TINTAKALTIM.COM-Calon Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud SE ME menegaskan, semua agama dan etnis di Kota Beriman harus dirangkulnya. Karena, membangun kota diperlukan kebersamaan, sehingga tak perlu ada rasa khawatir sebab semua adalah satu kelurga dalam bingkai bhineka tunggal ika dan madinatul iman.
“Saya sudah bertemu dengan seluruh aras gereja di Balikpapan, juga para mubaligh, ustaz, agama Hindu, Budha dan lainnya. Mereka punya komitmen satu yakni membangun Balikpapan lebih baik. Makanya, saya harus rangkul mereka,” kata Rahmad di hadapan warga Toraja kawasan ‘Kampung Toraja’ Balikpapan Tengah, Gunung Sari Ilir (GSI), Gapura Merah, Sabtu (18/10/2020).
![](http://tintakaltim.com/wp-content/uploads/2020/10/ATORAJA7-768x1024.jpg)
Rahmad datang atas undangan komunitas warga Toraja yang dipimpin anggota DPRD Nelly Turuallo (Fraksi Partai Golkar) dari daerah pemilihan (dapil) Balikpapan Tengah. Saat itu juga ada jadwal sosialisasi pasangan calon Rahmad-Thohari. Hadir pula Koordinator badan pemenangan pemilu (Bappilu) Partai Golkar H Mustaqim LC MM dan jajaran pengurus lainnya seperti Ir Patman Parakkasi, H Sugito SH, Rosman Abdulloh, Michael, Andi Welly dan lainnya.
Menurut Rahmad, dirinya sebagai wakil walikota (wawali) tak mungkin menolak jika ada tamu dari unsur mana pun. Jika tujuannya baik, tetap diterimanya dan dijadikan sahabat atau saudara.
“Tapi ada yang melabelisasi saya radikal. Dari mana ceritanya, menerima tamu dan bersahabat lalu disebut radikal. Mereka semua saudara. Tapi, kalau pahamnya menyesatkan tentu kita bina supaya tidak sesat. Kalau tidak baik, ya kita ajak jadi baik,” ujarnya.
![](http://tintakaltim.com/wp-content/uploads/2020/10/ATORAJA5-1024x768.jpg)
Disadari Rahmad, Balikpapan yang hetrogen ragam etnis dan agama ada. Jika muncul perbedaan pendapat itu demokrasi. Dan, ia ingin menjadi walikota bukan gaya-gayaan atau mau dibilang berkuasa.
“Walikota itu mengurus kebijakan kota. Dan, jika memimpin harus pro-rakyat. Jadi maju walikota itu bukan cari penghidupan. Sebab, Allah sudah memberi rezeki saya dan keluarga berlimpah,” kata Rahmad disambut dan dielu-elukan undangan yang hadir.
![](http://tintakaltim.com/wp-content/uploads/2020/10/ATORAJA1-768x1024.jpg)
Rahmad juga mengkalarifikasi adanya isu negatif yang berkembang bahwa ia memborong partai. Padahal, partai merapat sebagai koalisi 9 partai politik, karena melihat figur dengan pertimbangan elektabilitas dan popularitas. “Nggak sanggup saya membayar Megawati atau Pak Prabowo dan SBY. Jadi tidak benar semua itu. Parpol pendukung juga ingin menang mengusung paslon,” urai Rahmad.
95 PERSEN BEAYA PRIBADI
Dalam sosialisasi yang sebelumnya diisi dengan penyampaian visi-misi oleh H Sugito SH dan Ustaz Mustaqim itu, Rahmad menyebut bahwa menjadi walikota bukan ingin mencari-cari kehidupan atau kekayaan atau mengembalikan modal pilkada.
Disebutkan, saat pilkada sebelumnya, ia mengeluarkan 95 persen beaya. Tetapi, dalam perjalanannya saat jadi wawali, tak pernah mengambil gaji dan biaya operasional untuk mengembalikan modal pilkada.
![](http://tintakaltim.com/wp-content/uploads/2020/10/ATORAJA6-1024x768.jpg)
“Bahkan saya tidak ada nitip atau main proyek untuk kepentingan pribadi. Sebab, Tuhan telah memberi rezeki saya lewat usaha. Dan menjadi walikota ingin membantu rakyat,” ujar Rahmad yang disambut applaus menggema dari undangan yang hadir.
Menurut Rahmad, ia sudah berjanji. Kalau diberi amanah menjadi walikota, akan pro-rakyat. Jika tidak, janji itu bukan hanya terhadap manusia, tetapi di hadapan Allah. “Bukan karena mau jadi walikota saya bicara begini. Kalau tidak benar nanti, saya dikutuk Tuhan. Sebab, ini amanah yang harus dijalankan,” ungkapnya.
![](http://tintakaltim.com/wp-content/uploads/2020/10/ATORAJA8-768x1024.jpg)
Rahmad menilai, bersaudara dengan seluruh etnis dan agama itu wajib. Ia ibaratkan, kendati tidak dilahirkan dari ibu yang sama dan keyakinannya berbeda dari agama lainnya, tapi semuanya bersaudara. “Yakinlah bapak dan ibu, kita sama-sama satu keluarga untuk membangun kota ini secara bersama-sama. Makanya, tagline saya gotong-royong membangun Balikpapan,” ungkap Rahmad, lagi-lagi disambut applaus hadirin.
Dalam konteks subsidi program BPJS Kesehatan untuk kelas 3, sebenarnya sudah ada contoh telah direalisasikan. Ia mencontoh adik kandungnya Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Ghafur Mas’ud yang sudah menjalankan. “Contohnya sudah ada, tinggal realisasi. Termasuk seragam sekolah,” jelas Rahmad.
SALAM TORAJA
Sementara itu, Nelly Turuallo dalam sosialisasinya membuat suasana makin semarak. Ia menggunakan bahasa Toraja.
![](http://tintakaltim.com/wp-content/uploads/2020/10/ATORAJA9-768x1024.jpg)
Ia mengucapkan salam-salam Toraja; bongi melo, apa kareba, manasumoraka. Secara urutan salam-salam itu berarti selamat malam, apa kabar dan sudah masakkah. Menurut Nelly, orang Toraja itu terkenal dengan budaya sering ngumpul-ngumpul makan bersama. Mensyukuri dan menikmati berkat Tuhan dan disediakan secara gratis.
Dalam kampanyenya, Nelly meminta kepada seluruh warga Toraja dan undangan yang hadir di RT 63 itu, untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) tanggal 9 Desember 2020 dan mencoblos yang ada gambarnya Rahmad-Thohari. “Semua siap mendukung Rahmad-Thohari,” ujar Nelly, dijawab siap undangan.
Di akhir acara, Nelly meneriakkan yel-yel untuk diikuti bersama: Rahmad-Thohari: Solid, Menang-menang-menang dan Itu Sudah, Wis Wayahe. (tig)