TINTAKALTIM.COM-Bicara di depan umum sangat dibutuhkan. Apalagi karyawan yang memiliki tugas untuk melakukan presentasi. Tidak dapat dilakukan alami tetapi jika terus dilatih maka terbiasa. Kuncinya jangan nervous alias grogi dan ada rasa ketakutan (phobia).
Itulah salah satu tips yang diberikan Kasubag Customer Service (CS) Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PDAM) Suryo Hadi Prabowo saat dipercaya menjadi trainer di hadapan puluhan peserta workshop public speaking yang digagas PLN UPDK Balikpapan di Site Office PLTU Kaltim Teluk Balikpapan kilometer 13, pekan lalu.
“Kuncinya rileks dan tidak gugup. Dan pengaturan suara juga harus diukur, sehingga apa yang disampaikan jelas dan tegas,” kata Suryo yang biasa disapa Kang Uyo di kalangan wartawan ini.
Bagi Kang Uyo, bicara di depan umum itu kekuatan tersendiri bagi seseorang. Ia akan terlihat memiliki skill dan mampu menguasai masalah. Juga tema yang dibicarakan harus mengerti poin-poinnya sehingga secara artikulasi dapat terlihat lebih mengena.
“Kenali karakteristik tamu dan pandang mereka sebagai sahabat bicara. Bukan lawan bicara. Kelemahan kita, terkadang mereka jadi lawan,” ujar Kang Uyo yang pernah dipercaya bicara di hadapan 354 perusahaan PDAM se-Indonesia dalam acara rapat Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) di Jakarta.
Keahlian berbicara di depan umum (public speaking) kata Suryo akan memberikan gengsi bagi individu dan instansi di mana mereka bekerja. Apalagi, peserta yang ikut dari PLN orang-orang teknik, tentu sehari-harinya berkutat kaitan hal teknis.
“Menyampaikan pesan itu bukan hanya dengan kata-kata tetapi diperlukan bahasa tubuh dan suara. Apalagi presentasi gambarnya harus jelas. Agar komunikasi dua arah terjadi yang akhirnya menimbulkan interaksi,” jelas Suryo.
Bicara depan umum, katanya upayakan bisa mengubah persepsi dan membangun citra perusahaan. Sehingga, berbicaranya pun harus memiliki seni. “Diselingi guyonan, humor dengan melihat karakter audiens,” ujar Suryo yang juga dipercaya di PDAM sebagai leader untuk pengembangan pelayanan digital ini.
Berbicara di depan umum kata Suryo, bisa diawali saat rapat membahas hal teknis. Tetapi yang paling penting harus mempersiapkan materinya. “Biasanya yang membuat rasa takut itu karena kurangnya persiapan dan takut tidak tahu apa yang harus dilakukan, sehingga pikiran bisa blank. Makanya, sebelum berbicara mempersiapkan bahan itu penting,” urainya.
Suryo yang dipercaya PLN menjadi trainer mengupas tuntas teknik public speaking ini, karena sekitar 30 pegawai akan mengikuti Lomba Kompetisi Inovasi PLN tingkat provinsi, sehingga perlu mendapat pembekalan tentang ilmu berbicara di depan umum. Sebab, mereka akan melakukan presentasi.
Tak hanya kaitan public speaking, Suryo juga menjelaskan kaitan pelayanan dan komunikasi perusahaan dan bagaimana cara memulai public speaking.
“Di antara yang paling penting adalah know the material (kuasa bahan yang dibawakan). Harus membaca ragam literatur untuk menunjang pengetahuan, makin luas yang diketahui maka semakin percaya diri (pede),” kata Suryo yang kerap tampil sebagai trainer di berbagai event ini.
POINTER PENTING
Dalam paparannya, Suryo juga mengingatkan agar bicara di depan umum harus menyusun pointer atau slide presentasi untuk membantu mengingat materi. Jika perlu, dipermanis dengan tampilan slide yang menarik perhatian (eye catchy) dengan gambar-gambar kreatif. “Nah paling penting jangan tampil kumuh. Ini akan mengurangi kepercayaan audiens. Wangi dong dan busana harus sesuaikan keadaan,” contoh Suryo.
Dalam praktek berbicara di depan umum, jika tanpa persiapan akan mempengaruhi fisik. Seperti kata Suryo, detak jantung semakin cepat atau nervous tadi. “Itu terlihat juga dari suara yang bergetar. Ditambah lutut menggetar, ini harus diupayakan tak terjadi,” ungkap Suryo.
Sebenarnya kata Suryo, rasa takut itu pasti tetap ada. Sebaiknya, itu harus dikendalikan dan dijadikan sebagai daya dorong (energi positif) yang diperlukan dalam persiapan berbicara dan saat tampil berbicara nantinya.
Dalam kegiatan itu, Suryo juga menyisipkan ragam jenis permainan untuk menguji nalar peserta. Dan games itu juga dijadikan dasar agar peserta tidak jenuh dan mampu membangun kekuatan tim (superteam) sehingga menghilangkan rasa takut, gugup ataupun gelisah saat tampil di depan umum.
“Ilmu public speaking itu harus terus dicoba. Tak bisa hanya dipelajari. Orang bagian teknik pun akan jadi komunikator handal jika mengetahui teknik-teknik public speaking dengan baik,” pungkas Suryo. (gt)