TINTAKALTIM.COM-Sistem politik berubah. Logis pemilih menentukan pilihan. Sehingga di tahun 2024 akan terjadi pertarungan sengit antarpartai. Tapi bagi Partai Amanat Nasional (PAN) tak akan gentar dengan partai-partai besar lainnya yang sudah leading.
Termasuk percaturan politik Balikpapan. Kini sudah diamati dan dijadikan tolok ukur bagi PAN. Sehingga, strategi ke depan harus dibuat lebih kreatif dan inovatif.
“Saya sadar, orang baru terjun berpolitik. Hanya, kalau bercerita kaitan partai besar, ya lumrah. Mereka orang-orangnya sudah duduk jadi legislator. Bagi PAN itu jadi sparing partner dan vitamin. Asyik kerja keras bisa lebih maksimal,” kata Ketua DPD PAN Balikpapan H Ardiansyah Noor bicara visi PAN ke depan di sekretariat kawasan Balikpapan Baru, Selasa (21/06/2022).
Menurut Ardiansyah, apapun konstelasi politik di Kota Balikpapan, ia optimistis punya target maksimal dan minimal. Bahkan ekspektasi atau harapannya tinggi sebagai wujud kerja keras dan perjuangan. “Saat saya diberi amanah Pak Zulkifli Hasan (Ketua DPP PAN), seolah darah saya terpompa untuk punya spirit di Balikpapan. Sehingga, angka 6 kursi maksimal akan dilakukan dengan strategi baru,” jelasnya.
Ia pun sadar, kalaupun tak tercapai , Ardiansyah punya ‘mimpi minimal’, 3 atau 4 kursi di DPRD Balikpapan. Itu diyakini, karena sejak diberi kepercayaan memimpin partai berlogo matahari terbit ini, ia sudah melakukan evaluasi berjenjang. Membentuk struktur pengurus partai di kecamatan, kelurahan hingga ranting.
“Semua pengurus kami ajak ‘berlari’ tetapi larinya yang benar dan terarah. Karena, PAN di Balikpapan ada kerja barunya juga melakukan pemulihan citra (recovery image) yang arahnya tingkat kesukaan (elektabilitas) di masyarakat harus meningkat,” urai Ardiansyah yang asli etnis Banjar ini.
Citra itu kata Ardiansyah, dulu sekretariat berpindah-pindah bahkan sempat tak ada. Juga komunikasi lemah di masyarakat karena seperti pepatah ‘mati segan hidup tak mau’. Nah, sekarang dirinya fokus memberi spirit pengurus dan kader membangun sekretariat megah di Balikapan Baru.
“Saya menyiapkan sekretariat yang representatif, bisa rapat bisa nongkrong sambil diskusi dan semua untuk kebesaran PAN Balikpapan di masa depan,” cerita Ardiansyah bersemangat.
Bagi Ardiansyah, PAN yang dipimpinnya kini terbuka dan lebih moderat. Artinya, ia ‘membuka pintu’ untuk siapapun bergabung. Sebab, tujuannya mulia dan positif, ingin berjuang bersama-sama di DPRD. “Caleg saya variatif. Dari mantan birokrat, pengusaha, tokoh agama sampai tokoh-tokoh penting Balikpapan memberikan support,” jelasnya.
Diakuinya, caleg-caleg terdahulu juga sebenarnya raihan suaranya cukup relevan. Hanya, terpaut dari suara partai lain. Sehingga, kalau pun diakomodir kembali juga memberikan ‘injeksi inergi’ bagi PAN Balikpapan. “Nilai perjuangan mereka sudah kita tahu. Sehingga, diberi semangat lagi bahwa berjuang itu tak ada kata berakhir,” kata Ardiansyah beristilah.
Keyakinan lainnya bagi Ardiansyah, kini ia sebagai ketua organisasi massa (ormas) yang memiliki massa cukup besar dan sudah secara ‘arah angin’ dari Barat, Selatan, Timur, Utara, Tengah, Kota dan lainnya, jadi modal kekuatan untuk dirinya dan dukungan PAN.
“Insya Allah, mohon doa dari warga Kota Balikpapan saya akan berjuang bersama-sama. Tak mungkin saya lakukan sendiri. Sehingga, perlu sinergi dengan seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.
COST POLITIC
Ardiansyah percaya, ada spirit baru pengurus dan kader saat dirinya memimpin PAN. Sehingga, sinergi dan kolaborasi demi menunjang superteam dapat tercapai.
Tetapi, ia juga menyinggung kaitan capital atau modal politik. Dan banyak yang menyebut itu ‘isi tas’ atau fulus. “Memang itu penting, sebab sekarang ini sikap pragmatisme masyarakat tetap subur dan sulit diberantas. Kan sudah jadi budaya,” contoh Ardiansyah.
Media ini lalu menawarkan istilah: “Apa itu semacam NPWP Pak Ardiansyah? “Apa itu ya,” tanyanya: Itu Pak, Nomor Piro Wani Piro (Nomor Berapa Berani Berapa)”. Ardiansyah tertawa yang seolah raut wajahnya setuju dengan istilah itu.
Lalu ia meluruskan, sebenarnya dalam dunia perpolitikan itu ada yang menyebut lumrah. Karena biasanya dilakukan karena pemberian biaya transport, makan-minum untuk kader sehingga tak boleh diterminologikan ke arah negatif.
“Itu yang disebut cost politic atau biaya politik toh. Semua partai memerlukan. Susah juga ya kalau bicaranya hanya kapasitas dan integritas. Pasti juga tetap NPWP,” kata Ardiansyah sambil tertawa.
Hanya ia ingin mencoba memberi pencerahan kepada kader-kadernya. Nanti akan ada Rakerda PAN di Balikpapan. Di sana, seluruh pengurus dan kader mendapatkan transfer knowledge dari Wakil Ketua DPRD Provinsi Kaltim Sigit Wibowo yang juga kader PAN. “Kita punya penguat Pak Sigit. Bismillah dan insya Allah apa yang saya impikan didukung teman-teman bisa tercapai demi kepentingan Balikpapan,” katanya.
Ardiansyah terus mengurai perjuangan PAN ke depan. Ia sangat yakin. Bahkan, jika Allah mengijinkan, ia pun bertarung dan akan jadi calon legislatif (caleg) di daerah pemilihan (dapil) Balikpapan Barat.
“Saya orang Sepaku, sehingga tak gentar masuk kawasan yang disebut ‘Dapil Danger’ atau berbahaya di Balikpapan Barat,” jelasnya.
Diakui Ardiansyah, banyak orang-orang hebat memang di Barat. Namanya usaha, manusia berencana, berserah pada Allah dan terus tawakal.
“Insya Allah semua akan berbuah manis,” lagi-lagi Ardiansyah optimis, sambil mengakhiri perbincangan dengan meminta seluruh pengurus dan kader PAN kerja keras untuk mencapai hasil maksimal. (gt)