TINTAKALTIM.COM-H Alwi Alqadrie, legislator Partai Golkar Balikpapan sudah memiliki legitimasi secara dejure dan defacto pasca pelantikan Senin (26/8) di Dome. Termasuk, didaulatnya ia menjadi pimpinan sementara DPRD Balikpapan. Apa katanya? “Urusan rakyat, ayo kita berjuang bersama”.
Maksud Alwi, tetap memiliki skala prioritas dalam perjuangan. Sebab, itu bisa jadi mengemuka lewat reses dan musyawarah rencana pembangunan (musrenbang). Sehingga, ia pun bisa memiliki kewenangan untuk menentukan.

“Jujur masih banyak urusan masyarakat belum selesai. Kendati secara perlahan Pemkot Balikpapan sudah mengatasi seperti banjir, air bersih, kemacetan dan lainnya,” kata Alwi saat menggelar syukuran usai dilantiknya ia menjadi anggota DPRD Balikpapan periode 2024-2029
Alwi tak ingin bicara individu. Sebab, di DPRD itu kolektif-kolegial, tetapi ia yakini bahwa hal mendasar paling diperjuangkan adalah banjir, kemacetan, air bersih serta infrastruktur dan ekonomi. Hanya konsentrasinya masih pada pembentukan alat kelengkapan dewan (AKD) yang dianggap urgent.

“Tapi saya harus berkata jujur, kepemimpinan Pak Walikota H Rahmad Mas’ud dengan segala kekurangan dan kelebihannya, 2,5 tahun menunjukkan prestasi luar biasa. Kendati ada muncul pro-kontra, itulah demokrasi,” ujar Alwi.
Dijelaskan, infrastruktur mendasar adalah bagaimana membenahi banjir. Hal itu yang harus terus didorong selain juga kebutuhan fasilitas publik seperti air bersih. “Kami melihat Kota Balikpapan ini maju. Dan visi-misi Pemkot Balikpapan melalui walikotanya harus terus didukung. Seperti BPJS gratis kelas 3, seragam sekolah, pembangunan fasilitas pendidikan dan sejumlah subsidi yang menguntungkan rakyat,” urai Alwi Alqadri yang didampingi Ketua Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan H Soegianto SE.
Dalam konteks melihat Kota Balikpapan kata Alwi, tak bisa kekinian atau 5-10 tahun yang lalu. Sebab, terjadi tranformasi beragam hal. Bahkan, secara ekonomi di berbagai sektor mengalami kemajuan termasuk penyediaan akomodasi, makan dan minum (kuliner) secara berkelanjutan.

“Tren positif perekonomian Balikpapan inilah yang perlu terus dijaga dengan mengedepankan pertumbuhan sektor ekonomi pada jasa perdagangan dan industri. Karena, implikasinya luas bagi Kota Balikpapan,” ungkapnya.
Dalam perjalanannya, total APBD tahun 2024 setelah perubahan kata Alwi, sudah Rp4,5 triliun. Tentu, ini pun sudah diploting untuk kepentingan berbagai hal di Balikpapan baik infrastruktur dan lainnya. Sehingga, ketika nanti APBD yang baru akan banyak input dari anggota DPRD yang baru dilantik.
Dikatakan Alwi, jumlah penduduk Balikpapan ini memang sesuai data disdukcapil sekitar 700 ribuan lebih, tetapi fakta nyata lapangan sudah sekitar 1 juta lebih. Sehingga, kebutuhan air, kemacetan sering terjadi.
Ini kata Alwi, karena adanya sejumlah proyek strategis nasional (PSN) seperti Refinery Development Master Plan (RDMP) atau peningkatan Kilang Balikpapan dan adanya Ibu Kota Negara (IKN)
“Jadi mindset berpikir teman-teman DPRD Balikpapan itu juga harus berubah. Melihat kekinian, bukan flashback di masa lalu. Karena, kebutuhan berbagai fasilitas dan infrastruktur juga tinggi,” kata Alwi Alqadri yang terus menggenjot pendapatan asli daerah (PAD) Balikpapan di angka Rp1 triliun.
BANKEU
Dikatakan Alwi, mengaca pada kondisi APBD Balikpapan dan kepentingan rakyat yang disuarakan lewat musrenmbang baik kelurahan, kecamatan hingga kota, tentu tak mampu menopang semua. Sehingga, support anggaran itu harus didorong lewat bantuan keuangan (bankeu) Provinsi Kaltim.
“Kita punya 10 orang wakil DPRD Kaltim dari daerah pemilihan (dapil) Balikpapan, tentu ini harus ikut berjuang untuk kepentingan Balikpapan juga. Insya Allah jika sama-sama berjuang bisa dilakukan maksimal,” kata Alwi.

