TINTAKALTIM.COM-Rahmad Mas’ud (RM) tiap tahun berkurban. Itu dilakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah. Selain, mencontoh Rasulullah yang tiap tahun juga berkurban, Di Idul Adha 1441 tahun ini, Wakil Walikota Balikpapan ini menyalurkan sekitar 120 hewan kurban berupa sapi.
Kelapangan rezeki yang diberikan Allah kepada RM, diimplementasikan bentuk kurban. “Empati sosial yang tinggi terhadap orang lain sudah jadi ‘trade mark’ RM. Makanya, jangan heran kalau ratusan ekor sapi selalu dikurbankan,” kata Ketua Yayasan Rahmad Mas’ud Centre (RMC), H Junaidi didampingi sekretarisnya Idham.
RMC merupakan lembaga sosial yang didirikan Rahmad. Dan sejauh ini selalu berbuat untuk kepentingan masyarakat yang memerlukan. Programnya, pendidikan, ekonomi dan lainnya. Ratusan hewan kurban tahun ini pun, didistribusikan atas kerjasama RMC.
Ketajaman hati, pikiran dan perasaan sosial RM selalu muncul setiap Idul Adha. Dan ada kebahagiaan keluarga jika kurban itu dapat dinikmati bersama masyarakat di Kota Balikpapan ini. “Jadi kurban itu bentuk kepedulian yang muncul dari kesadaran RM. Bukan malah mengorbankan orang lain,” ujar Junaidi.
CEGAH COVID-19 SALAT DI RUMAH
Di saat salat Idul Adha di rumah jabatan Wawali, Rahmad Mas’ud juga mengingatkan pentingnya berkurban dan mencegah covid-19. Karena, jumlah positif terus bertambah.
Rahmad awalnya bersama keluarga ingin salat Idul Adha bersama-sama warga lainnya di masjid. Hanya, karena keluarga sedang kumpul semua, maka dipastikan akan ikut. Dikhawatirkan, jika bertemu warga bakal berbaur dan sulit menerapkan protokol kesehatan. Karena, diyakini banyak warga yang ingin bersalaman dan itu tak terhindarkan. “Bukan tak ingin bersalaman. Tapi, menjaga jarak itu penting,” ujar Rahmad.
Sehingga, dirinya dan istri serta anak-anak sepakat salat Idul Adha di rumah. Dan itulah waktu Wawali bersama anak-anak sebelum mereka kembali mondok di sejumlah pesantren di Indonesia.
Dalam sambutannya, Rahmad mengingatkan agar warga Balikpapan selalu mencegah covid-19. Protokol kesehatan dari pemerintah, harus diindahkan. “Masker sudah jadi wajib untuk dipakai saat kemana saja. Saya imbau juga jangan lupa selalu mencuci tangan menggunakan sabun serta jaga jarak (physical distancing),” pinta Rahmad Mas’ud.
Ia juga berpesan, bahwa kurban yang dilakukannya bersama keluarga sebagai wujud berbagi dengan orang lain dan bentuk taqarub (mendekatkan diri) kepada Allah. “Ini dimensi sosialnya ada. Apalagi di saat pandemi covid-19,” ujar Rahmad.
Kurban juga landasannya kata Rahmad, bergotong-royong untuk menuju kebaikan. “Insya Allah, di tahun-tahun mendatang kurban keluarga RM ini akan terus dilakukan,” ujar Rahmad.
KELUARGA IBRAHIM
Sementara itu, dalam salat Idul Adha, khatib H Mustaqim Lc MM mengurai perjalanan Nabi Ibrahim dan Siti Hajar yang meletakkan anaknya hidup di lembah tandus yang tak ada tanaman di di dekat baitullah.
“Ini wujud teladan yang patut diikuti orang tua ketika hendak menempatkan anak-anaknya di suatu tempat seperti pesantren dan lainnya,” kata Mustaqim.
Ustaz Mustaqim menyebut, ada tarbiyah atau pendidikan dalam keluarga Nabi Ibrahim. Yakni pendidikan keyakinan (tauhid). Kesuksesan dalam mendidik dan menanamkan nilai-nilai rubbubiyah kepada Nabi Ismail adalah salah satu kunci tercapainya pembentukan pribadi muslim.
“Pendikan keyakinan, Ibrahim dan Siti Hajar, menempatkan Ismail di tempat yang tandus. Tak ada air. Tapi, dia yakin rezeki Allah dan pertolongan akan datang,” urai Ustaz Mustaqim yang juga Pengasuh Sekolah Pendidikan Islam Bani Mas’ud ini.
Mustaqim juga menjelaskan, adanya sikap ikhlas dalam diri Ismail mempersilakan bapaknya untuk menyembelihnya, yang dijawab dengan menjalankan perintah Allah dalam mimpi, maka akan masuk dalam orang-orang yang sabar.
“Ismail cerdas, ikhlas, mau berkurban itu buah dari proses tarbiyah ibunya. Semua sifat-sifat terpuji yang dimiliki Ismail tidak lepas dari peran ibunya Siti Hajar yang telah mendidiknya. Padahal saat itu ditinggal sang ayah di gurun sahara yang tandus,” jelas Mustaqim.
Keluarga Nabi Ibrahim-Siti Hajar kata Mustaqim, merupakan keluarga yang memiliki akidah yang lurus (salimul aqidah). “Kesabaran seorang ibu mendidik anak-anaknya adalah kunci kesuksesan anak kelak. Makanya taatlah kepada Allah, taat kepada Rasulullah dan taat kepada pemimpin. Itu cermin akhlak yang baik,” pungkas Mustaqim yang sekaligus menjadi imam salat Idul Adha di rumah jabatan Wawali H Rahmad Mas’ud, Jumat (31/07/2020).
Rahmad dan istri serta keluarga juga mengucapkan selamat hari raya Idul Adha kepada seluruh warga Kota Balikpapan yang merayakannya, mohon maaf lahir dan batin serta jaga terus kondusivitas kota.
Dijadwalkan, Minggu (2/8/2020) keluarga Rahmad Mas’ud akan memotong kurban sapi sebanyak 8 ekor di kediaman. Dan kurban itu akan dibagi-bagi ke tetangga dan mereka para mustahik yang berhak menerimanya. (git)