TINTAKALTIM.COM-Direktur Pembinaan Masyarakat (Dirbinmas) Polda Kaltim Kombes Pol Anggie Yulianto Putro SIK SH MH CPHR menegaskan, satuan pengamanan (Satpam) itu tugas dan pekerjaan mulia serta terhormat. Sehingga, harus menjalaninya dengan ikhlas, penuh dedikasi serta mengikuti aturan.
“Jika sudah punya kartu tanda anggota (KTA) kantongi dan bawa kemana-mana. Sampaikan kepada orang-orang, keluarga bahwa Anda semua memiliki kompetensi. Sehingga, sudah berhak ikut menjaga kamtibmas baik di lingkungan tempat kerja maupun masyarakat,” kata Anggie saat memberi pengarahan pada pelatihan Satpam Gada Pratama dan Madya di Asrama Haji Balikpapan, Senin (26/8) yang dilaksanakan salahsatu Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) PT Bina Multi Cipta Indonesia (BMCI).
Anggie secara detail memberikan pengarahan sekaligus spirit seluruh peserta. Ia membangun hubungan komunikatif lewat sejumlah pertanyaan yang dilontarkan ke peserta pelatihan satpam Gada Pratama dan Gada Madya.
“Jangan pernah malu dan terhina bekerja sebagai satpam, apalagi minder. Anda memiliki skill dan kompeten. Sebab, satpam itu pekerjaan profesional yang berada di bawah pembinaan Polri termasuk Polda Kaltim,” jelas Dirbinmas.
Dikatakan Anggie, setiap satpam itu bekerja di bawah perusahaan resmi berbadan hukum dan wadah itu disebut Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) seperti PT BMCI yang melatih ratusan satpam.
Satpam katanya, jangan dianggap pekerjaan sepele dan itu pekerjaan profesi sama dengan pekerjaan lain yang memiliki kompetensi. Sehingga, sangat diwajibkan mengikuti pelatihan
“Anda beralama-lama sebagai security. Selama ini belum pendidikan dasar (diksar) toh apalagi Gada Pratama. Berarti satpam ilegal dong,” kelakar Dirbinmas disambut tawa peserta.
Anggie memberi pengarahan selama 1 jam. Ia tidak bicara teknis pelatihan, tetapi lebih memberikan semangat agar usai pelatihan nanti satpam bekerja sesuai yang diajarkan instruktur sehingga profesional
Sebagai Satpam kata Anggie, harus memiliki kebanggaan dan kepercayaan diri. Karena, mereka menghidupi keluarga secara halal. Sebab, lebih banyak bicara karakter dan kedisiplinan.
“Tetapi jangan jadi satpam nanti arogan. Ikuti aturan yang berlaku dan jadi contoh lainnya. Karena, satpam itu mitra dari kepolisian. Kita merasa dibantu dengan kehadiran satpam,” kata Anggie yang pengarahannya penuh nada humoris
Anggie juga mengingatkan kepada seluruh peserta pelatihan, keyakinan agama apapun tetap berdoa dan beribadah dalam melaksanakan tugas
“Yang muslim, salat ya. Jangan sibuk menjadi satpam dan beralasan tak bisa salat. Tolong jangan ditinggalkan salat. Kecuali memang di tempat vital, Allah Maha Tahu,” pinta Anggie.
Menurut Anggie, ketika selesai pelatihan nanti mendapatkan legalitas berupa KTA. Dan bisa ditunjukkan kepada sesama profesi bahwa pelatihan dasar (diksar) itu penting. Karena, satpam itu profesi berarti semakin tinggi ilmu yang didapat, maka semakin tinggi pula harga jual ilmu pengetahuan dan implikasinya pada pendapatan
“Saya ingatkan juga semua BUJP harus memperhatikan gaji satpam sesuai Upah Minimum Kota (UMK). Karena, ini menyangkut kesejahteraan. Jangan sampai ada pengepul (tenaga mempermainkan calon satpam),” kata Anggie.
Tahu pengepul? Tanya Anggie kepada peserta. Biasanya mendekati orang-orang yang belum bekerja dan ditawari menjadi satpam. Disebutkan gajinya Rp2 juta, padahal UMK-nya Rp3,5 juta. Ini sudah merasa senang, karena bisa kerja.
“Makanya harus melalui pelatihan baik Gada Pratama dan Gada Madya. Sehingga, menjadi satpam yang terlatih serta profesional serta tidak sampai hanya mau digaji di bawah standar. Padahal, kerjanya berat,” ungkap Anggie yang memberi motivasi seluruh peserta pelatihan.
Sementara itu Dirut PT BMCI Tri Tohiroh menegaskan, bahwa perusahaannya yang sudah memiliki izin operasonal BUJP tentu sangat memperhatikan gaji satpam yang sesuai UMK.
“Kami bekerjasama dengan Ditnakertrans Kukar, Dispora Provinsi, PT SEN, Sinar Mas dan semua saja akan mematuhi segala regulasi. Sebab, satpam itu pekerjaan profesi yang memiliki kompetensi,” kata Tri Tohiroh atau Terry. (gt)