TINTAKALTIM.COM-Kelompok Kerja dan Kader Partai Golkar (Pokkar) keberadaannya sangat strategis. Mereka berada di lini depan tingkat Rukun Tetangga (RT), sehingga kerja-kerjanya sangat penting. Karena, partai menitipkan harapan atau asa terhadap kader-kader militan ini.
Demikian disampaikan Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Golkar Balikpapan H Damanhuri saat memberikan materi untuk Pokkar bertema Penguatan Strategi Pokkar dan Kerja pada Basis Lingkungan RT di Sekretariat Partai Golkar kawasan ‘Slipi Markoni’, Kamis (12/11/2020) tadi malam.
Dipandu moderator Wakil Ketua Bidang Komunikasi, Media dan Penggalangan Opini H Sugito SH, tampil juga menjadi pembicara Bendahara Drs H Ahmad Mallolongan yang membawakan materi Pokkar Meraih Suara Besar dengan Konsep 4S (Sekasur, Sedapur, Sesumur dan Sedulur).
Damanhuri yang dikenal sangat memiliki kapasitas sebagai instruktur dan pemberi materi lokal dan nasional ini, juga sebagai deklarator pembentukan Asosiasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) nasional dan sekarang masih memimpin asosiasi LPM di Balikpapan mengatakan, Pokkar harus memiliki bekal untuk ‘perang’ di 9 Desember 2020. Ia tak mengetahui bagaimana strategi itu dilakukan, hanya memberi kisi-kisi bagaimana meraih suara sebanyak-banyaknya.
“Yang mengetahui kondisi di lapangan atau lingkungan bapak-ibu sekalian. Sehingga, proses pemetaan dari Pokkar yang mengetahuinya,” ujar Damanhuri.
Meraih suara dan kerja di lapangan dalam konteks mendukung Rahmad-Thohari, banyak cara dilakukan. Misalnya lewat mesin partai, relawan. “Pokkar punya cara sendiri. Karena, masing-masing RT ada 2 orang bertugas. Hanya untuk meraih suara besar, tentu strateginya harus melakukan rekrutmen Pokkar lainnya agar kerja-kerja meraih suara besar terasa ringan,” ujar Damanhuri.
‘Jabatan’ Pokkar menurut Damanhuri, tidak dapat dianggap remeh karena juga menjadi ‘kolektor’ peraih suara dan ikut membuat sukses kontestasi Pilkada 2020. “Harapannya bukan sekadar menang. Tetapi, bagaimana masyarakat ikut terlibat sebanyak-banyaknya. Jadi persentase peraihan suara juga tinggi,” ujarnya.
Lalu Damanhuri membuat simulasi bagaimana Pokkar mampu bekerja memetakan suara. Ia mencoba berinteraksi dengan peserta. Dua peserta masing-masing Rahma dan Win Narno memberikan input bagaimana menang dan meraih suara besar di lingungannya.
“Kalau meraih suara 200 dan 300 di TPS, tidak hanya bisa dilakukan 2 orang. Maka, jalan paling ideal melakukan atau mengajak atau menambah Pokkar lainnya bekerja. Sehingga, terasa ringan dan bicaranya pada skup RT di mana Pokkar tinggal,” ungkap Damanhuri teknis tetapi lebih memberi cara bagaimana Pokkar mengukuhkan suara besar.
Damanhuri yang tampil lewat joke-joke segar, ternyata mampu ‘menghipnotis’ peserta sekaligus belajar bagaimana memperoleh suara di ‘kandangnya’ RT masing-masing. “Bapak-ibu siap memenangkan Rahmad-Thohari. Berapa persen,” tanya Damanhuri. Justru peserta berteriak kompak 90 persen.
Mendengar itu, Damanhuri lalu menjawab dengan logat Banjar. “Kalau nang kaya itu, tuntung sudah. Rahmad walikota. Bujur kada (kalau seperti itu, selesai sudah. Rahmad jadi walikota. Benar tidak),” ujarnya sambil berkelakar.
INTERAKSI DAN SAKSI
Sementara itu, Ahmad Mallolongan yang tampil santai tetapi lebih tajam pada pendalaman kader meraup suara banyak mengatakan, setiap kader Partai Golkar sebenarnya adalah saksi. Harus mampu mengamankan di TPS masing-masing.
“Komitmen menjadi saksi penting. Hanya lebih penting adalah bagaimana memenangkan Rahmad-Thohari saat 9 Desember 2020 mendatang,” ujarnya.
Mengawal kemenangan di pilkada serentak 9 Desember 2020 menurut Ahmad, harus bersama-sama dan solid. Diibaratkan Rahmad Mas’ud, Ketua DPD Partai Golkar adalah figur yang memiliki kelebihan untuk ‘dijual’. Sehingga, setiap orang masuk TPS dipastikan mencoblos tanda gambar.
“Tapi, setiap 1 suara itu harus dikawal saksi termasuk Pokkar yang bertugas dan hasilnya harus maksimal,” ujar Ahmad.
Interaksi Pokkar diperlukan. Sehingga, untuk mendapatkan jalan bisa lebih mudah. Ia mencontohkan, ke depan Pokkar akan menjadi kader partai yang juga diperhatikan.
“Bapak dan ibu, jika ada persoalan kaitan Pokkar, dapat berinteraksi dengan saya. Sebab, nanti kita sama-sama mencari solusi,” pinta Ahmad, sambil membagikan nomor ponsel untuk jalur komunikasi.
Pilkada di Balikpapan kata Ahmad, bagi Pokkar sangat penting. Makanya, untuk mendapatkan suara harus menggunakan sistem Sekasur, Sedapur, Sesumur dan Sedulur (4S).
“Ini program lama. Tapi, efektif untuk meraup suara,” ungkap Ahmad Mallolongan yang dikenal mantan aktivits mahasiswa di Jogja ini.
Dengan sistem 4S, Pokkar siap bergerak di lingkungan terdekatnya. Yang punya istri, tentu mengajak suaminya memilih Rahmad-Thohari dan sebaliknya.
Setelah itu sukses, Pokkar mengajak sanak dan familinya ikut memilih dengan konsep sedapur. “Ya anak dan family yang sudah punya hak pilih disampaikan. Eh program dan visi-misi Rahmad-Thohari bagus untuk Balikpapan. Jadi, sama-sama memilih dan mencoblos yang sama,” ujarnya.
Dan, yang paling memungkinkan untuk mendapatkan suara besar, Pokkar di tetangganya juga mengajak agar memilih Rahmad-Thohari. “Basis Pokkar itu di RT, tetangga kan banyak. Ada sekitar 50-75 kepala keluarga (KK) bahkan ada yang 100 KK. Itu saja coba dirangkul pada 9 Desember 2020 memilih Rahmad-Thohari,” ungkap Ahmad yang menambahkan, setelah itu ‘satu RT’ atau sedulur memilih pasangan calon.
“Percaya bapak-ibu, Rahmad menjadi walikota, Insya Allah Balikpapan lebih baik. Saya orang dekat yang tahu sekali bagaimana Rahmad ingin menjadi walikota bukan mencari penghidupan tetapi demi program yang pro-rakyat,” pungkas Ahmad. (git)