TINTAKALTIM.COM-Penyembelihan hewan kurban Idul Adha 1442 H di Masjid Islamic Centre tahun ini akan berbeda. Karena, panitia telah menyiapkan lahan penyembelihan plus peralatannya yang areanya seluas 10×20 meter dengan cor beton dan dilapisi keramik unpolished (permukaan yang tidak halus sehingga tak licin).
“Ini sedang didesain. Insya Allah H-7 nanti sudah dapat dilihat sambil menungu semennya kering,” kata Edy Saputra dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjelaskan dalam forum rapat panitia Idul Adha, Jumat (3/07/2021) di ruang rapat Islamic Centre.

Dinas PUPR menangani area penyembelihan itu, karena Masjid Islamic Centre memang milik Pemkot Balikpapan dan infrastruktur masih tanggung jawab pemerintah. Nantinya juga disiapkan semacam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sehingga darah hewan kurban dapat meresap sebelum terbuang ke parit.
“Ini untuk menjaga sanitiasi lingkungan masjid lebih baik. Bahkan, disediakan juga 2 titik kran air yang memudahkan petugas membersihan hewan kurban tanpa harus menyiapkan tandon-tandon besar dan menarik-narik selang,” kata Edy Saputra.
Ditambahkan Edy, area pemotongan itu nanti juga akan ada tenda. Sehingga, memudahkan dan memberi rasa nyaman bagi petugas dan panitia untuk melakukan pengulitan hewan kurban sampai distribusi. “Termasuk troly kita siapkan untuk memindahkan hewan kurban yang sudah dipotong dari satu tempat ke tempat lain. Intinya lebih praktis,” urai Edy.
PEREBAH KURBAN
Selain area penyembelihan, Edy Saputra juga mendesain alat untuk merebahkan sapi dengan aman, efektif dan efisien. Ini pun telah disetujui panitia kurban Masjid Islamic Centre. “Alat perebah kurban untuk membantu panitia agar lebih mudah dan cepat memotong hewan kurban,” tambah Edy.

Sementara itu menurut Kepala Sekretariat Masjid Islamic Centre H Damuri SH, alat perebah hewan kurban itu memang wujud inovasi dari evaluasi kerja tahun sebelumnya saat Idul Kurban. Karena, tanpa alat itu, terjadi penundaan pemotongan dan waktu yang terbuang sangat banyak karena menunggu sapi direbahkan oleh beberapa orang terlebih dahulu.
Bukan itu saja kata Damuri, di tahun lalu kesulitan merebahkan sapi oleh petugas juga memiliki implikasi terhadap sapi kurban. Bahkan, ada sapi yang stress dan tak mau disembelih.
“Dengan alat perebah itu, nantinya waktu penyembelihan bisa singkat, karena dilengkapi dengan roda sehingga bisa digunakan untuk memindahkan sapi ke lokasi yang diinginkan setelah disebembelih. Kami dari sekretariat terus melakukan evaluasi demi mendapatkan hasil yang baik,” sebut Damuri.
Ditambahkannya, untuk tahun ini ada sebanyak 1.000 kupon untuk mustahik (penerima kurban) yang dibagikan yang datanya sudah ditetapkan panitia. Dan, kegiatan penyembelihan juga harus steril dari penonton serta masyarakat yang bukan panitia. Bahkan, pola distribusi pun menggunakan 3 waktu yakni pukul 13.00 Wita, 14.00 Wita dan 16.00 Wita. Sehingga, tak terjadi antrean.
“Kami menyiapkan rompi dan id card (tanda pengenal) panitia. Sehingga, yang tidak berkepentingan dan berada dalam area akan diminta untuk tak berada di lokasi itu. Tujuannya menghindari kerumunan, karena juga tunduk dan patuh terhadap prokes covid-19,” ujar Damuri.

Sementara Koordinator Penerimaan Hewan Kurban, H Bambang Setio Utomo menjelaskan, Idul Adha 1442 H saat ini sudah terkumpul 8 sapi dan 1 kambing. Itu dari tabungan kurban. Hanya, diakui masih ada yang harus menyelesaikan tabungan kurban sebelum penyembelihan. “Alhamdulillah tabungan kurban terus meningkat. Mungkin mekanisme di tahun-tahun selanjutnya dapat diubah, sehingga lebih banyak yang berkurban melalui tabungan kurban,” ungkap Bambang yang menambahkan, jumlah hewan kurban bisa bertambah sejalan ada yang menyumbang secara pribadi.
Sementara itu, Sekretaris I Panitia H Soegianto SE meminta, untuk petugas dari luar khususnya yang menguliti hingga penyembelihan, untuk memutus mata rantai penularan covid-19, agar dites atau diswab. “Ini penting, kita hanya melakukan tindakan preventif atau pencegahan. Sebab, tidak mengetahui mereka dari mana,” pinta Soegianto.
PILOT PROJECT
Sementara itu, menurut Syaiful Bahri diharapkan Masjid Islamic Centre jadi ‘ikon’ atau pilot project penyembelihan hewan kurban. Karena, nanti akan disiapkan fasilitas yang bisa jadi contoh masjid-masjid lain di Kota Balikpapan.

“Harus jadi contoh masjid lainnya. Karena, Islamic Centre masjid milik pemerintah. Tapi, peralatan pendukung harus disiapkan sekretariat seperti hidrolik (katrol penggantung tubuh hewan kurban yang sudah dipotong) dan lainnya. Kita juga harus terus jaga kebersihannya,” kata Syaiful.
Dalam kaitan pilot project, tak hanya kaitan fasilitas menurut Syaiful yang paling penting adalah menegakkan SE Menag mengenai juknis pemotongan yakni patuh dan taat prokes covid-19. “Seluruh panitia harus menjaga prokes ini. Saling mengingatkan jika ada masyarakat yang tidak menggunakan masker di area pemotongan. Dan, seluruh petugas jika perlu disiapkan sapu tangan agar peralatannya tidak sampai dipakai bergantian dan dikhawatirkan ada penyeberan virus,” ingat Syaiful yang menutup rapat sambil mengingatkan ada rapat finalisasi pada H-3 sebelum Idul Adha sekaligus akan ditetapkan jadwal pemotongan hewan kurban. (gt)