Catatan: H Sugito SH *)
TINTAKALTIM.COM-Anak itu bernama Denis Fatharian Nugraha. Ia anak pasangan orangtua Rizky Raz Nugraha dan Sherly Amelia. Warga Kelurahan Muara Rapak RT 62 itu bergaya dengan seragam barunya.
Perasaannya senang. Karena, biasanya seragam yang digunakan di Pendidikan Anak Usia Dunia (PAUD) beda, kini berubah jadi merah putih. Tentu seragam baru Sekolah Dasar (SD) corak warna bendera Indonesia itu. Apalagi ia baru masuk SD dan baru saja mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

“Mama yang beli seragam atau bapak, darimana,” tanya sang anak kepada ibunya. Sherly sang ibu yang biasa mengantar anaknya ke sekolah menjawab polos. “Itu bantuan dari Pak Walikota H Rahmad Mas’ud nak,” jelasnya pada sang anak.
Tentu, Sherly adalah salahsatu orangtua yang mendapat keringanan lantaran anaknya mendapat seragam gratis. Biasanya, memasuki tahun ajaran baru para orangtua dihadapkan sebuah dilema

Gimana tak dilema? Orangtua bingung, permintaan anak seperti beli buku, tas bahkan seragam sekolah yang minta ganti. Sekarang, mereka mengucap syukur Alhamdulillah karena Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud SE ME membuat program mendukung dunia pendidikan.
“Terimakasih Pak Walikota, kami ibu rumah tangga (IRT) tak repot lagi. Seragamnya keren, ada batiknya lagi dan mengurangi beban rumah tangga khususnya dalam sisi ekonomi. Nggak pusing cari uang untuk beli seragam. Terimakasih Pak Wali tak terhingga,” ujar Sherly Amelia.
Komentar senada juga disampaikan pasangan suami-istri Dimas Abdi Negoro dan Ana Tasya. Ia punya anak Disya Abdillah Nafeeza yang sekolah di SDN 04 Muara Rapak. Seragamnya juga baru, orangtuanya sungguh berterimakasih atas program seragam gratis itu.

“Terimakasih Walikota Balikpapan sangat baik. Program pendidikannya bermanfaat bagi masyarakat. Semoga program terus berlanjut. Apalagi tak hanya seragam gratis, juga ada membangun sekolah dan subsidi SPP,” kata Dimas Abdi yang bekerja di luar Kota Balikpapan ini.
Semenjak dilantik, Walikota H Rahmad Mas’ud SE ME memang memprioritaskan program pendidikan selain program lainnya. Ia sangat gerak cepat (gercep) dan yakin jika tiap tahun dipastikan orangtua dipusingkan dengan seragam sekolah.
Sehingga, ia menggenjot program pendidikan seragam sekolah gratis. Di tahun 2023 lalu baru kelas 1 SD dan kelas 7 SMP. Di tahun 2024 ditingkatkan menyentuh anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD, SMP sederajat dan Sekolah Pendidikan Non Formal (SPNF) paket A, B dan C dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).

Tentu, bagi orangtua Denis dan Disya, hal itu membuat perasaannya bangga. Sehingga, patut berterimakasih dengan walikota. Apalagi istrinya Sang Bunda PAUD Hj Nurlena SE, peduli dengan keberadaan pendidikan anak-anak di Balikpapan.
Dari data Dinas Pendidikan Kota Balikpapan yang disampaikan kepalanya Irfan Taufiq, seragam gratis itu terdiri dari pakaian batik 18 ribu stel dan untuk jenjang PAUD, SD dan SMP sederajat ada tiga jenis pakaian berupa seragam nasional, pramuka dan batik. Sedang untuk murid SD-Madrasah Ibtidaiyah (MI) sekitar 39.450 stel dan SMP-Madrasah Tsanawiyah (MTs) 36.900 stel

