TINTAKALTIM.COM-Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meninjau proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Refinery Unit V Balikpapan & Lawe-Lawe, Jumat (28/08/2020). Ia menyebut, bakal mengawal proyek ini hingga diperkirakan tuntas tahun 2023 mendatang.
Bahlil memberikan apresiasi atas dikerjakannya proyek tersebut dan berjalan on progress di tengah situasi covid-19. “Yang membuat defisit neraca perdagangan Indonesia impor minyak dan gas. Pak Presiden selalu bertanya mengapa kita tidak bisa bangun kilang sendiri? “ ujar Bahlil.
Tetapi, pertanyaan itu sudah dijawab dengan membangun beberapa kilang salahsatunya di Kota Balikpapan. “RDMP Kilang Balikpapan ini merupakan proyek besar di antara proyek lainnya,” tambah Bahlil dalam sambutannya pada saat acara seremonial di Ballroom Blue Sky Hotel sebelum visit ke kilang.

Dalam kunjungan ke Balikpapan serta menginap di Hotel Blue Sky, Bahlil didampingi Direktur Utama PT Kilang Pertamina International (KPI) Iganatius Tallulembang, Direktur Keuangan PT KPI Fransetya H Hutabarat, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) Narendra Widjajanto, Ketua Umum Himpungan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Mardani Maming.
Ada juga jurubicara BKPM Tina Talisa yang dulu sempat dikenal sebagai presenter di TV One dengan acara Apa Kabar Indonesia Malam serta Corporate Secretary PT KPB, Retno Marina Shahputri.
Sementara itu, Iganitus Tallulembang menyampaikan bahwa proyek RDMP RU V Balikpapan & Lawe-Lawe adalah proyek terbesar Pertamina dengan nilai mencapai 6,5 miliar dolar AS (sekitar Rp90 triliun, jika kurs Rp14.600).

Proyek tersebut akan meningkatkan kapasitas kilang, memperbaiki kualitas produk dan menurunkan harga pokok produksi BBM. Di sisi lain, proyek itu juga akan mendorong peningkatan devisa dan penerimaan pajak.
Produk yang dihasilkan nantinya akan memiliki standar Euro V. Artinya sudah sama dengan negara-negara maju. Ke depan, Indonesia akan menjadi pemaian terbesar dan terkuat di kawasan regional, bahkan mengalahkan Petronas Malaysia dan Korea National Oil Corporation (KNOC) Korea Selatan. “Kita berfokus menciptakan kemandirian dan ketahanan energi dan selanjutnya kedaulatan energi. Proyek ditargetkan selesai 2023 yang sekarang pembangunan sudah mencapai 19 persen,” ujarnya.
Sementara itu, Narendra Widjajanto dalam keterangan persnya menyebutkan, bahwa rencana tetap berjalan sesuai jadwal dan pembangunan pada masa pandemi covid-19 juga sekaligus mendorong program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan menyerap tenaga kerja.
“Saat ini tenaga kerja yang terserap adalah sekitar 4.500 orang. Dan tentunya di tahun mendatang akan menyerap lebih besar lagi,” ujar Narendra.
Kilang minyak di Balikpapan terakhir kali diperbarui 1995 dengan produksi mencapai 260 ribu barel/hari. Target kapasitas produksi saat penyelesaian pembangunan pada 2023 akan menjadi 360 ribu barel/hari.
MEMILIH BLUE SKY
Sementara itu, menurut General Manager (GM) Blue Sky Hotel, Novriewendi R Tamin, panitia memilih kegiatan Kepala BKPM berkunjung ke Balikpapan dan meninjau kilang serta menginap di Blue Sky karena hotel ini menerapkan protokol covid-19 ketat. Sehingga, tamu-tamu dari luar tidak ragu jika harus membuat acara bahkan menginap di hotel ini.

“Sebelum covid-19 kita sudah memiliki SOP mengenai kebersihan dan kesehatan. Dan covid-19 terjadi, maka lebih ketat,” ujar Novriwendi.
Hotelnya, tak hanya menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, tetapi juga seluruh tamu yang memasuki hotel ini harus dicek suhunya menggunakan thermo gun tak terkecuali.
Bahkan, dari jadwal kegiatan (itinerary) Kepala BKPM ke Balikpapan yang diterima media ini, SOP itu selalu ditegakkan. Bersama-sama PT Pertamina RU V, melakukan daily medical check up terhadap tamu sampai pemakaian alat pelindung diri (APD). “Bahkan, untuk Pak Bahlil, proses medical check up dilakukan di kamar hotel,” ungkap Novriwendi.
Saat tamu melakukan kunjungan ke kilang, seluruh bus menyediakan hand sanitizer dan medical hand gloves atau sarung tangan safety. Sehingga, seluruh aktivitas tamu dari hotel ke tempat acara aman dari terpapar covid-19.
Sebenarnya kata Novriwendi, ada SOP yang lebih ketat seperti tamu harus mengisi travel declaration form dan ini untuk memudahkan penelusuran jika terjadi kasus covid-19. “Ini yang paling ekstrem kita lakukan. Tetapi biasanya hanya cek suhu. Kecuali ada gejala-gejala yang menjurus kepada tamu yang kurang sehat, maka ada penanganan medis khusus,” ungkap Novriwendi
Pertimbangan lainnya, kegiatan Kepala BKPM ke Balikpapan, karena Blue Sky Hotel dekat dengan kegiatan proyek RDMP. Sehingga, dapat mencapai waktu yang efektif bagi pejabat-pejabat PT Pertamina dan BKPM.
Hanya selain itu, Blue Sky juga dikenal dengan food & beverage-nya. Menurut Novriwendi, Kepala BKPM Bahlil sempat memberi apresiasi terhadap sejumlah menu yang membuat dirinya nyaman.
“Wah kalau begitu, ketika ke Kaltim dan Balikpapan saya harus selalu nginap di Blue Sky,” ujar Novriewendi menirukan Bahlil. (git)