TINTAKALTIM.COM-Sekitar 21 investor saat ini mendaftar untuk ikut dalam kegiatan proyek air laut dijadikan air tawar (desanilasi) atau Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) dengan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) dengan PDAM Kota Balikpapan.
Walikota Balikpapan H Rizal Effendi diwakili Sekretaris Kota (Sekkot) Sayid N Fadli yang juga Ketua Dewan Pengawas PDAM Balikpapan mengatakan, proyek ini diharapkan dapat mengatasi defisit air bersih di Kota Balikpapan yang sudah mencapai 24 persen. Ini berdasarkan rencana induk masterplan pada tahun 2018 kebutuhan air baku sebesar kurang lebih 2.100 liter per detik, namun saat ini air baku yang ada hanya kurang lebih 1.600 liter per detik.
“Proyek desanilasi ini alternatif yang kita coba. Tentu pelaksanaannya juga mengikuti aturan baik dari Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) maupun Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP),” ujar Fadli saat membuka acara market sounding proyek KPBU di Kantor PDAM Jl Ruhui Rahayu, Kamis (28/11).

Dalam acara itu, perwakilan 21 investor hadir. Juga Ketua Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) Haidir Effendi yang juga Dirut PDAM Balikpapan, sejumlah direksi seperti Direktur Teknik Arief Purnawarman, Direktur Umum Gazali Rakhman, Direktur Limbah Anang Fadliansyah, dewan pengawas, kepala bagian dan undangan lainnya.
Dalam paparannya, Arief Purnawarman mewakili Haidir Effendi mengatakan, alternatif sumber air baku menggunakan air laut karena secara kuantitas tidak terbatas jumlahnya, meskipun biaya pengolahannya saat ini relatif besar. Nantinya, SWRO ini dibangun instalasi pengolahan kapasitas produksi 50 liter per detik. “Skemanya jual beli air minum curah antara pihak PDAM dan badan usaha pelaksana,” ungkap Arief.

Dalam konteks kerjasama kata Arief, mekanismenya secara teknis dikerjakan dengan prakarsa badan usaha (unsolicited project) dengan konsep kerjasama adalah bangun guna serah atau Build Operete Transfer (BOT) dengan jangka waktu 25 tahun yang investasinya berkisar Rp115 miliar.
Arief juga menjelaskan, bahwa daerah yang dilayani sekitar Jl Marsma R Iswahyudi dan Jln Jenderal Sudirman. Wilayah ini merupakan kawasan komersial yang tarif pemakaian air minumnya berdasarkan tarif kesepakatan.
BERMINAT

Untuk mengetahui bagaimana market dari proyek desanilasi ini, menurut Arief telah dilakukan real demand survey (RDS) sebanyak 31 responden dari 44 responden terdiri dari pengelola apartemen, hotel mal, rumah makan, perkantoran dan industri atau 70 persen skala usaha menyatakan minat untuk menggunakan layanan suplai hasil desanilasi air laut dan sebanyak 24 responden atau 77 persen menyatakan siap membayar dengan tarif kesepakatan berkisar Rp15 ribu per meter kubik.
“Kami juga sampaikan, bahwa kinerja PDAM dalam kurun waktu 5 tahun terakhir berdasarkan penilaian BPPSPAM dari tahun 2014 sampai 2018 secara aspek operasi, tingkat kehilangan air, efesiensi produksi, jam operasi layanan, tekanan air sambungan pelanggan hingga rasio jumlah pegawai dalam keadaan sehat,” jelas Arief.
Ke-21 investor yang mendaftar dalam market sounding proyek KPBU ini adalah PT Prakarsa Enviro, PT Prakarsa Enviro Indonesia, PT Inti Sukses Bersama, PT Famili Kita, PT Mahakam, PT Memintek, PT Duta Hidup, PT Kota Minyak Internusa, PT Brantas Abipraya, PT Elnusa Tbk, PT Hernike Bahtera Handal, PT Catur Elang Perkasa, PT PP Infrastruktur, PT Adaro Tirta Mandiri, PT Rukanov Elektro, CV Rukmanu Elektro, PT KSB Indonesia Cabang Balikpapan, PT Metito Indonesia, PT Bayu Surya Bakti Konstruksi, CV Indonesia Creative business, EBD Paragon Singapore PTE Ltd. (git)