TINTAKALTIM-COM-Ditlantas Polda Kaltara tak henti-hentinya membangun sinergi dan kolaborasi dengan multi-stakeholders untuk mengurangi fatalitas kecelakaan di jalan raya. Di bawah kepemimpinan Dirlantas Kombes Pol Noviar SIK, telah mendorong mahasiswa dan kampus untuk dapat dijadikan model tertib berlalu-lintas.
Itu diwujudkan lewat acara debat antar-mahasiswa Universitas Borneo Tarakan (UBT) membahas tema 7 pelanggaran lalu-lintas yang selalu dilanggar masyarakat di Indonesia. Antusias mahasiswa luar biasa, hingga debat menampilkan 10 kelompok atau regu dan berjalan sangat produktif serta solutif.
“Tugas menertibkan dan mengamankan lalu-lintas itu bukan tugas polisi saja. Semua pihak termasuk mahasiswa menjadi bagian untuk sama-sama memberi kontribusi,” kata Wakil Direktur Lalu-Lintas (Wadirlantas) Polda Kaltara AKBP Budi Rachmat mewakili Dirlantas Kombes Pol Noviar SIK saat membuka acara debat di kampus UBT yang dikemas dalam acara Police Goes to Campus, Jumat (8/11).
Sebelum acara debat, digelar acara yang menghadirkan orangtua dan mahasiswa serta undangan lainnya. Hadir pula Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan, kerjasama dan perencanaan DR M Djaya Bakri ST MT mewakili rektor, para dekan, dosen dan lainnya. Juga edukasi safety riding oleh Direktur PT Bima Nusantara yang juga pakar transportasi Amri Muharram, penampilan polisi cilik dan Patroli Keamanan Sekolah (PKS).
Kegiatan Police Goes to Campus kata wadirlantas, acara yang bersifat edukatif. Sehingga, mahasiswa mengetahui bagaimana tugas pokok dari Ditlantas Polda Kaltara dan Satlantas Polres di wilayah Kaltara. Sebab, fatalitas kecelakaan secara data yang paling besar adalah usia produktif dan itu masuk usia kalangan mahasiswa serta pelajar. “Sehingga, kita masuk kampus. Nanti setelah mengetahui apa itu tertib lalu-lintas, mahasiswa bersama kepolisian bekerjasama. Itulah tujuan acara digelar,” ujar wadirlantas.
KAMPUS PELOPOR
Sementara itu, Wakil Rektor III DR Djaya Bakri ST MT berharap, ke depan kampus UBT jadi kampus pelopor. Sehingga, tidak ada alasan lagi mahasiswa melanggar lalu-lintas di dalam kampus maupun luar kampus. “Kita memang ada rambu, tetapi minim. Hanya yang masih dilanggar adalah menyangkut speed atau kecepatan. Ini juga perlu kesadaran mahasiswa,” pinta Djaya Bakri yang menamatkan doktornya di bidang transportasi ini.
Ia menyebut, program Police Goes to Campus selaras dengan program internal UBT dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi. “UBT akan selalu jadi pionir. Pak Rektor (Prof DR Drs Adri Patron MSi) berupaya mahasiswa ikut aktif dalam ragam kegiatan termasuk menertibkan lalu-lintas,” ujar Djaya Bakri.
Ditambahkannya, ke depan Ditlantas Polda Kaltara dan UBT harus bekerjasama bagaimana mengemas event ataupun acara yang bersifat edukatif, sekaligus juga mendorong mahasiswa dan kampusnya jadi pelopor keselamatan lalu-lintas. “Karaktertik Kota Tarakan dan di Kaltara berbeda dengan daerah lainnya. Tapi, kami bersyukur Polres Tarakan dapat penghargaan nomor II nasional bidang lalu-lintas atau Integrated Road Safety Management System (IRSMS),” ujar Djaya Bakri.
DEBAT SERU 10 REGU
Dalam event itu, yang seru adalah penampilan 10 regu atau kelompok debat yakni Fakultas Pertanian, Fakultas Hukum, Fakultas Perikanan, Fakultas Teknik, Fakultas F-KIP dan Fakultas Ekonomi serta Fakultas Kesehatan. Mereka masing-masing membawakan tema 7 pelanggaran lalu-lintas yakni tidak menggunakan helm SNI, berkendara dalam pengaruh minuman keras dan narkoba, melanggar rambu lalu-lintas, mengemudi kendaraan di bawah umur, melaju dalam kecepatan tinggi (speed), tidak menggunakan safety belt dan berkendara menggunakan handphone atau smartphone.
Dalam debat itu, seluruh kelompok tampil menarik dan mengedepankan intelektualitas serta produktif. Bagaimana masing-masing mencari solusi bahkan diselingi yel-yel yang kreatif. “Kita jangan hanya bisa menyalahkan saja, sebagai mahasiswa bagaimaan memberi kontribusi ikut mengurangi kecelakaan di jalan raya,” ujar salah satu jubir debat.
Yang seru adalah kaitan bagaimana membedah undang-undang dan regulasi lainnya. Juga bagaimana langkah-langkah aktif Polres Tarakan dan Ditlantas Polda Kaltara. “Perlu ada patroli dan law enforcement atau penegakan hukum tegas. Sebab, infrastruktur di sejumlah jalan Tarakan masih kurang, dikhawatirkan ada begal,” ujar kelompok lainnya.
Hanya debat itu bersifat equal atau berimbang. Saran dan kritik kelompok debat yang disertai solusi, justru diapresiasi Wakil Rektor III Djaya Bakri. “Ekspektasi saya anak-anak tampil biasa, ternyata luar biasa. Mereka semua memahami regulasi dan dapat mencarikan solusi. Hebat dan saya terkejut saja. Ini debat sangat berkualitas dan berbobot,” ujar Djaya Bakri.
Sementara itu, Kasatlantas Polres Tarakan Rofieq menegaskan, jika patroli itu sudah jadi agenda rutin. Sehingga, mahasiswa tidak perlu khawatir. Bahkan, polisi lalu-lintas akan selalu sinergi dengan mahasiswa. “Kita selalu persuasif kok. Kalau razia ya tentu melihatnya secara proporsional. Nggak perlu takut ditilang, kecuali melakukan pelanggaran berat. Hanya, patuhi aturan lalu-lintas saat di jalan raya,” pinta Rofieq.
Selain doorprize, panitia juga memilih juara dalam debat yakni Fakultas FKIP (juara I), Fakultas Pertanian (juara II) dan Fakultas Kesehatan (juara III) dan mereka mendapat sertifikat juga uang pembinaan. (git)