Ditambah lagi, untuk Sekolah Pendidikan Non Formal (SPNF) atau Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Paket A 900 stel, Paket B 1.800 stel dan Paket C 1.530 stel. Kucuran dana seragam gratis ini dari APBD Balikpapan Rp25 miliar.
Walikota di berbagai kesempatan selalu menyebutkan, bahwa program pendidikan itu harus dilaksanakan. Karena, demi kepentingan masyarakat. Selain itu juga menjadi visi & misinya saat dia berjanji jadi walikota.
“Kami bersama teman-teman di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terus berbuat saja yang terbaik. Kendati ada saja yang mengkritisi. Bagi saya itu vitamin untuk terus berbuat. Jadi ini bukti bukan dijanjikan saja,” kata Walikota Rahmad Mas’ud.
TAMSIL
Program pendidikan lainnya, walikota yang di-support DPRD Balikpapan juga menggelontorkan program tambahan penghasilan (tamsil) untuk guru swasta. Karena, selama ini untuk guru negeri bisa dihasilkan lewat sertifikasi yang disebut Tunjangan Profesi Guru (TPG)
Karena, guru-guru tadi sudah lulus seleksi baik administrasi, wawancara dan lainnya dan mereka melanjutkan seperti kuliah lagi dengan beban kuliah 39 Satuan Kredit Semester (SKS). Dan, akhirnya ujian sertifikasi guru dan jika sudah tersertifikasi berhak mendapat tunjangan profesi.

Tentu, ini untuk guru-guru negeri. Sehingga, guru swasta dibantu Walikota H Rahmad Mas’ud agar mendapatkan tamsil tadi. Sehingga, proses sebagai pendidik tidak ‘jomplang’.
“Kami menjalankan perintah Pak Wali saja. Sebab, rasanya tidak adil toh kalau swasta tak mendapat semacam tunjangan profesi tadi, makanya dikucurkan lewat tamsil. Semoga bisa membantu,” jelas Irfan Taufiq.
SUBSIDI SPP
Tak hanya itu, dari catatan media ini, Walikota juga memberikan subsidi untuk Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) untuk anak didik di sekolah swasta. Dan itu untuk mereka yang duduk di bangku SD dan SMP.
Contoh misalnya, ada anak didik sekolah di swasta. Tentu, mereka harus memikirkan bagaimana membayar SPP. Karena, jumlah sekolah negeri itu ada 7.200 siswa dari total keseluruhan 11.000 siswa dan 65 persennya adalah negeri. Sementara 35 persen swasta.
Di mana, subsidi SPP swasta untuk SD Rp75 ribu per siswa per bulan dan SMP Rp110 ribu per siswa per bulan. Dan itulah besaran bantuan subsidi. Karenanya, swasta tidak perlu khawatir kekurangan siswa. Pembangunan unit sekolah baru bukan hanya memikirkan kondisi sekarang, melainkan antisipasi beberapa tahun mendatang
Mengapa Walikota berpikir membangun sekolah negeri? Karena, membangunnya saja perlu waktu hingga 3 tahun. Jika tidak dipikirkan dari sekarang, maka program itu sulit diwujudkan. Sebab, pembahasan detail engineering design (DED) saja bisa lama.
Memang mindset orangtua itu, anak-anaknya harus masuk negeri. Sebab, murah dan gratis SPP. Makanya, walikota membangun sejumlah sekolah negeri tadi. Bukan ingin ‘mematikan’ swasta. Tetapi, agar terjadi penyediaan sarana & prasarana (sarpras) memadai di masa mendatang dan linier dengan jumlah peserta didik yang masuk sekolah dan setiap tahun bertambah.

