TINTAKALTIM.COM-Selain belajar ke Terminal Tidar Magelang, BPTD Kaltim juga sharing ide untuk kemajuan terminal yang ada di Provinsi Jateng. Sharing itu spontan, saat digelarnya diskusi via podcast.
Pengawas Satuan Pelayanan (Wasatpel) Terminal Tidar Aris Mujiono memimpin diskusi ringan di podcast itu. Dibantu host Agung Firdaus dan menghadirkan narasumber Kepala Seksi Prasarana Sungai, Danau, Penyeberangan (SDP) BPTD Kaltim Agung Wibowo SH MH, Pengawas Terminal Batu Ampar Sulis Setiawan S Kom, Pengawas Terminal Samarinda Seberang Heriyawan dan H Sugito SH (inhouse humas dan media).
Agung Firdausopening speech. Ia memperkenalkan program Ngopi di Terminal Tidar dan menyapa pemirsa. Ngopi adalah program edukasi yang disiapkan di bagian ruang rapat tetapi didesain dengan berbagai perlengkapan full set podcast.
Ruangan itu sengaja didesain untuk Podcast Ngopi dengan berbagai peralatannya mic stand, headphone stereo, mixer. Bahkan, mantan Dirjen Hubdat Kemenhub Irjen Pol Risyafudin Nursin dan Direktur Lalu Lintas Ahmad Yani serta rombongan pernah hadir jadi narsum podcast.
“Kita ini perlu masukan dan ide untuk pengembangan Terminal Tidar dari BPTD Kaltim. Sehingga, podcast ini lebih edukatif. Tamu yang datang kita ajak podcast,” kata Aris Mujiono membuka diskusi via podcast.
Agung Wibowo merespon positif. Memberi apresiasi atas pengembangan Terminal Tidar di bawah komando Aris Mujiono. Khususnya inovasi dan optimalisasi aset. Dan, adanya podcast bagian upaya branding Terminal Tidar.
Podcast ini nama programnya Ngopi. Bagi Aris, ngopi sering diartikan orang sambil nongkrong. Tetapi, ini ngopi edukatif. Ada ide dari BPTD Kaltim? Aris membuka diskusi. Via tim BPTD Kaltim, Podcast Ngopi itu lebih bagus ada akrnominya dan namanya, “Ngobrol Pintar” atau “Ngobrol Penuh Inspirasi”.
Sontak, Aris bersemangat mendengar ide itu. “Luar biasa BPTD Kaltim. Ini ide harus kita ketuk dan deal. Namanya bagus dan dipilih yang Ngobrol Penuh Inspirasi. Cenderung umum,” ujar Aries berterimakasih.
Bukan itu saja, BPTD Kaltim via Agung Wibowo, Sugito, Sulis dan Heriawan pun memberi apresiasi dan sangat excited untuk mengusulkan agar di Terminal Tidar ada Pojok Jamu, sehingga bisa ada perbedaan dan bisa untuk santai pengunjung sambil minum jamu
Aris pun menerima ide itu, ia akan bekerjasama mengundang PT Air Mancur, perusahaan jamu terbesar di Indonesia dan sudah ekspor ke berbagai negara yang ada di Jawa Tengah.
“Selain minum jamu di Pojok Jamu, nanti juga ada bagaimana edukasi jamu diolah, sehingga ke Terminal Tidar juga belajar dan mengetahui olahan jamu herbal. Wah cakep ide dari BPTD Kaltim ini,” kata Aris yang meniktiberatkan pada wisata education trip atau perjalanan pendidikan.
APRESIASI
Agung memberi apresiasi, karena disambut tim Terminal Tidar sangat ramah mulai kedatangan sampai sharing. Termasuk, bisa menikmati ‘kebun anggur’ mini yang ditanam di pelataran dan diajak podcast
“Manis anggurnya. Terimakasih jajaran pimpinan dan staf Terminal Tidar. Kita datang ini ingin mendapatkan ilmu,” ujar Agung sambil menambahkan bahwa BPTD Kaltim juga memiliki podcast bernama ‘Ngetrip’ atau Ngobrol Edukasi Seputar Transportasi.
LHR BEDA
Dalam studi tiru itu, Agung menilai memang berbeda jika dibandingkan dengan terminal di Kaltim. Khususnya kaitan LHR atau lalu-lintas harian rata-rata. Untuk Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), di Kaltim sehari kemungkinan 6-7 bus tetapi di Terminal Tidar hingga 400 bus per hari.
“Memang tidak apple to apple atau dapat dibandingkan, tetapi setidaknya ada hal positif yang bisa kita kembangkan. Justru, kita datang ke Terminal Tidar juga membawa ide untuk mereka,” senyum Agung Wibowo.
Menurut Agung, kaitan event misalnya bisa diadopsi khususnya bagaimana melibatkan EO dan menggunakan dana non-budgeter. “Ini yang kita ingin coba analisa. Apa memungkinkan melalui koperasi,” jelas Agung.
Lainnya kata Agung, adanya branding terminal lewat Gerakan Nasional Kembali ke Angkutan Umum (GNKAU) yang diolah dan dikreasi dengan tema Naik Bus Senikmat Makan Durian misalnya, itu menarik.
“Kalau daerah Kaltim ada elai semacam rumpun durian itu atau kates mini yang sudah masuk Istana Negara. Bisa juga dikembangkan. Atau event yang dapat membranding terminal sehingga tak hanya untuk penumpang tetapi kegiatan pengembangan UMKM atau lainnya,” kata Agung.
Selain itu, akses dan konektivitas dari Terminal Tidar itu kata Agung, lokasinya di tepi kota sehingga sangat mudah dikenal. Dan yang menguntungkan, terminal juga menjadi penghubung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Candi Borobudur. “Jadi ada tujuan wisatanya, mungkin kita bisa kemas juga tujuan Ibu Kota Nusantara (IKN),” urai Agung
Sementara itu, dalam podcast Sulis Setiawan juga menjelaskan kaitan bagaimana optimalisasi aset Terminal Batu Ampar dan Terminal Samarinda Seberang menggelorakan program Sadar Lalu Lintas Usia Dini (SaLUD), sehingga mendapat penghargaan nasional tiga besar bersama BPTD Kalsel dan BPTD Jawa Timur.
“Kita maksimalkan kunjungan TK/PAUD ke terminal. Ternyata itu baik. Nah, kita lagi mengembangkan musala yang ada untuk kegiatan tahfiz quran. Semoga ini juga bisa bermanfaat secara spiritual,” jelas Sulis.
Obrolan podcast diakhiri dengan saling berinteraksi. “Nanti saya juga berkunjung ke BPTD Kaltim sekaligus meninjau IKN. Tolong difasilitasi dengan baik via Pak Agung,” kelakar Aris mengakhiri Ngopi di podcast Terminal Tidar itu. (gt)