sudahi dulu sementara diskusi kita, nanti jika ada waktu disambung ya bro,” ujar Rahmad yang biasa memanggil kerabat akrabnya dengan ucapan bro.
Di luar masjid, sudah banyak anak-anak, ibu-ibu menunggu Rahmad. Kontan, Rahmad pun mengeluarkan isi dompetnya membagi-bagikan zakatnya. Seluruh anak-anak yang ada di luar masjid kebagian jatah. “Yang sudah menepi, jangan dua kali. Lainnya gentian yang belum,” pinta Rahmad.
Ia pun sambil bertanya saat memberi zakat. “Ini sekolah nggak. Kok sudah berjualan,” tanyanya. Rahmad ingin semua anak-anak itu sekolah. Jangan sampai putus sekolah.
Tukang parkir yang biasa menjaga parkir di Istiqomah pun dipanggil Rahmad untuk diberi zakat. Dan, termasuk ibu-ibu sepuh yang berjualan nangka. Maka, Rahmad membeli semua nangkanya dan dibagi-bagi untuk jamaah lainnya. Itu kebiasaan Rahmad, jika ada pedagang makanan berjualan dibelinya semua dan setelah itu untuk jamaah yang usai melaksanakan salat Jumat. Saat itu juga pernah penjual tahu sumedang. “Ayo nikmati saja, sudah saya bayar. Rezeki Allah semoga berkah,” pintanya kepada jamaah yang ada di sekitar masjid.
Rahmad mengetahui bahwa sedekah atau zakat di hari Jumat itu pahalanya berlipat ganda, bahkan dalam suatu hadist Rasulullah, disebutkan sedekah itu seperti sedekah di bulan Ramadan. Tak heran, jika Jumat, banyak sekali masjid-masjid di lingkungan Kota Balikpapan menyediakan makanan gratis. Itulah, sedekah, zakat, infaq di hari Jumat, maka pahalanya berlipat-lipat. (git)