TINTAKALTIM.COM-Allah menciptakan setan dan jin dalam kehidupan. Terkadang keberadaannya bisa menggangu manusia. Agar suasana tenang dan bersih, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Balikpapan H Habib Muhdar Abubakar Alqadri memimpin pembacaan doa mengusir jin dan setan di sekretariat MUI.
Sekretariat itu lama tak difungsikan, sehingga bisa saja jadi ‘rumah’ mahluk jahat tak kasat mata dan terkadang mahluk halus yang tinggal tak senang jika tempatnya didatangi manusia. Sehingga, jajaran pengurus MUI melakukan pembacaan doa dan yasinan.

“Kita hanya minta kepada Allah, agar gedung MUI ini tak ada gangguan mahluk halus. Tujuan kita agar kerja tenang dan punya program bermanfaat untuk umat,” kata Habib Muhdar saat memimpin doa di sekretariat MUI, Jumat (12/11/2021).
Dalam Alquran Surat An-Nas, Allah menerangkan bahwa Qul a’uzu birabbin-nass (Aku berlindung kepada Allah yang memelihara dan menguasai manusia). Dari kejahatan bisikan syaitan yang bersembunyi dan membisikkan kejahatan. “Jelas, jin dan setan ada yang jahat. Sehingga, kita semua minta ampun dan berdoa kepada Allah sekaligus mengusir mereka,” kata Habib Mahdar.
AIR RUKIAH
Habib Mahdar datang bersama istri didampingi Sekretaris Umum KH Musleh Umar dan jajaran pengurus seperti Bendahara Ustaz Syaidullah, Habib Agil Alqadri, Ustaz Asep, Ustaz Mustain dan lainnya, menyiapkan juga air yang sudah dibacakan ayat-ayat Alquran dan doa. “Air itu nanti disiramkan di tempat-tempat yang diyakini ada ‘penunggunya’. Insya Allah atas izin Allah semua bersih,” kata Habib Mahdar.

Suasana pembacaan doa dirangkai dengan yasinan dan tahlilan sehingga semakin ramai. Sudut-sudut ruang di MUI dipenuhi undangan termasuk santri-santri dari beberapa pondok pesantren (ponpes).
KH Musleh Umar membuka dengan pengantar Surah Al-Fatihah dilanjut dengan pembacaan Surat Yasin bersama-sama 83 ayat. Dilanjut surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq, Surat An-Nas, awal Surat Al-Baqarah, Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah ayat 255), istighfar dan tahlil yang dilakukan sebanyak 33 kali, selawat Nabi dan doa lainnya.

“Semoga pengurus MUI sehat dan dapat menjalankan amanah umat sebaik-baiknya. Dan gedung MUI ini bebas dari gangguan jin dan setan yang jahat,” ungkapnya.
Ustaz Asep juga memimpin doa. Diikuti oleh seluruh pengurus yang hadir. Dan bagi KH Musleh Umar, kekompakan dan ketenangan dalam bekerja di gedung MUI merupakan hal utama.

“Nanti kita semua bersama ketua MUI akan melakukan rapat kerja (raker), sehingga program untuk umat bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan komisi-komisi yang ada,” ujarnya.

Secara bergantian doa-doa terus dipanjatkan. Kehadiran Habib Agil Abubakar Alqadri yang juga pimpinan Ponpes Nurul Khairat Lil-Muhibbin Balikpapan membuat suasana doa makin khusuk. Seluruh pengurus MUI dan staf sekretriat saling mengaminkan. Habib Agil juga membawa dua anaknya Farid Alqadri dan Muhammad Sultan Alqadri yang juga ikut memimpin doa
KHAS YASINAN
Kaitan Yasinan seharusnya dilakukan Kamis malam yang merupakan kegiatan rutin di masjid-masjid dan pondok pesantren. Tetapi karena kesibukan pengurus MUI, dilakukan Jumat malam.

“Pelaksanaan tahlil dan yasinan merupakan kearifan lokal yang harus dipelihara, dijaga dan dilaksanakan untuk kemanfaatan dan kebaikan. Ya kita ikhtiar kepada Allah untuk diri sendiri dan keluarga sekaligus mengingat kematian dan media dakwah,” kata KH Musleh.
Usai pembacaan Yasin, doa dan tahlil diisi dengan diskusi ringan. Dalam acara itu, undangan mendapatkan nasi kotak atau biasa disebut ‘berkat’. “MUI ke depan harus maju di bawah kepemimpin Habib Mahdar dan seluruh pengurus,” pungkas KH Musleh Umar.

Bagi KH Musleh yang asli ustaz asal Pasuruan ini, nasi ‘berkat’ merupakan tradisi Jawa. Nasi itu punya filosofi yang mengandung simbol solidaritas antar pengurus yang lebih menitikberatkan pada gotong-royong, guyub rukun (satu dalam kebersamaan). “Kalau orang Jawa nyebutnya berkat, tetapi karena ketua MUI bukan orang Jawa ya menyebutnya nasi kotak,” kelakar KH Musleh. (gt)