TINTAKALTIM.COM-Ada pihak-pihak membuat pernyataan atau statatement lebih menyudutkan wartawan yang disebut ‘abal-abal’, kini perkumpulan perusahaan media yang tergabung dalam Media Online Indonesia (MOI) justru hadir ingin membina dan mewadahi wartawan menuju profesional dan bermartabat.
“MOI hadir dan punya komitmen untuk mengangkat harkat dan martabat para wartawan. Meningkatkan kompetensi wartawan menuju profesional, kritis dan konstruktif sesuai semboyan (tagline) MOI,” kata Ketua Umum DPP MOI Rudi Sembiring Meliala pada Seminar dan Rakerwil MOI Kaltim yang digelar 20-21 Desember 2021 di Hotel Grand Senyiur Balikpapan.
Event yang digagas DPW MOI Kaltim itu dibuka Gubernur Kaltim yang diwakili Staf Ahli Bidang II Reformasi Birokrasi dan Keuangan Daerah Muhammad Kurniawan SE Ak MM. Juga hadir mewakili Kodam VI/Mulawarman Pasintel Kodim Kapten Budiyanto, Deni (Lanud Dhomber), Walikota yang diwakili Kepala Dinas Kominfo Drs Sutadi, Ketua DPRD Balikpapan diwakili Parlindungan SH, Ketua MOI Kaltim Jerison Togelang, Sekjen MOI Kaltim Yudhianto, Ketua Organizing Committee (OC) Ghalih Krisna dan undangan lainnya.

Menurut Rudi Sembiring yang juga jadi narasumber seminar mengatakan, wartawan abal-abal itu harus ditepis persepsinya. Jika memungkinkan, diajak oknumnya untuk bersama-sama menjadi wartawan profesional. Wadah itu ada di MOI. “Kami terus berkeliling di Indonesia untuk mencetak generasi wartawan yang memiliki kompetensi dan profesional. Salahsatunya dengan menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW),” katanya.
Sembiring yang juga pengusaha ini mengatakan, MOI tak hanya sekadar mewadahi wartawan menjadi profesional, tetapi juga melindungi wartawan dari jeratan kriminalisasi pers, sehingga membantu pembuatan badan hukum perusahaan media online hingga mendapat pengesahan Dewan Pers.

“Ini wujud komitmen MOI untuk menjadikan wartawan itu memiliki legalitas yang sah. Sehingga, jika bekerjasama dengan pihak-pihak lain memenuhi syarat. Misalnya dengan gubernur, walikota, DPRD dan lainnya,” ujar Rudi Sembiring.
Dikatakan Rudi, seluruh wartawan yang tergabung di MOI harus memiliki UKW dari tingkat muda, madya dan utama. Dan ini sudah direalisasikan lewat pelatihan UKW dengan Solo Institute.
Bahkan Rudi memberi spirit agar wartawan yang tergabung di MOI jangan takut dengan tingkat kritisnya kepada siapapun. Hanya catatannya, dilandasari dengan kode etik jurnalistik serta konstruktif. “Jangan melanggar UU Pers Nomor 40 Tahun 1999. Karena, wartawan profesional itu patuh dengan kode etik. Wartawan yang tergabung di MOI harus tampil profesional,” ujarnya berkali-kali.

Rudi lalu memberi ilustrasi, mengapa wartawan atau pers itu memiliki peran besar dan berada pada pilar utama untuk membuat proses pembangunan berjalan baik, juga pemerintahan lebih menitikberatkan pada good corporate government, karena pers itu posisinya strategis.
“Bayangkan, saya ingin mengutip pernyataan Panglima perang Prancis Napoleon Bonaparte yang ‘takut’ dengan wartawan yang menyatakan, saya lebih takut menghadapi satu pena wartawan daripada seribu bayonet musuh,” urai Rudi Sembiring, mengutip pernyataan Napoleon.
Rudi ingin memberi semangat wartawan, ungkapan Napoleon Bonaparte itu secara hiperbolik lebih menitikberatkan pada ‘peluru-peluru’ yang ditembakkan wartawan akan lebih membentuk kalimat yang dapat menghebohkan dunia. “Ayo semangat menjadi wartawan profeisonal,” ujarnya.
SMART CITY
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Balikpapan Drs Sutadi dalam presentasinya menjelaskan, Kota Balikpapan telah membuat master plan kaitan smat city atau kota cerdas. Unsurnya ada 6 yang meliputi tata kelola birokasi seperti smart government (pemerintah cerdas), smart economy (pengelolaan ekonomi), smart environment (lingkungan cerdas), smart living (kehidupan cerdas), smart branding (menjual daerah) dan smart society (komunitas cerdas).

“Kami terus mensosialisasikan smart city. Ini harus terintegrasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Karena, menuju pembangunan yang lebih mengedepankan konsep digitalisasi,” ujar Sutadi yang menambahkan, Pemkot Balikpapan juga sedang mempersiapkan command centre sebagai wujud pelayanan ke masyarakat.
Sutadi juga memberi apresiasi atas seminar dan rakerwil MOI Kaltim. Ia meminta agar program yang dibuat di tahun 2022 diselaraskan dengan program Pemkot Balikpapan.
“Kalau kerjasama dengan media, kita dari dulu. Tak pernah putus. Silakan anggota MOI juga sinergi, hanya kami punya syarat-syarat dan kriteria di dalam menerima media yang juga disandarkan dari kajian Dewan Pers,” kata Sutadi.
Kapolda Kaltim dalam presentasinya kaitan Tanggunjawab Polda Kaltim dalam Mengawal Keamanan IKN dan Sinergi Multimedia dengan Pers yang disampaikan Kasubdit Multimedia Polda Kaltim AKBP Qori Kurniawati SE menyebutkan, pola pengamanan sudah menjadi tanggungjawab Polda Kaltim.

“Dengan ditetapkannya IKN, Polda Kaltim telah berupaya maksimal menggandeng wartawan untuk ikut mensosialisasikan. Sebab, keamanan itu sangat strategis dan perlu dukungan wartawan termasuk yang ada di MOI,” ujar Qori.
Qori juga menyambut baik usulan yang disampaikan pengurus MOI Hendra Irawaty yang mengusulkan, agar Polda-MOI membuat program memerangi hoax lewat goes to campus atau goes to school yang lebih mengedepankan edukasi. “Ayo kita rancang bersama jadi program 2022 bersama MOI Kaltim,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua MOI Kaltim Jerison Togelang menegaskan, MOI akan berada di garda terdepan mendukung program pemerintah provinsi, kota-kabupaten yang positif. Karena, keberadaan MOI bukan ingin mencari ‘musuh’ tetapi sinergi dan kolaborasi bersama membangun kota.
“Anggota MOI Kaltim harus profesional, kritis dan konstruktif untuk ikut membangun daerah se-Kaltim. Sehingga keberadaannya harus dapat mewujudkan arah positif dan bermanfaat serta bermartabat demi masyarakat,” pungkas Jerison yang menambahkan, Rakerwil MOI juga akan memasukkan program-program kepentingan kemajuan daerah. (gt)