TINTAKALTIM.COM-Ada yang ‘tumbang’ walaupun baru bermain satu set. Duduk sembari menarik nafas dalam-dalam. Ini karena, setelah melakukan smash dan dropshoot yang ternyata itu menguras tenaga.
“Ada 10 tahunan tak menyentuh raket. Begini sudah. Ampun rasanya. Tapi sehat,” ungkap Nasir, pebulutangkis yang ikut berlaga di event Bahagia Sport Cup yang digelar di Gedung Badminton PB Surya Muda (Smash).
Nasir tampak lelah. Hanya, ia bisa bergembira karena terhibur dengan permainan persahabatan (friendly match) yang digagas owner Bahagia Sport & Music Toko Mr Feroz. Lelahnya terobati karena melihat rekan-rekannya saling bermain dan lucu. Keringat bercucuran, tetapi bagi Nasir kesehatan yang ingin dicari. “Ayo diminum teh panasnya,” ujar Nasir menyeduh teh panas sembari menawarkan minuman ke Tintakaltim.Com usai bermain satu set dan kalah.
Bagi Nasir, bulutangkis olahraga yang seru untuk ditonton. Kendati gaya smash tak terarah tapi intinya bisa menang. Perjuangan mengambil atau mengembalikan bola terbilang berat, mereka setidaknya tetap disanjung oleh rekan-rekannya kalau ada penampilan yang performanya sedikit spektakuler. “Pokoknya silaturahminya yang penting dan lucu-lucuannya,” ujar Nasir, pengusaha chemical ini.
Contoh, ketika Anton beraksi bersama pasangannya Nugroho. Peserta yang berkulit putih ini kocak di lapangan. Matanya selalu memperhatikan skor. Jika angka draw, wajahnya berubah agak kemerahan. “Nah gelisah sudah Anton,” ujar Andi Welly, rekan Anton yang menyaksikan permainan itu.
Hanya, Anton juga menunjukkan permainan cukup menawan. Hanya rekan-rekannya mengejek itu karena keblujuran atau kabalujuran (bahasa Banjar). Artinya, kebetulan.
Permainan netting. Pukulannya halus namun akurat. Shuttlecock yang dipermainkan Anton jatuh di bidang lawan yang mendekati net, sehingga musuh sulit mengembalikan. Sontak, gaya Anton mengejek lawannya. “Pemain internasional. Intinya menang dulu 3 poin,” ujar Anton membuat lawannya jadi keder alias takut. Anton akhirnya menang dan kelelahan sembari leyeh-leyeh di bagian tempat duduk sambil rebahan.
Yang tak kalah seru penampilan Andi Welly berpasangan dengan Irfan. Raket yang dipegangnya terlihat kecil. Maklum, body Andi cukup besar. Tetapi sesekali ia kesulitan untuk membawa badannya. Apalagi lawan memberinya bola di bibir net, Andi pasti kewalahan. Hanya, ia percaya diri dan bermain apik dengan smash dan bola-bola terarah. Pasangannya pun bermain lincah dan menang.
SUAMI-ISTRI
Dalam event persahabatan ini, juga menampilkan pemain suami-istri. Ia Abduh yang berpasangan dengan istrinya. Sebenarnya ini bukan ganda campuran, tetapi tetap saja pola permainan dimainkan. “Om Abduh lengket terus sama istrinya. Tapi, asyik lah bisa bermain suami-istri,” seloroh Andi Welly.
Di luar lapangan, Mr Feroz asyik mencatat hasil pertandingan. Ia bermain awal berpasangan dengan Ibnu dan menang. Yang akhirnya harus berhadapan dengan pemenang dari pertandingan lainnya. Lagi-lagi Andy Welly-Irfan yang bermain di lapangan 2 berhasil mengalahkan Feroz-Ibnu.
Tak kalah seru, ustaz Fachrul Razi berpasangan dengan Dayat. Ia bermain penuh semangat. Dari pukulannya sepertinya ia pernah menjadi pemaian bulutangkis di eranya. Walaupun, memegang raketnya sudah kombinasi. Kadang forehand maupun backhand. Intinya kata ustaz bola jatuh di tempat kosong tak dapat dikembalikan. “Berat badan ini memukul. Padahal bolanya ringan. Uyuh ujar urang Banjar,” kelakar Ustaz Fachrul Razi.
SERVIS PENDEK
Rata-rata pemain melakukan servis pendek. Karena, pola servis forhand ini sangat mudah sekali dikembalikan. Anton, Nasir, Abduh, H Tiyas-Madan, Faisal, Bobi-Bayu dan lainnya rata-rata melakukannya. Kecuali Andi Welly yang sering melakukan servis panjang. Ia selalu memukul shuttlecock tinggi di awal permainan.
Tentu, cara ini sangat menghasilkan keraguan bagi lawan, karena harus memutuskan gerakan dalam waktu singkat untuk mengembalikan atau membiarkan shuttlecock jatuh ke lapangan. Keraguan itu bisa jadi bola keluar dan masuk.
Di luar arena, Mr Feroz terus tertawa. Ia menyaksikan rekan-rekannya berlaga. Sesekali mencatat hasil pertandingan dan memperhatikan jika shuttlecock kurang. Bahkan, ia pun sempat menemani tamunya H Rahmadi (Ketua Masjid Asyifa Gn IV BTN) untuk berbincang di luar gedung.
“Saya menggelar acara ini untuk menjalin persaudaraan. Olahraga penting. Untuk sehat dan menambah stamina tubuh fit. Tapi jangan diporsir. Karena, banyak yang tak tahan akhirnya meninggal dunia,” cerita Mr Feroz, owner Bahagia Sport & Music Toko di kawasan Jln Pandan Sari (depan Masjid Manuntung) ini.
Bagi Feroz, bermain bulutangkis susah-susah gampang. Intinya turun ke lapangan ‘cari keringat’ dan happy serta bermain rileks. “Bahagia Sport Cup ini bukan mencari menang-kalah. Tujuannya hiburan, persahabatan dan silaturahmi. Kan bagus, silaturahmi tapi badan sehat,” pungkas Mr Feroz yang menyebut hadiah bagi pemenang nanti juga sangat berkualitas. (gt)