• Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kepengurusan
Monday, July 14, 2025
  • Login
  • Teras
  • Kanal
    • tintaNEWS
    • tintaSPORT
    • tintaLAPSUS
    • tintaOPINI
    • tintaSEJARAH
    • tintaFEATURE
    • tintaPRODUK
    • tintaLIFESTYLE
    • tintaKULINER
    • tintaTURIAL
    • tintaRELIGI
    • tintaPOLITIK
  • Inforial
    • Pariwara
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Teras
  • Kanal
    • tintaNEWS
    • tintaSPORT
    • tintaLAPSUS
    • tintaOPINI
    • tintaSEJARAH
    • tintaFEATURE
    • tintaPRODUK
    • tintaLIFESTYLE
    • tintaKULINER
    • tintaTURIAL
    • tintaRELIGI
    • tintaPOLITIK
  • Inforial
    • Pariwara
  • Infografis
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home tintaNEWS

Rahmad-Istri Ziarah Ingin Meraih Berkah. Ke Makam Imam Lapeo, Sayyid Maulana Mahdar Al-Qadrie. Perjalanan Penuh Spiritual dan Sedekah

by admin
September 24, 2020
in tintaNEWS
0 0
0
Rahmad-Istri Ziarah Ingin Meraih Berkah. Ke Makam Imam Lapeo, Sayyid Maulana Mahdar Al-Qadrie. Perjalanan Penuh Spiritual dan Sedekah

ZIARAH: H Rahmad Mas'ud dan istri Hj Nurlena didampingi Ustaz Mustaqim saat ziarah ke makam Sayyid Maulana Mahdar Al-Qadrie

0
SHARES
710
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

TINTAKALTIM.COM-Tujuannya ke Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar),  ada yang menyebut ini perjalanan wisata. Tapi, lainnya menilai  perjalanan ziarah yang penuh dimensi spiritual. Bisa disebut  juga wisata spiritual.

Bagi kebanyakan orang, ziarah lazim disebut ke makam atau kuburan. Maknanya,  luas. Ada yang mengartikan silaturahmi. Ada yang ingin keberkahan, juga menyadarkan  penziarah akan kealiman  dan kesolehan orang yang berada di dalam kubur.

Ada kemuliaan yang ingin dicapai.  Sehingga, tak heran di negeri ini, terutama di pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi ziarah ke makam ulama semisalnya ke makam para wali  atau orang-orang yang ikut  menyebarkan ajaran Islam pun dilakukan.

“Niat saya  bersama istri dan keluarga  ke Sulbar melakukan ziarah. Tujuannya, mencari keberkahan. Bukan dengan yang sudah wafat. Tapi, kepada Allah melalui wasilah atau tawasul. Orang-orang sholeh. Selain menghadiri undangan ultah  Sulbar ke-16,” kata H Rahmad Mas’ud SE ME yang membawa rombongan ziarah ke Sulbar.

Rahmad didamping kerabat dekatnya Ustaz Mustaqim Lc MM dan Abah Hajar Nuhung, Abah Tahir dan  lainnya. Bahkan, di setiap makam, ustaz selalu memimpin doa ziarah. Rahmad dan istri berada di sisi makam ikut memanjatkan doa.

Rahmad dan istri menyiramkan air ke makam yang sebelumnya sudah memanjatkan doa kepada almarhum yang wafat

“Itu namanya wasilah atau tawasul atau memohon dan berdoa kepada Allah dengan perantara nama seseorang yang dianggap suci dan dekat kepada Allah. Jadi meminta kepada Allah, bukan  pada manusia, apalagi benda mati,” urai Ustaz Mustaqim.

MAKAM IMAM LAPEO

Makam pertama yang diziarahin Rahmad Mas’ud dan istri serta keluarga adalah  makam Sayyid Maulana Mahdar Al-Qadrie yang biasa oleh keturunannya menyebut Puang Sayye Layo. Kata Layo dalam perspektif bahasa Mandar berarti tinggi. Karena, almarhum orangnya tinggi besar.

Abah Hajar Nuhung, keluarga Rahmad yang pernah menjadi ketua DPRD di Sulbar, menyebut silsilah almarhum dengan Rahmad Mas’ud  ada.  Karena, neneknya bernama Syarifah Mahalia merupakan anak dari Puang Sayye Layo. Puang Syarifah Mahalia melahirkan 6 orang anak. “Salah satunya bernama Hj Ruwaidah dan merupakan  ibu kandung H Rahmad Mas’ud,” kata Abah Hajar.