Bankeu itu kata Alwi, untuk menunjang dukungan anggaran kaitan banjir, infrastruktur mendasar seperti pengembangan jalan, semenisasi dan hal-hal yang punya korelasi dengan masyarakat
“Kalau ekonomi kita kan sudah baik. Apalagi sisi perhotelan, selama IKN saja terjadi full booked dan tingkat hunian tinggi. Saya justru berterimakasih dengan PHRI yang ikut memberi kontribusi peningkatan PAD Balikpapan,” kata Alwi yang juga menerima kehadiran Ketua PHRI Soegianto di acara syukurannya.
Alwi juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pendukungnya karena telah memberi kepercayaan dirinya hingga pelantikan. Hanya katanya, kerja belum selesai karena ada kerja-kerja ke depan lebih berat.
“Terimakasih timses saya. Tentu, namanya perjuangan itu tak pernah berhenti. Ayo terus bangun Kota Balikpapan dan berjuang. Karena, DPRD tak mungkin bisa bekerja sendiri tanpa dukungan seluruh elemen masyarakat,” ungkap Alwi.
CALENDAR EVENT
Sementara Soegianto berharap, DPRD terus mendukung bagaimana pertumbuhan ekonomi yang implikasinya pada bisnis akomodasi perhotelan. Event-event nasional dan internasional harus ‘ditarik’ ke Balikpapan sehingga implikasinya bagi bisnis perhotelan sangat besar.
“Kita akui bahwa IKN memberi implikasi bisnis hotel. Hanya ke depan setidaknya DPRD pun bisa mengambil peran dalam ikut mendukung adanya calendar event nasional dan internasional di Balikpapan yang bisa dikoordinasikan dengan Dinas Pariwisata. Karena, Balikpapan sudah menjadi tempat transit dan juga kota yang jadi tujuan utama masyarakat dari luar Balikpapan,” ungkap Soegianto yang juga pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Balikpapan ini.

Dikatakannya, sejauh ini DPRD Balikpapan sudah jadi mitra yang baik bagi keberlanjutan bisnis perhotelan. Sehingga, ke depan diharapkan mampu untuk dapat melakukan sinergi dan kolaborasi lebih maksimal
“Tentu konsep kerjasama yang mengarah pada Pentahelix atau kolaborasi ABCGM (Akademisi, Business, Community, Government dan Media) sangatlah penting untuk ikut memajukan kota Balikpapan,” kata Soegianto yang juga Direktur Operasional Platinum Hotel Group ini.

Bahkan tambahnya, di tahun 2025 mendatang, Kota Balikpapan juga akan menjadi tuan rumah kegiatan Smart City Forum yang menghadirkan bupati-walikota se-Indonesia. Tentu, semakin mempertegas bahwa Kota Balikpapan itu sudah menjadi kota Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE).
“Apalagi agenda IKN sering dilakukan di Balikpapan yang ke depan menjadi penyangga dan daerah aglomerasi (penggabungan) dengan daerah-daerah lain seperti Jabodetabek. Sehingga, harus menunjukkan identitas kota yang maju dan modern,” ujar Soegianto. (gt)