Jangan membuat dikotomi swasta-negeri. Sekolah negeri yang lingkungan pergaulannya ambisius di bidang akademik ada. Yang siswanya berangkat sekolah hanya untuk memperluas pergaulan juga ada.
Sekolah swasta malah lebih luas. Ada sekolah menjunjung tinggi prestasi akademik. Ada sekolah yang mengusung nama agama, berwirausaha dan lainnya. Sehingga, semua berdasar kompetensi lulusan.
Saya menilai, kekhawatiran sebagian pihak yang berlebihan bahwa sekolah swasta itu kalah bersaing dengan negeri, rasanya perlu ditepis. Sebab, ada data bahwa lulus dari sekolah swasta di Indonesia cenderung memiliki performa yang lebih baik ketika mereka sudah masuk ke pasar kerja jika dibandingkan individu dari sekolah negeri. Kendati, yang negeri juga banyak diterima di pasar kerja.
Media ini, juga dari sekolah swasta pun anak saya juga sekolah di swasta. Dan, sekolah swasta itu orientasinya juga pada karakter dan pengalaman, punya kepribadian baik dan bermanfaat untuk sesama.
Perbedaannya, jika dilihat secara nilai ujian, mereka tak akan se-superior siswa dari negeri. Kalau nilai bagus itu bukan ingin mendapatkan nilai tinggi, tetapi mereka belajar karena ingin mendapatkan ilmu. Hanya, tak dapat dipungkiri ada sekolah negeri juga qualified.
Prinsipnya ajak anak didik ngobrol dan lakukan kajian jika ingin memasukkan anak. Dan, Walikota membangun sekolah negeri pun tetap memikirkan bagaimana swasta tumbuh dan terus maju. Makanya disubsidi.
“Memang sekolah swasta itu berdiri atas dasar yayasan. Tetapi, Pak Walikota juga ikut memikirkan keberlangsungan pendidikan demi anak didik di masa depan. Sebab, orientasinya menyongsong Indonesia Emas 2045 mendatang,” kata Irfan Taufiq.
SARPRAS
Dalam kaitan sarana dan prasarana (sarpras), walikota juga melakukan pembangunan sejak tahun 2022-2023 yakni SMPN 25 di Balikpapan Barat. Ini sesuai kebutuhan masyarakat. Juga membangun Sekolah Kawasan Terpadu di Balikpapan Regency SD 016 dan SMPN 26. Sekolah ini justru sudah menerima anak didik baru.

Dan di tahun 2024-2025, akan dibangun lagi SMPN di eks Lapangan Tenis Manuntung SMPN 27. Tetapi, proses pembangunannya tetap tidak meniadakan lapangan tenis. Sekolah itu bisa include menjadikan tenis lapangan sebagai ekstrakurikuler.
“Selain itu juga mengakomodir tuntutan warga Balikpapan Timur dan memenuhi kuota dibangun SMPN 28 di Kelurahan Manggar Baru. Semua demi kepentingan masyarakat tadi. Itulah orientasi Pak Walikota kita,” jelas Irfan Taufiq.

Yang menarik, ada pula program pendidikan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Ini menunjang Balikpapan Goes to Digital. Pelajar dan guru diberi laptop gratis karena eranya sudah digitalize.
Gak main-main, dana puluhan miliar digelontorkan demi mewujudkan mimpi anak-anak Balikpapan untuk melek teknologi dan menyongsong bonus demografi. Karena, walikotanya ingin anak-anak mengikuti perkembangan zaman dan cerdas dalam memanfaatkan teknologi. Inilah kepedulian terhadap generasi muda di masa depan
Penyediaan sarana teknologi itu adalah laptop, chrome book, smart table dan papan interaktif. Semua dilakukan secara bertahap selama dua tahun terakhir. Dan untuk laptop sudah dibagikan kepada siswa dan guru ribuan unit. Ini pun secara bertahap terus dikucurkan demi pendidikan anak-anak Kota Balikpapan.
Hanya walikota berpesan, selain melek teknologi juga berakhlak dan beradab. “Tak sekadar pintar tapi akhlak dan adabnya harus mulia ke depan. Sehingga, jadi filter tantangan zaman,” jelas walikota.
Bahkan, kata Irfan Taufiq sekarang untuk ujian akhir sudah memanfaatkan TIK. Tak ada soal-soal seperti harus disilang. Semua menggunakan basis teknologi dan antar satu siswa dengan siswa lain soalnya berbeda
“Jadi sudah menggunakan Computer Assisted Test (CAT) suatu metode seleksi dengan alat bantu komputer untuk mendapatkan standar minimal kompetensi dasar yang digunakan siswa. Sehingga, hasil dari ujian itu bisa diketahui secara real time,” kata Irfan Taufiq.
Nah, ragam program pendidikan itu pantaslah ditutup dengan pantun: Jalan-jalan ke Balikpapan, Jangan Lupa Membeli Kain. Kalau Sudah Ada yang Nyaman, Buat Apa Cari yang Lain. Lanjutkan!**
*) Wakil Ketua Media Online Balikpapan, Direktur Tintakaltim.Com