TINTAKALTIM.COM-Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Manuntung Sukses (MS) Pemkot Balikpapan kini ikut menjaga harga di pasaran stabil. Ini strategi yang ditetapkan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) lewat konsep 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi dan Komunikasi Efektif) dengan membuka 2 kios atau toko penyeimbang.
“Kios atau toko penyeimbang yang dikelola Perumda MS ini langkah sinergi dan kolaborasi kita termasuk dengan Bank Indonesia (BI) serta lainnya. Salahsatunya tetap menjaga Indeks Harga Konsumen (IHK) di Balikpapan terjaga,” kata Ketua Panitia Grand Opening dan Peresmian Kios Penyeimbang di Pasar Klandasan dan Pandansari, Salman Al-Farisi, Jumat (25/10).
Kios itu diresmikan Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik yang diberi nama Kios Gerakan Stabilisasi Inflasi Terkendali (Gesit) yang dihadiri Pjs Walikota Balikpapan Ahmad Muzzakir, Kepala Dinas PPK-UKM Heni Purwaningsih, Kepala Biro Perekonomian Iwan Darmawan, Kepala Dinas Perdagangan Balikpapan Haemusri, Dirut PT Kaltim Melati Bhakti Satya Aji Muhammad Abdiharta, Dirut Perumda MS Andi Sangkuru dan jajaran direksinya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Robi Ariadi, para distributor bapok, ritel modern, pedagang, perwakilan asosiasi serta jajaran forkopimda dan lainnya.
Disebutkan Salman, jajaran direksi Perumda MS dipimpin Dirut Andi Sangkuru berkomitmen untuk terus menjaga pengendalian inflasi daerah sekaligus melakukan netralisasi kebutuhan pangan. Karena, kios penyeimbang itu untuk melihat agar harga tidak melambung karena ketersediaan pasokan distribusi barang atau komoditinya.
“Yang sering terjadi secara ekonomi itu supply dan demand. Tentu, jika demand tinggi lalu supply terbatas akan berpengaruh pada harga. Ini juga implikasinya pada inflasi di Balikpapan,” kata Salman Farisi
Dikatakan Salman, kios penyeimbang Perumda MS tentu mematok Harga Eceran Tertinggi (HET), sementara lainnya mungkin saja ada harga angkut dan ongkos sehingga berbeda harga di pasaran.
“Ini mengendalikan kebutuhan pangan dan harganya. Sebab, kebutuhan sembako di Balikpapan hampir mayoritas dipasok dari luar daerah,” kata Salman
PEMPROV DUKUNG
Sementara itu Pemprov Kaltim melalui Pj Gubernur Kaltim Dr Drs Akmal Malik MSi sangat mendukung dibukanya toko penyeimbang yang dikelola Perumda Manuntung Sukses (MS), karena sebagai wujud nyata dan komitmen dari Pemkot Balikpapan dalam mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas pasokan serta harga kebutuhan pokok.
Menurut Akmal, hadirnya toko penyeimbang jadi sebuah langkah strategis dan mendukung kebijkan Pemprov Kaltim dalam menekan inflasi.
“Toko penyeimbang di Klandasan dan Pandansari salahsatunya juga mendukung para petani lokal dengan membeli hasil pertanian mereka dengan harga yang adil, juga memastikan mereka mendapat keuntungan yang layak,” kata Akmal
Paling penting, keberadaan toko penyeimbang Manuntung yang bernama Gesit tak menjadi pesaing para pedagang yang sudah ada. “Bukan saingan, pemerintah hadir melalui Perumda MS untuk memberi edukasi ke masyarakat tentang harga-harga di pasaran secara benar,” katanya.
Tetapi pinta Akmal, toko penyeimbang Manuntung harus bersinergi dengan mekanisme early waring system (EWS) inflasi Kaltim. Karena, sistem ini merupakan inovasi dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Masyarakat tak perlu khawatir dengan fluktuasi harga kebutuhan pokok, terutama di saat-saat yang rentan terhadap kenaikan seperti menjelang hari besar keagamaan,” kata Akmal.
Toko penyeimbang yang dikelola Perumda MS kata Akmal, bisa dijadikan peluang bagi pemasok barang lokal seperti petani lokal yang menjadi bagian dari rantai pasok sembako.
Tetapi kata Akmal, seluruh pelaku perdagangan tidak mengambil untung yang banyak. Apalagi melakukan penimbunan barang, karena dapat merusak mekanisme dan harga di pasar.
“Saya ingatkan kepada pelaku usaha untuk memperhatikan Pasal 107 UU Nomor 7 Tahun 2014 tentang perdagangan. Ada ancaman penjara maksimal 5 tahun dan denda maksimal Rp50 miliar jika melanggar karena menimbun barang tadi,” ingat Akmal.
Sementara itu Pj Walikota Balikpapan Ahmad Muzakkir ST MSi menegaskan, bahwa toko penyeimbang yang jadi program Dinas Perdagangan Balikpapan mendapat dukungan penuh Perumda MS. Karena, ini juga sekaligus menjadi pasar pantau.
“Yang mengelola Perumda MS tetapi pasokan barangnya melalui fasiltas kerjasama antardaerah khususnya pada produk pertanian seperti beras, cabe dan bawang,” jelas Ahmad Muzakkir.
Hal paling penting kata Muzakkir, dua toko penyeimbang di Balikpapan dapat mengintervensi pasar agar harga kebutuhan barang pokok tetap terjangkau dijual sesuai dengan HET. “Terimakasih kepada Perumda MS dan Dinas Perdagangan yang berkolaborasi menyediakan toko penyeimbang ini,” ujar Muzakkir. (gt)