TINTAKALTIM.COM-Tak mudah menolong korban banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel). Apalagi menembus genangan air yang setinggi lutut orang dewasa dan medan berat. Tapi, bagi tim rescue IOF Balikpapan dan Club Export yang dipimpin Gatotkoco itu biasa dan dijadikan kegiatan sosial.
Sekitar 10 personel, selama 4 hari berada di Banjarmasin. Mereka jalan darat via Penajam Paser Utara (PPU) menggunakan ferry. Membantu musibah banjir yang meluas di Banjarmasin, Banjarbaru dan Hulu Sungai Tengah (HST).
“Kita tergugah untuk turun. Apalagi Kalsel sudah ditetapkan sebagai status tanggap darurat. Dan puluhan ribu warga mengungsi. Sehingga, kita terpanggil untuk turun bersama-sama membantu,” kata Gatotkoco yang memimpin perjalan penuh tantangan itu, pekan lalu.
Gatotkoco yang juga Ketua Indonesia Offroad Federation (IOF) Balikpapan ini, bernisiatif diawali dengan mengumpulkan donasi sekaligus ‘demo’ peralatan rescue yang juga didukung rekan-rekannya dari pengurus IOF. Donasi dibuka di kawasan Balikpapan Baru depan lokasi ATM.
“Seberapa pun kami terima. Bahkan, ada pemulung yang juga membantu. Luar biasa, bukan karena nilainya tapi keiklasannya. Allah mencatat seluruh bantuan yang kita himpun. Makanya, donasi itu langsung diserahkan lewat darat bersama tim rescue,” ujar Gatotkoco, mantan ketua himpunan pengusaha muda Indonesia (Hipmi) Kota Balikpapan ini.
Kekuatan tim Gatot memang merupakan tim rescue atau penyalamat yang tak hanya dalam bentuk sumber daya manusia (SDM), tetapi didukung peralatan canggih. Kegiatan turun lapangan medan berat sudah terbiasa. Sehingga, ketika ada bencana, otomatis bergerak.
“Bantuan diserahkan. Tetapi, harus melewati banjir. Itu tak mungkin hanya dilakukan dengan mobil biasa. Kita menggunakan mobil Ford Ranger dengan kekuatan 4×4 (four whell drive). Dan mampu menembus air yang tinggi,” jelas Gatotkoco yang dikenal sangat dermawan dan sosial di masyarakat ini.
EVAKUASI DAN BANTUAN
Dalam menyerahkan bantuan seperti obat-obatan, kebutuhan pangan menurut Gatotkoco, rekan-rekannya dari Rescue IOF dan Export harus ‘berjibaku’. Tetapi, itu mudah dilewati. Sebab, mobilnya dipasang locker yang bekerja membagi tenaga roda kiri-kanan secara merata. “Ibarat ‘cakar’, mampu melintas di medan yang terjal. Dan air yang deras. Piranti locker itulah kekuatan kita, sehingga dapat bekerja maksimal. Tak mungkin dilewati dengan mobil-mobil jenis biasa,” ujar Gatotkoco.
Gatot yang dikenal pengusaha crane dan excavator ini, memang sangat concern dengan tim rescuenya. Sehingga, untuk peralatan penyelamatan (rescue equipment) dipersiapkan maksimal.
“Kita juga membawa alat mini-crane di mobil Ford Ranger T6 (modifikasi), sehingga mampu melakukan evakukasi dan secara bergiliran mengantarkan bantuan ke seberang yang harus ditempuh dengan mobil rescue,” ujarnya.
Desa yang dilewatinya adalah Kecamatan Hantakan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Di daerah ini, hampir seluruh desa terendam.
“Kabarnya di Hantakan ini terjadi banjir bandang. Dan ada 5 korban meninggal dunia dan ada juga yang hilang serta 200 rumah rata dengan tanah. Ini menurut data SAR di Banjarmasin,” jelas Gatotkoco.
Perjalanan yang dilakukan Gatotkoco dan tim tak pernah menyebut kata lelah. Dilakukan secara happy serasa mengikuti kompetisi offroad. Sebab, tujuannya membantu ikhlas. Mobil rescue pun harus mondar-mandir ‘kecelup air’ tetapi locker yang membantu mobil eksis dan maksimal bekerja. “Kalau hanya doble gardan tak sanggup. Makanya dipasang peralatan tambahan. Alhamdulillah semua dijalani dengan rasa senang,” ceritanya.
Tetapi diakui Gatokoco, mobil dobel gardan memang harus diturunkan juga. Sebab, mobil ini memudahkan pergerakan di medan yang sulit seperti berlumpur.
“Kita-kita ini kan hobby off road. Makanya, karena punya tim rescue, mobil dobel gardan itu ditambah peralatan rescue lainnya. Sehingga ya handal di jalur berlumpur,” cerita Gatotkoco yang juga harus berjalan sekitar 2 kilometer untuk memasuki desa-desa yang tak dapat dilalui kendaraan.
Gatotkoco dan tim, harus membuat kemah sambil membuat program bagaimana bekerja maksimal membantu warga. “Mobilisasi bantuan dan distribusi bahan makanan, obat-obatan dilakukan. Itu menggunakan mobil rescue, sebab banjir masih menggenangi sejumlah kawasan,” urai Gatotkoco.
Ia berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu donasi dan bersama-sama ke Banjarmasin dengan tenaganya menolong korban banjir. Karena, dari data informasi dan komunikasi kebencanaan badan nasional penanggulangan bencana, ada 10 kabupaten dan kota terdampak banjir di Provinsi Kalsel yakni Kabupaten Tapin, Banjar, Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Batola.
“Ayo kita terus membantu dan berdoa agar musibah ini segera selesai. Dan, wujud bantuan dari masyarakat beberapa daerah merupakan wujud rasa persaudaraan dan mengukuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” pungkas Gatotkoco. (git)