TINTAKALTIM.COM-Wujud rasa syukur atas Kemerdekaan RI ke-74 kepada Allah, dirayakan di berbagai tempat. Termasuk di RT 62 Sumber Mulia Kelurahan Muara Rapak, Balikpapan Utara. Renungan untuk berdoa bersama dilakukan Jumat (16/8) malam yang dihadiri warga. Dari dewasa hingga anak-anak berbaur penuh kekompakan dan kekeluargaan. Ada suasana gembira dan juga khidmat menjadi satu terlihat dari wajah warga yang hadir.

Gembira karena Indonesia sudah 74 tahun merdeka. Sehingga, hilang dari belenggu penjajah. Khidmat untuk memanjatkan doa atas perjuangan pahlawan yang gugur di medan perang. “Ini tasyakuran untuk mengenang pahlawan kita. Jujur, kita semua tidak berperang bahkan berjuang memikul senjata untuk melawan penjajah. Untuk itu sebagai bhakti warga, doa dipanjatkan. Semoga Allah menjadikan pahlawan yang wafat syahid fisabilillah,” kata Ketua RT 62 Slamet Suwardi kepada Tintakaltim.Com menjelaskan acara yang digelar di areal jalan depan pos kamling itu.
Suasana syukuran terasa syahdu, karena diisi dengan pembacaan ayat suci Alquran dan saritilawah oleh dua anak-anak warga RT setempat. Seolah, malam itu warga RT 062 berharap kepada Allah agar lingkungannya selalu dijaga Allah dari musibah dan warganya akur untuk terus menjalin kekeluargaan, serta pejuang yang telah wafat mendapat ridha Allah karena nilai perjuangannya.

Tanda syukur juga dirayakan dengan pemotongan tumpeng merah putih. Warga yang hadir kompak lesehan menikmati tumpeng yang didesain ada nuansa merah putih. Untuk menghargai sosok pejuang, pemotongan tumpeng dilakukan oleh warga yang senior. Dia adalah H Soejoko, veteran pejuang tahun 1945 yang juga warga RT 62. “Allah masih memberikan panjang umur pada Pak H Soejoko. Usianya nyaris 90 tahunan, tapi masih dapat silaturahmi merayakan HUT RI. Semoga, kehadirannya jadi spirit warga untuk melanjutkan perjuangannya di masa lalu,” ungkap Slamet Suwardi.

Tumpeng yang dirangkai dengan balutan bendera merah putih juga dimaknai warga sekitar sebagai wujud untuk mengingat pejuang yang merebut merah putih dari tangan penjajah kembali ke Indonesia. Selain itu, merah putih terdiri dari dua warna merah berarti berani dan putih suci. Tentu, berani untuk memperjuangkan kebenaran dan suci atas nilai persaudaraan antartetangga.
Malam tasyakuran juga diisi dengan tausyiah ‘Hikmah Kemerdekaan’ oleh Ustaz Samsu Bahri. Ini untuk mengingatkan warga agar tetap menjaga Kota Balikpapan khususnya lingkungan RT 62 Muara Rapak dengan karya-karya positif, sebab itu juga memaknai kemerdekaan. “Kami berterimakasih atas partisipasi warga yang telah hadir pada malam tasyakuran. Semoga kita semua panjang umur dan tetap diberi kesehatan oleh Allah. Ayo jaga lingkungan kita aman dan jalinlah terus silaturahmi antarwarga,” pinta Slamet Suwardi.

Sebagai bentuk ikut memaknai nilai-nilai perjuangan, pagi hingga malam hari digelar lomba di lingkungan RT 62. Tua dan muda, anak-anak dan dewasa juga ikut lomba. Ada lomba meniup bola, lomba melepas pakaian dari satu badan ke badan lainnya dan ragam lomba lainnya. Tingkat kesulitannya pun terlihat dari perjuangan anak-anak.

“Berbagai lomba itu memang dicari sulitnya. Maknanya bagi anak-anak untuk pendidikan. Mereka supaya mengingat, mengenang masa lalu bagaimana pejuang memperjuangkan Indonesia. Dengan jiwa dan raga sekalipun. Lah, kita sekarang tinggal menikmati kemerdekaan itu. Makanya, ayo kita mengisinya dengan hal-hal yang baik dan menghasilkan hasil kerja positif ,” kata salah satu panitia, Erlin yang ikut berbaur dalam aksi ragam lomba tersebut. (riz)