Secara silsilah, Abah Hajar menyebutkan, kalau almarhum Sayyid Maulana Mahdar Al-Qadrie masih berkeluarga dengan Syarif Abdul Hamid  Al-Qadrie, putra sulung Sultan Pontianak ke-6.  Dialah Sultan Hamid II yang lahir dengan nama Syarif Hamid Al-Qadrie dan disebut-sebut  perancang lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.

Abah Hajar Nuhung, yang  keluarga dari Rahmad Mas’ud ini menyebutkan, selain ziarah, jika ke Sulbar Rahmad-istri juga dikenal di Sulbar sebagai orang yang ‘ringan tangan’ dan  selalu bersedekah. Ke masjid-masjid, warga sekitar dan juga orang yang ditemuinya. “Itulah  hidup berkah Pak Bos (H Rahmad Mas’ud).  Semoga rezekinya selalu melimpah,” doa Abah Hajar.

H Rahmad Mas’ud dan istri Hj Nurlena didampingi kerabatnya H Tahir dan H Mustaqim khusuk saat berdoa di makam imam ternama dan mendapat gelar waliullah Imam Lapeo untuk mendapat berkah Allah

Perjalanan penuh spiritual itu dilanjutkan. Rahmad-istri dan rombongan  juga berziarah ke makam KH Muhammad Tahir atau Imam Lapeo yang terletak di samping Masjid Nuruttaubah, Desa  Lapeo Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar Sulbar. Posisinya, berada tepat di sisi jalan poros Polman-Majene.

Dialah ulama paling terkenal di Mandar dan dikenal ulama sufi.  “Diperkirakan  lahir tahun 1838 di Pambusuang. Dan usianya saat wafat 114 tahun,” cerita Abah Hajar. Mengapa dimakamkan di samping masjid? Karena, masjid itu  Imam Lapeo yang membangun.

H Hajar Nuhung (kiri) foto bersama ajudan wawali Aan di depan pintu makam Imam Lapeo yang selalu dikunjungi masyarakat untuk ziarah dari beberapa daerah

Menurut Abah Hajar Nuhung,  masjid itu lebih dikenal dengan sebutan Masigi Lapeo yang terkenal dengan menaranya yang tinggi. Makamnya, sampai saat  sekarang ini banyak diziarahin oleh masyarakat yang datang dari berbagai daerah. “Ayo kita berdoa mencari berkah. Insya Allah dikabulkan . Sebab, ini ulama besar,” kata Rahmad Mas’ud  dan istri yang berdoa saat ziarah di makam Imam Lapeo itu.

Imam Lapeo menurut sejarah yang diketahui Abah Hajar Nuhung,  hidupnya diabadikan untuk ilmu dan umat. Ada  74 karamah (kelebihan) dalam kisah hidup Imam Lapeo. Tentu  peranan dan kontribusi Imam Lapeo melalui kerja-kerja  sosial-keagamaan dan kebangsaan menjadi  lahan, kharisma, popularitas sehingga masyarakat Mandar memposisikannya sebagai Waliullah.

Rahmad Mas’ud (rompi kuning) usai jadi imam masjid dan membagikan sedekah ke kaum masjid dan jamaah foto bersama depan masjid

“Makna ziarah itulah yang ingin diresapi H Rahmad Mas’ud dan istri. Ia juga dikenal sebagai orang yang punya jiwa sosial-kemasyarakatan tinggi. Semoga Allah mengabulkan semua hajat dan keinginan Rahmad Mas’ud,” harap H Abah Hajar Nuhung.

Perjalanan ziarah diteruskan ke Kecamatan Malunda Kabupaten Majene. Ada makam waliyullah KH M Husain Puang Kali Malinda (Qadhi Malunda) bersama istri Syarifah Mahlia Al-Qadrie. Mereka adalah ayah dan ibu Hj Ruwaidah yang merupakan  ibu dari Rahmad Mas’ud. 

