TINTAKALTIM.COM-Jajaran Majelis Taklim Wanita (MTW) Madinatul Iman Balikpapan Islamic Centre (BIC) menggelar wisata religi ke Kabupaten Kutai Kartanegara (Tenggarong) Minggu (30/09/2023) dengan tujuan Makam Kelambu Kuning yang merupakan tempat sakral dan bersejarah di Provinsi Kaltim.
Wisata religi yang dipimpin ketuanya Hj Darliana ini, memanfaatkan momentum untuk melihat dan ziarah yang berkaitan dengan aspek religi keagamaan. Termasuk wisata lainnya.
“Sebenarnya wisata religi tujuan utama. Hanya kita padukan dengan wisata biasa, makanya kita juga berkunjung ke Ladaya di Tengarong,” katanya.
Rombongan terdiri dari 3 kelompok dengan menumpang bus dari Masjid Islamic Centre Balikpapan. Kemudian, tujuan awalnya adalah ke Pondok Pesantren (Ponpes) Muhammad Arsyad Al-Banjari kilometer 19 jalur Balikpapan-Samarinda.
Ponpes yang didirikan oleh alm KH Syarwani Zuhri, ulama besar yang pernah belajar di sejumlah syech Timur Tengah ini dan pernah berguru dengan Zaini Abdul Ghani yang dikenal dengan sebutan ‘Guru Ijai’ di Martapura menjadi tujuan karena rombongan ingin mendapatkan berkah dari perjalanan wisata religi itu.
“Kita ingin ziarah ke makam mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Balikpapan Prof Dr KH Ahmad Syarwani Zuhri yang meninggal beberapa tahun lalu. Dia ulama besar dan banyak memberi kontribusi pembinaan umat di Balikpapan, dan rombongan pengurus ingin mendapatkan keberkahan dari perjalanan ziarah itu,” kata Hj Darliana
Bukan itu saja kata Darliana, ziarah juga untuk memahami arti penting dari berkah Allah. Karena mereka yang sudah berpulang banyak meninggalkan kebaikan. Termasuk, melihat peninggalan-peninggalan yang punya nilai sejarah tinggi.
“Saat ziarah di Ponpes Al-Banjari, doa dipimpin Ustaz KH Zailani Mawardi yang juga imam besar Masjid Balikpapan Islamic Centre serta pengasuh ponpes,” tambah Darliana.
Kegiatan ziarah lainnya yang dirangkai dengan wisata religi itu, menuju Tenggarong adalah, mengunjungi Makam Kelambu Kuning. Di sana rombongan melakukan salat zuhur bersama, membaca Yasin dan tahlil yang dipimpin Hj Murdiana.
Makam Kelambu Kuning merupakan bagian dalam sejarah kesultaan di Indonesia khususnya pada zaman kesultanan Kutai Kartanegara. Di makam itu, dikebumikan Pangeran Noto Igomo yang meninggal usia 103 tahun. Dan jasadnya dimakamkam yang berdekatan dengan makam sang istri dan Sultan Alimudddin selaku mertuanya.
“Selain mendapatkan pengetahuan kaitan kesultanan tertua di Indonesia, juga ziarah ke Makam Kelambu Kuning untuk mendapatkan mau’nah atau pertolongan Allah lewat perantara (wasilah) orang-orang yang baik dan berjasa di zamannya,” tambah Darliana.
Kurang sreg rasanya, rombongan pun memanfaatkan perjalanan (traveling) menuju wisata Ladaya. Dan tempat ini bernama Ladaya karena akronim atau singkatan dari Ladang Budaya yang sekarang jadi destinasi untuk keluarga.
Di tempat ini, selain sebagai objek wisata, sekaligus tempat mengenal alam dan budaya Kaltim. Di sini juga bisa melakukan outbond dan bisa pula jadi tempat gathering keluarga.
“Kita menikmati suasana alam setelah ziarah. Karena, tempat wisata Ladaya juga memiliki banyak gazebo. Dan, gazebonya banyak tempat duduk yang didesain kesan alami. Bagus untuk sesi foto,” kata Darliana.
Intinya kata Darliana, wisata religi dipadu dengan wisata biasa agar pengurus Majelis Taklim Wanita Madinatul Iman bisa puas dan mempunyai wawasan kaitan wisata daerah lain.
Hanya, apes dialami rombongan. Ketika baru menuju Tenggarong via jalur tol, kendaraan bus yang ditumpangi mogok karena kompresor mengalami gangguan teknis. Sehingga, pengurus ‘kocar-kacir’ harus keluar bus sambil menunggu perbaikan. Bus diganti lagi, tapi mogok kembali dan rombongan harus bersabar sampai bus pulih hingga mengantar ke Tenggarong
Kendati, kendaraan yang mogok di perjalanan itu bukan sesuatu yang diinginkan. Maklum, kalangan ibu-ibu, keluh-kesah bisa saja terjadi, sebab harus tertahan beberapa jam sampai ke Tenggarong dan otomatis jadwal pulangnya pun tak sesuai rundown yang ditetapkan. Yang pada akhirnya, harus bersabar. Kata urang Banjar: Sabar ai ibu-ibu, urang sabar disayang mama. Kada baik penyarikan. Bujur kada.(gt)