TINTAKALTIM.COM-Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Balikpapan Drs HM Sholehuddin Siregar MM menegaskan, masjid merupakan pusat kebangkitan umat Islam. Sehingga, memakmurkan masjid menjadi kewajiban bagi umat Islam di lingkungan masing-masing.
Sehingga, jangan jadikan masjid kosong dari jamaah. Sebab, secara syariat Islam, salat jamaah itu wajib hukumnya bagi muslim laki-laki. “Ayo salat berjamaah. Khususnya Subuh. Keimanan seseorang itu dilihat ketika salat Subuh berjamaah. Jadikan seperti salat Jumat, ramai, penuh oleh jamaah,” kata Ustaz Siregar dalam kegiatan majelis taklim DMI Kecamatan Balikpapan Barat yang dipusatkan di Masjid Asy-Syifa Kompleks BTN Gunung IV Kelurahan Margomulyo, Minggu (13/10).
Menurut Siregar, dari masjid ekonomi umat dapat diberdayakan. Juga dari masjid nilai-nilai ukhuwah atau persaudaraan ditingkatkan. “Termasuk masjid tempat menggali ilmu pengetahuan dan dakwah Islam,” ujarnya.
Hadir saat itu jajaran pengurus masjid di lingkup Kecamatan Balikpapan Barat. Juga pengurus DMI Balikpapan Barat yang dipimpin ketuanya Drs Nur Alip, Ketua Masjid Asyi-Syifa H Rahmadi, Pembina Asyi-Syifa Nur Salim, Ketua RT 039 Neneng Julaiha (Ivon), warga di lingkungan RT 38 dan 39 Kompleks BTN Gunung IV serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas Balikpapan Barat, wakil Kelurahan Margomulyo dan Kementerian Agama (Kemenag) Balikpapan.
Menurut Siregar, masjid jangan hanya jadi tempat ibadah. Tapi, jadi wadah membentuk generasi masyarakat yang cinta akan masjid. Hatinya terus ke masjid, sehingga persaudaraan dapat diciptakan. “Membangun manusia dan umat itu dari masjid. Dan masjid itu hendaknya jadi pembela umat dan rakyat,” ungkapnya.
SUBUH BERJAMAAH
Dalam konteks jamaah, Siregar juga mengingatkan pentingnya salat Subuh berjamah. Sebab, ibadah ini sangat sulit jika tidak dilandasi dengan keimanan. Selain itu, salat Subuh berjamaah menjadikan seluruh umat berada dalam jaminan, penjagaan dan perlindungan Allah setiap hari.
Siregar lalu memberi contoh bagaimana orang Yahudi takut dengan Islam kalau jumlah umat Islam pada saat salat Subuh mencapai sama besarnya dengan salat Jumat. “Jadikan salat Subuh seperti salat Jumat. Sebab, salat Subuh berjamaah adalah tolok ukur keimanan seseorang,” ulas Siregar.
Berkeliling Subuh berjamaah di masjid di Kota Balikpapan, ada yang patut jadi contoh kata Siregar. Seperti Masjid Jamiyatul Mustaqim Sumber Rejo dan As-Shidiq Gunung Guntur yang selalu penuh jika salat jamaah Subuh.
Ukuran salat berjamaah di lingkungan masyarakat itu bisa menjadi berkah. Termasuk di Kompleks BTN Gunung IV. Sebab kata Siregar, Allah sudah menjanjikan dalam Alquran. “Jika sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada meereka berkah dari langit dan bumi,” jelas Siregar mengutip ayat Alquran Surat Al-Araf ayat 96.
Ia lalu mengimbau, seluruh pengurus masjid di Kota Balikpapan harus salat berjamah. Jangan sampai tidak. Mengapa masih tidak mau salat berjamaah ke masjid? Itu kata Siregar karena pola pikir atau mindset yang keliru. “Coba kalau bisnis kan mencari untung. Salat jamaah itu kan lebih utama daripada salat sendiri sebanyak 27 rekaat. Tentu jika tidak jamaah kan salah,” contoh Siregar.
Sebelumnya Drs Nur Alip mewakili DMI Kecamatan Balikpapan Barat mengatakan, kegiatan bulanan ini dilakukan dari masjid ke masjid. Tentu tujuannya agar jadi jembatan komunikasi DMI dan pengurus masjid. Serta meningkatkan syiar Islam. “Kami berterimakasih kepada pengurus Masjid Asyi-Syifa yang telah menyediakan tempat untuk majelis taklim bulan ini,” ujar Nur Alip.
Dalam sambutannya, Ketua Masjid Asyi-Syifa H Rahmadi yang diwakili H Sugito menegaskan, masjidnya selalu membudayakan salat berjamah. Bahkan menolak faham-faham yang menjurus pada radikalisme yang menonjolkan kekerasan serta menolak ceramah-ceramah yang memecah belah umat. “Kita ingin jamaah menjalin ukhuwah, sebab itu tujuan dari jamaah. Sehingga, selain ibadah kita juga bermuamalah dan meningkatkan pengetahuan melalui pengajian,” ujar Sugito. (git)