Rahmad dan istri juga ziarah ke makam keluarganya di Majene Sulbar untuk memanjatkan doa dan mendapatkan keberkahan melalui wasilah

“Pak Rahmad dan istri serta keluarga selalu mendoakan dan mencari keberkahan jika ziarah,” kata Abah Hajar, anak dari H  Nuhung dan Hj Adawiah ini. Hj Adawiah bersaudara kandung dengan almarhum Hj Ruwaidah, ibu kandung dari Rahmad Mas’ud.

BERJAMAAH DAN SEDEKAH

Dalam safar atau perjalanan ke Sulbar dipimpin Rahmad Mas’ud dan istri, makna spiritual sangat terasa. Dimensi itu terlihat bagaimana rombongan tak boleh luput dari salat berjamaah. Salat jama qashar dilakukan baik di masjid maupun rumah.

Menurut Ustaz Mustaqim, itulah enaknya jika safar bersama Rahmad Mas’ud.  Harus ibadah dan implementasinya nilai-nilai spiritual dalam aspek kehidupan. Waktunya salat, ya salat.

Rahmad Mas’ud menjadi imam di Masjid Imam Lapeo bersama rombongan. Salat jama-qashar dilakukan karena safar masih panjang

“Jadi aspek spiritual itu bukan norma hiasan hidup. Agama memandu  seseorang harus menjalankan ibadah dan mengamalkan nilai-nilai agama (taddabur). Supaya dapat berkahnya,” kata Ustaz Mustaqim yang selalu menjadi imam salat rombongan safar.

Salat berjamaah dilakukan di Masjid Imam Lapeo. Rahmad  Mas’ud menjadi imam  saat salat jama qashar, Juhur dan Ashar.  Sebelumnya, rombongan juga mengambil air wudhu.  Dan tempat wudhunya adalah peninggalan Imam Lapeo. Airnya dingin, jernih  dan mempertahankan bentuk lamanya yakni menggunakan kolam dalam bak serta timba berupa gayung.

Terlihat rombongan  safar Rahmad Mas’ud seperti Umi Bintang, ajudan Aan,  Andi Welly, Rosman Abdullah, Adi, Sofyan, Aris serta lainnya mengambil air wudhu di tempat itu.  “Bismillah, semoga air wudhunya menjadikan hati kita suci dan mendapat keberkahan,” kata Andi Welly, seraya mengusap dahinya dengan air dalam bak itu.

Andi Welly dan rombongan mengambil air wudhu di air yang masih jernih dan dari sumber air buatan Imam Lapeo

Menurut Umi Bintang, yang juga keluarga Rahmad Mas’ud, air wudhu dalam bak itu,  dulu dialirkan menggunakan bambu dari mata air  di atas ketinggian Desa Suruang untuk dialirkan  ke masjid. “Ini sumber asli dan jaraknya dari  sumber mata air kira-kira 5 kilometer,” cerita Umi Bintang. Sontak, semuanya pun bergegas mengambil air wudhu dari  bak penampungan itu.

IKONIK MASJID

Bukan itu saja,  Masjid Imam Lapeo ternyata merupakan masjid ikonik.  Penulis mencoba mendapatkan informasi dari  marbot masjid.  Di mana,  interior masjid dipenuhi dengan berbagai pernik-pernik hiasan bernuansa Islami gemerlapnya hampir memenuhi sudut dan langit-langit masjid. Pada bagian kubah terdapat kaligrafi yang dibuat unik melingkar.

H Rahmad Mas’ud selalu bersedekah dengan orang-orang yang membutuhkan dan dianggapnya layak mendapat bantuan

“Masjid ini memang seperti masjid yang reliefnya mirip dengan arsitektur masjid-masjid yang ada di Istanbul, Turki. Atmosfirnya untuk ibadah dan wisata religi. Jadi siapa pun yang salat menyenangkan, hawanya dingin kendati tanpa  AC atau mesin pendingin,” ujar, H Mustafa, dari dewan kerukunan masjid (DKM) Masjid Imam Lapeo menjelaskan.

Sudah menjadi kebiasan Rahmad Mas’ud, ia usai  menjadi imam salat, langsung bersilaturahmi dengan jamaah lainnya. Juga bersedekah, membagi-bagikan rezeki kepada sejumlah jamaah masjid dan kaum masjid yang berada di sekitaran masjid. “Doakan berkah ya. Semoga bermanfaat,” ujarnya singkat.

