TINTAKALTIM.COM-Ketua Umum Gerakan Rakyat Anti Korupsi (Gerak) Provinsi Kaltim Edy Suwardi menilai, Indonesia sudah merdeka 77 tahun. Tapi pemberantasan korupsi masih jadi slogan dan seolah ‘hiasan bibir’ serta dilupakan dalam kehidupan sehari-hari. Momentum Kemerdekaan tahun ini setidaknya Merdeka juga dari mental korup.
Menurut Edy, kemerdekaan di usia 77 tahun harus jadi refleksi dalam konteks revoluasi mental yang dicanangkan Presiden RI. Karena, korupsi saat ini tidak lagi di pusat eksekutif tetapi merambah di legislatif (DPR) bahkan yudikatif dan partai politik.
“Jadi sebagai lembaga anti-korupsi, dalam momentum Kemerdekaan ke-77 RI ini, kita hanya mengingatkan dan masyarakat harus memerangi perilaku korup. Sebab, ini ada kaitannya dengan cinta negara atau nasiolisme,” urai Edy.
Nasionalisme itu cinta kepada negara. Jika menjadi abdi negara tentu harus baik. Sangat tidak mungkin toh ada ‘gelar’ bagi koruptor misalnya koruptor tidak nasionalis. Sebab, korupsi itu merusak sendi-sendi berbangsa dan bernegara.
![](http://tintakaltim.com/wp-content/uploads/2022/08/RAK2-685x1024.jpg)
Ditambahkan Edy, pernyataannya ini untuk mengingatkan kepada semua pihak. Apalagi penyelenggara negara, harus hati-hati dengan penggunaan anggaran.
“Mental korup ini harus terus diingatkan. Sebab, di Indonesia sudah mendarah-dagaing. Sekarang kita merdeka, ayo merdeka dari korupsi,” ujar Edy yang juga bermitra dengan kejaksaan dan multi-stakeholders lainnya untuk terus menggelorakan semangat anti-korupsi.
Disebutkannya, jika ada pejabat dan lainnya korupsi di era sekarang, berarti sudah menodai makna kemerdekaan RI.
“Merdeka itu dirayakan, dimeriahkan dengan hal-hal positif. Jangan justru mental korup terus merajajela dan itu tanda Indonesia belum merdeka dari integirtas dan korupsi oleh para koruptor,” pungkas Edy Suwardi (gt)