TINTAKALTIM.COM-Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XVIII Kaltim-Kaltara saat ini mulai berbenah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul dalam menyambut Ibu Kota Negara (IKN).
Proses peningkatan SDM yang sasarannya meningkatkan kualitas angkutan darat sehingga keamanan transportasi bisa terjamin khususnya di Kaltim-Kaltara ini, dilakukan lewat pelatihan capacity building atau peningkatan kemampuan sehingga memiliki skill maksimal.
“Pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kaltim sudah ditetapkan, sehingga BPTD wilayah XVII harus menata transportasi darat yang dibutuhkan kelak. Itu dapat terjadi lewat penyiapan SDM unggul,” kata Kepala BPTD Wilayah XVII Kaltim-Kaltara Felix Iryantomo kepada Tintakaltim.Com menjelaskan pelatihan itu.
Tak tanggung-tanggung, Felix menggandeng konsultan terpercaya yang skill di bidang peningkatan SDM yakni ExellencIA (Exellence Indonesia). Acara digelar di Hotel Harris Samarinda, 27-29 September 2019 dengan tema The Power of Colloboration.
Tujuan acara ini fokus melakukan engagement capacity building yang menekankan pada sikap mental positif dan memotivasi diri seluruh pegawai di lingkup BPTD XVII yang menselaraskan dengan 5 citra manusia perhubungan yang menekankan pada taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, tanggap, tangguh, terampil dan punya tanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan jasa perhubungan.
Acara yang dikemas serius tapi santai serta disisipi games edukatif itu lebih memberikan pengetahuan dan menggugah secara individu maupun institusi untuk berkoordinasi, mencari solusi dan bekerja dalam bingkai super team dan dipandu 3 orang fasilitator berpengalaman yakni Puspita Zorawar, Widodo dan Helmi Wandara.
“Suka tidak suka atau mau tidak mau, IKN sudah ditetapkan. Kerja BPTD Wilayah XVII harus gerak cepat mempersiapkan kaitan SDM unggul. Seluruh pegawai harus memiliki kemampuan dalam problem solving, sehingga proses kerja sektor perhubungan darat dapat maksimal,” kata Felix.
Peserta dalam pelatihan itu, lebih banyak mendapat pengetahuan tentang bagaimana bekerja secara kolaborasi. Karena, kolaborasi adalah pola kerja modern yang menitikberatkan pada pola superteam dengan melibatkan multi-stakeholders.
Bukan itu saja, tiga fasilitator juga ‘menginjeksi pola pikir’ peserta dengan mengarah pada bagaimana melakukan tindakan benar dan mencoba untuk lebih baik serta responsif dalam mencarikan berbagai solusi permasalahan transportadi darat. Jadi mereka menjadi manusia yang kapasitasnya teruji. “Jadi istilah saya SDM unggul itu adalah pada tataran manusia yang lebih baik (better people), organisasi atau institusinya lebih baik (better organization) dan menjadi bangsa yang lebih baik (better nation),” jelas Felix yang sangat enerjik untuk mengubah paradigma berpikir seluruh pegawai BPTD XVII ini.
Dalam kaitan engagement capacity building, Felix menyebut arahnya untuk meningkatkan motivasi kerja dan upaya meraih prestasi. Juga meningkatkan kemampuan kerjasama dalam suatu tim kerja dengan sasaran meningkatkan pelayanan prima kepada publik. “Sektor yang paling dominan ya meningkatkan kontribusi SDM, karena organisasi perhubungan darat sudah berjalan dengan sistem yang sudah ada. Apalagi SDM unggul itu program pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi,” ungkap Felix.
The Power of Collaboration menjadi tema sentral karena, kekuatan kolaborasi itu ada pada sektor tranportasi darat. Karena dengan ditetapkannya Kaltim menjadi IKN, tanggung jawab akan bertambah dengan merealisasikan konektivitas transportasi darat dengan proses pembenahan fasilitas.
“Kolaborasi itu tidak di internal BPTD saja, tetapi dengan eksternal. Karena kerja sektor perhubungan harus juga dengan kalangan lain seperti kepolisian, dinas PU, Jasa Raharja, Dishub yang dinamikanya tentu berbeda dan keberadaan BPTD. Selain itu dapat menjadi mitra daerah dalam peningkatan kualitas transportasi,” tambah Felix. (git)