Tak hanya berhenti di situ, Rahmad Mas’ud juga bersedekah di kediaman keluarganya Majene. Di sana, ternyata  sudah menjadi ‘labelisasi’ atau brand jika keluarga Rahmad Mas’ud datang. Sebutannya, sebagai ‘hari libur nasional’. “Karena warga  berkumpul dan mendapatkan sedekah dari Rahmad Mas’ud dan istri,” kata  Andi Welly, beristilah.

Safar yang menarik adalah, ke Kali atau Sungai Mamuju. Di sana lah cerita-cerita unik, lucu serta lebih pada edukasi atau pendidikan terjadi.  Bahkan, cenderung ada upaya ‘mengerjai’ rombongan. Seperti yang dilakukan Abah Tahir yang dikenal usil.

H Rahmad, H Junaidi Latief, H Abah Tahir saat mandi di Sungai Mamuju. Penuh canda tawa dan di sungai ini Wawali pun memberikan sedekah

Sebelum rombongan ke Sungai Mamuju, Abah Tahir selalu berpesan, agar pendatang baru wajib mencium batu besar dan mengelus-ngelusnya.  Sebab, itu bagian dari hal mistik yang harus dilakukan.  Penulis pun bingung. Sebab, dikhawatirkan ada nuansa ‘membelokan aqidah’. “Kok percaya pada batu ya, benar atau tidak,”  pikir penulis

Abah Tahir tak henti-hentinya memberi isyarat mencium batu itu dan  harus menyayanginya. Ditambah dengan pernyataan Abah Hajar.   Tampaknya, Abah Tahir  tak  ingin mengisi safar atau perjalanan itu  dengan hal –hal serius. Guyonan dilakukan untuk membuat hubungan makin erat, akrab dan hangat.

Tetapi, keusilan Abah Tahir ambyar  atau buyar. Karena, ketika penulis ingin turun ke sungai dan melihat batu besar untuk dicium dan dipeluk. Tiba-tiba seorang ibu  ditanya oleh Abah Hajar. “Bu mana batu yang harus dipeluk dan dicium oleh bapak ini,” kata Abah Hajar seraya menunjuk diri penulis.

Jawaban ibu tadi ternyata jadi ‘penyelamat’ penulis. “Oh tidak ada semacam itu. Nggak juga begitu pak. Nggak ada itu,” ujar ibu tadi. Kontan,  Abah Tahir tertawa   terbahak-bahak karena upaya keusilannya gagal total. “Wah ibu nggak kompak. Padahal saya sudah kedipkan mata,” seloroh Abah Hajar. Tapi, suasanya pun jadi  penuh persahabatan dan penuh kelakar.

Bukan itu saja, cerita-cerita spiritual, lucu pun selama perjalanan lahir dari Andi Welly dan Ustaz Mustaqim.  Yang membuat suasana perjalanan menjadi segar dan penuh  taushyiah.

“Siapkan langkah-langkah dan  ambil pelampung masing-masing. Serta action today,” seloroh Andi Welly dengan  kalimat-kalimat yang tak jelas apa arahnya tapi membuat lucu suasana.  Intinya, Rahmad Mas’ud pun dibuat tertawa dan perjalanan itu penuh dengan keakraban dan bernuansa spiritual.  Bahkan, sesampai di Balikpapan, Rahmad pun meminta maaf kepada rombongan.

“Saya atas nama keluarga mengucapkan terimakasih atas perjalanan selama di Sulsel dan Sulbar. Mohon maaf jika ada kekurangan atau candaan yang kurang berkenan,” tulis Rahmad Mas’ud  lewat aplikasi WhatsApp. (git)

SendShareTweet

Related Posts

LDII Balikpapan Kurban 232 Sapi dan  63 Kambing. Dibagi Merata, Ojek Online, Pemulung Wujud Peduli Sosial
Kanal

LDII Balikpapan Kurban 232 Sapi dan 63 Kambing. Dibagi Merata, Ojek Online, Pemulung Wujud Peduli Sosial

July 4, 2023
Rakorda Baznas se-Kaltim Bedah Empat Komisi Penting. Dibuka Wagub, ZIS Digital dan Standar Mustahik Juga Dibahas
tintaNEWS

Rakorda Baznas se-Kaltim Bedah Empat Komisi Penting. Dibuka Wagub, ZIS Digital dan Standar Mustahik Juga Dibahas

