TINTAKALTIM.COM-Balikpapan kota majemuk. Ibarat Bhineka Tunggal Ika. Sehingga, jika sudah berada di kota yang mottonya Bersih, Indah, Aman dan Nyaman (Beriman) harus ikut menjalankan motto atau tagline (semboyan) tersebut. Termasuk warga asal Blora Jawa Tengah.
“Kita harus gotong-royong dengan warga asal mana saja untuk membangun Kota Balikpapan. Ibarat peribahasa Di Mana Bumi Dipijak, Di Situ Langit Dinjunjung yang secara harfiah bermakna seseorang sudah sepatutnya mengikuti atau menghormati adat-istiadat yang berlaku di tempat tinggalnya,” kata Ketua Paguyuban Tiang Blora-Satu Tujuan (PATRA-17) Maryoto saat memperingati HUT ke-273 Kabupaten Blora di Gedung Pramuka kawasan Gunung Pasir, Balikpapan.

Paguyuban Blora di Balikpapan, memberi makna angka 17 lebih simbolik. Selain ‘angka keramat’ karena juga tepat hari kelahiran Indonesia, angka itu dimaknai sebagai akronim atau singkatan ‘Satu-Tujuan’. Sehingga, di mana pun warga Blora berada harus punya visi satu tujuan dengan kota yang ditinggalinya.

Perayaan HUT Kabupaten Blora yang jatuh pada 11 Desember 2022 di Balikpapan dilakukan sangat meriah oleh PATRA-17. Organisasi ini baru didirikan 5 bulan tetapi mendapat apresiasi warga Blora untuk bergabung yang kini sudah mencapai 120 orang dari berbagai lapisan masyarakat.

“Ultah Kabupaten Blora juga kami jadikan momentum membangun persatuan-kesatuan. Juga mengingatkan agar warga Blora di Balikpapan harus mendukung program-program Pemkot Balikpapan yang sesuai visi-misi Walikota H Rahmad Mas’ud SE ME,” ujar Maryoto.
Dikatakan Maryoto, Ultah ke-273 Kabupaten Blora mengusung tema Sesarengan Membangun Blora Berkelanjutan. Hanya di Balikpapan saat PATRA-17 merayakan ultah itu, mengusung makna logo Blora yakni Cacana Jaya Kerta Bhumi Semoga Semakin Jaya Makmur.

“Doa kami ucapkan selamat ultah Kabupaten Blora ke-273 semoga semakin maju dan warganya makmur. Dan untuk warga Blora di Balikpapan semoga terus sejahtera, jaya dan makmur serta selalu menjaga kerukunan antarwarga dari paguyuban mana saja,” ujar Maryoto.
SINERGI
Dalam memeriahkan acara Ultah HUT Blora itu, Maryoto sinergi dengan paguyuban dan komunitas lainnya. Kesenian khas Blora dan dari daerah lain tampil membuat suasana semakin penuh kekeluargaan. Dari komunitas perantau Blora (Kopra) pun tampil lewat aksi barongan Blora.

Acara HUT Blora di Balikpapan itu juga makin memberi makna persaudaraan karena Paguyuban Ikawangi (Banyuwangi), Trenggalek ditambah PATRA-17 berkolaborasi sehingga alunan gamelan membuat suasana makin asyik dinikmati.
“Ada juga penampilan sinden Mbak Febri. Dia juga anggota PATRA-17 didukung campursari Kartika Buana. Termasuk juga undangan dari ketua-ketua paguyuban, Pemkot Balikpapan serta warga dari Bojonegoro, Batak, Purworejo. Mereka semua berbaur dan memberi isyarat layaknya bahwa Kota Balikpapan itu ‘Indonesia Mini’,” urai Maryoto.

Bukan itu saja, dalam acara itu ada pula disediakan jajanan khas Blora seperti pasung, dumbek, tape dan lainnya. Selain deretan tumpeng yang menghiasi suasana acara.

Dalam keterangan lainnya, Maryoto mengimbau kepada warga Blora di Balikpapan untuk terus bahu-membahu membangun kota. Apalagi, Kaltim sudah ditetapkan jadi Ibu Kota Nusantara (IKN). Sehingga, warga Blora harus ikut mendukungnya.
“Selama tinggal di Balikpapan, PATRA-17 ayo berbuat dan memberi kontribusi maksimal. Bidang apa saja, pendidikan, sosial, agama bahkan kesenian. Jika belum bisa berbuat yang baik, minimal jangan membuat image Paguyuban Blora rusak. Sebab, Kota Balikpapan sangat hetrogen dan menjadi kota yang nyaman dihuni,” pungkas Maryoto yang juga menandai peringatan HUT Kabupaten Blora itu dengan pemotongan tumpeng. (gt)