TINTAKALTIM.COM-Partai Golkar Balikpapan mengakomodir keterwakilan bakal calon legislatif (bacaleg) perempuan 30 persen. Ini merujuk regulasi dan totalnya di 6 daerah pemilihan (dapil) 18 orang. Keberadaannya pun bukan sekadar pelengkap untuk memenuhi syarat sebagai peserta Pemilihan Umum 2024.
“Parpol memiliki tanggung jawab untuk kaderisasi. Jadi yang dipilih juga memiliki kapasitas. Ukuran kapasitas itu kan beragam. Bukan karena pinter saja, tetapi loyalis pada partai dan punya sikap yang memang mau bekerja bersungguh-sungguh demi rakyat,” kata Ketua DPD Partai Golkar Balikpapan H Rahmad Mas’ud SE ME memberi ilustrasi kaitan keterwakilan perempuan sebagai bacaleg Partai Golkar.

Memang katanya, parpol tidak mudah memilih calon perempuan. Diperlukan pertimbangan dan komunikasi. Dan bisa bekerja karena adanya cost politic. Sebab, mereka nanti diharapkan bisa bersaing dengan bacaleg dari parpol lainnya. Dan diharapkan ketika lolos mampu ikut menyuarakan dan berjuang untuk kepentingan perempuan.
“Saya jelaskan, bacaleg perempuan di Golkar itu bukan pelengkap. Nanti ada yang nomor baik dan bisa juga di bawah. Kan, sistem proposional terbuka seperti saat ini, suara terbanyak yang menentukan keterpilihan seorang caleg bukan nomor urutnya,” ujar Rahmad Mas’ud yang juga Walikota Balikpapan ini.

Makanya, ujar Rahmad, untuk nomor urut itu sementara. Sebab, nanti akan ada profiling diri yang akan diserahkan ke DPP sebelum Daftar Caleg Tetap (DCT). Di sana nanti akan ada pengalaman organisasi, pengalaman profesi, aktivitas sosial keseharian dan lainnya. “Jadi sabar ya kaitan nomor urut. Ada mekanismenya dan itu dari DPP Partai Golkar,” kata Rahmad.

Hal senada juga disampaikan Ketua Harian Partai Golkar Andi Arif Agung (A3). Ia menyebut, tak hanya kaitan profiling bacaleg, tetapi juga aktivitas seperti memasang bendera di setiap rumah dan lingkungannya dalam kaitan mengkampanyekan Partai Golkar dengan membubuhkan nomor 4 pada design bendera yang dipasang.
“Yang paling penting juga nanti, bacaleg diminta untuk merekrut relawan atau saksi-saksi bayangan pribadi caleg untuk kemudian berfungsi mengkampanyekan, memilih dan memenangkan hingga menjaga suara di setiap TPS. Dan ini semua diatur dalam Sprint-152 DPP Partai Golkar. Jadi yang sekarang itu sifatnya bacaleg mekanisme alpabet bersifat sementara,” jelas Andi Arif Agung

Dari daftar bacaleg perempuan, totalnya di 6 daerah pemilihan (dapil) ada 18 orang. Mereka terdiri dari Hj Fadilah, Dewi Ratnasari (Balikpapan Utara), Nelly Turuallo SE, Indra Noviyanti SAB, Iva Yulia Munawarah SH MH (Balikpapan Tengah), Hj Muliati, Musdalifah ST, Tumiati (Balikpapan Barat), Suriani, Nurliah Kadir SPd, Aisyah Eka Fitri SE (Balikpapan Timur), Hj Suwarni SH, Hasmiati, Herana SH (Balikpapan Selatan), Hj Kasmah, Jamilah, Muliana, Puspa Arika Sari (Balikpapan Utara).

Dari informasi media ini, seluruh bacaleg itu beragam kapasitasnya. Ada yang menamatkan pendidikan strata 1 (S1) sebagai Sarjana Administrasi Bisnis (SAB), dia adalah Indra Noviyanti yang juga pengusaha.
“Karena ini amanah, saya akan bekerja maksimal. Saatnya perempuan memang ikut berperan di kancah politik dan memperjuangkan aspirasi perempuan,” kata Indra Noviyanti.
Indra Noviyanti pernah bekerja dan punya pengalaman sebagai sekretaris di airlines. Ia pernah sekretaris PT Merpati Airlines dan crew control di PT Garuda Indonesia Airlines dan pengalaman lainnya menjadi Sales Executive Marketing sejumlah hotel di Balikpapan.

Selain itu ada bacaleg perempuan termuda. Dia adalah Haerana Rachim yang usianya beranjak 26 tahun. Tetapi, sehari-harinya Komisaris PT Her Utama Mandiri yang mengelola Hotel HER. Dia adalah anak dari alm Rachim yang juga owner hotel.
Haerana juga sekarang aktif pada gerakan milenial Indonesia. Tentu, kehadirannya untuk mengakomodir program-program anak muda. “Kalau dari mapping saya, banyak aspirasi anak muda belum terakomodir juga kaitan perempuan. Semoga Allah memberi jalan bisa sama-sama berjuang dengan senior yang sudah duduk di DPRD,” ujar Haerana yang maju di selatan.

Dari deretan bacaleg, ada juga Iva Yulia Munawarah dari tengah. Ia bergelar S2 hukum dan menamatkan di Universitas Brawijaya. Sekarang, sedang mengambil gelar doktor (S3) juga di Universitas Brawijaya.

Selain itu, ada pula bacaleg Dewi Ratanasari, pekerja yang tentu saja memahami bidang administrasi karena sejumlah perusahaan di-handlenya. Ia bacaleg dari Balikpapan Kota.
Dari Balikpapan Selatan, ada pula pendatang baru yakni Hasmiati. Dia pekerja keras di suatu perusahaan yang pengalamannya lewat transfer knowledge dari sang suami Yudhi Saharuddin yang dikenal ikut membesarkan dan mengembangkan Ewalk dan Pentacity karena posisinya sebagai General Manager (GM). “Saya hanya mendorong istri untuk berpolitik. Semoga bisa belajar dari senior lainnya. Intinya kalau amanah diberikan harus dijalankan. Semua kita serahkan pada Allah,” jelas Yudhi.

Ditambah tampilnya kembali bacaleg incumbent yang tentu sangat mumpuni dan memiliki basis massa kuat seperti Suriani, Hj Suwarni, Fadilah SH, Nelly Turuallo dan Hj Kasmah. Tentu, incumbent ini tak akan pernah mundur selangkah pun. Akan mempertahankan perolehan suaranya berkat pengalaman 5 tahun duduk di DPRD Balikpapan.
“Saya berkompetisi dengan eksternal atau parpol selain Golkar. Kalau antar Golkar sinergi kan baik. Sebab, lebih banyak perempuan yang jadi anggota DPRD itu lebih baik,” ujar Suriani bacaleg timur.
Ada juga nama Nurliah Kadir. Dia ketua LPM di Manggar yang tentu basis dukungannya diyakini kuat. Apalagi sebelum jadi bacaleg ia sudah bekerja merawat massa. Dan ia adalah seorang pendidik (guru).
“Wow perempuannya semua berkualitas. Kita doakan kerja-kerja politiknya membuahkan hasil,” ungkap sejumlah kader Partai Golkar melihat tampilnya kader muda menjadi bacaleg. (gt)