February 3, 2022
PDAM Balikpapan Sharing Service Excellent. Suryo: Boros, Bocor dan Lalai, Tanggungjawab Pelanggan
tintaNEWS

PDAM Balikpapan Sharing Service Excellent. Suryo: Boros, Bocor dan Lalai, Tanggungjawab Pelanggan

February 2, 2022
Ditemani Batman, Kapolda-Wakapolda Pantau Vaksinasi Anak. Imam: PTM 100 Persen Agar Segera Dilaksanakan
tintaNEWS

Ditemani Batman, Kapolda-Wakapolda Pantau Vaksinasi Anak. Imam: PTM 100 Persen Agar Segera Dilaksanakan

January 8, 2022
Intrusi Air Laut, Dirum Turun Tangan. Distribusi Air Bersih di Manggar
tintaNEWS

Intrusi Air Laut, Dirum Turun Tangan. Distribusi Air Bersih di Manggar

January 2, 2022
Walikota Sambut Tahun 2022 Lewat Doa, Salat Jamaah dan Sedekah.  Rahmad: Jadikan Rumah Adalah Surga bagi Keluarga
tintaNEWS

Walikota Sambut Tahun 2022 Lewat Doa, Salat Jamaah dan Sedekah. Rahmad: Jadikan Rumah Adalah Surga bagi Keluarga

January 2, 2022
Next Post
Romantisme Perjalanan Rahmad Mas’ud-Istri. Dibalik Pria Sukses, Ada Wanita Hebat di Sampingnya

Romantisme Perjalanan Rahmad Mas'ud-Istri. Dibalik Pria Sukses, Ada Wanita Hebat di Sampingnya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • 129 Followers
  • 31 Followers

Recommended

Free Delivery Catering Box, Menu Nusantara. Program WFH di Blue Sky, Sajikan Sop Buntut Karantina dan Mantau Lockdown

Free Delivery Catering Box, Menu Nusantara. Program WFH di Blue Sky, Sajikan Sop Buntut Karantina dan Mantau Lockdown

April 15, 2020
31 Juli, Pemancangan Pertama Graha BKPAKSI Kaltim. Mispan: Ini Pendidikan Alquran dan Keluarga Sakinah

31 Juli, Pemancangan Pertama Graha BKPAKSI Kaltim. Mispan: Ini Pendidikan Alquran dan Keluarga Sakinah

July 20, 2022
Lawan Corona, AHB Bantu Disinfektan Di Mana-mana. Program CSR untuk Seluruh Kota-Kabupaten Se-Kaltim

Lawan Corona, AHB Bantu Disinfektan Di Mana-mana. Program CSR untuk Seluruh Kota-Kabupaten Se-Kaltim

April 8, 2020
Golkar Solid, Bendum Potong Tumpeng Tasyakur HUT Ke-56. Andi Arif: Insya Allah Kita Menang Pilkada

Golkar Solid, Bendum Potong Tumpeng Tasyakur HUT Ke-56. Andi Arif: Insya Allah Kita Menang Pilkada

October 22, 2020
BPTD Kaltim Bentuk Posko Nataru 2024/2025 Aman dan Selamat. Renhard Bina Driver di Samarinda

BPTD Kaltim Bentuk Posko Nataru 2024/2025 Aman dan Selamat. Renhard Bina Driver di Samarinda

December 8, 2024
Polda Ingatkan Pemudik, Waspada ‘Microsleep’. Sebaiknya Jarak Jauh Ada Driver Cadangan

Polda Ingatkan Pemudik, Waspada ‘Microsleep’. Sebaiknya Jarak Jauh Ada Driver Cadangan

April 2, 2024
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

DISCLAIMER
© 2021 Tinta Kaltim

No Result
View All Result
  • Teras
  • Kanal
    • tintaNEWS
    • tintaSPORT
    • tintaLAPSUS
    • tintaOPINI
    • tintaSEJARAH
    • tintaFEATURE
    • tintaPRODUK
    • tintaLIFESTYLE
    • tintaKULINER
    • tintaTURIAL
    • tintaRELIGI
    • tintaPOLITIK
  • Inforial
    • Pariwara
  • Infografis

© 2021 Tinta Kaltim

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • 15 Weird Laws in the Philippines