TINTAKALTIM.COM-Kepala Sekretariat Masjid Balikpapan Islamic Centre (BIC) H Damuri SH mengatakan, tahun ini dengan adanya alat perebah sapi, kegiatan penyembelihan hewan kurban sangat efektif. Lebih cepat dan proses pekerjaan oleh panitia kurban makin teratur.
Sapi sebelum dipotong kata Damuri, harus dimasukkan ke dalam sebuah alat yang terbuat dari rangkaian pipa besi. Petugas dengan sigap memasangkan sabuk di bagian badan dan kaki sapi lalu mengingkatnya ke alat tersebut.
“Setelah dirasa aman, engsel alat itu dibuka dan dengan perlahan sapi direbahkan, disembelih lalu kemudian digeser menggunakan rel ke tempat sapi akan digantung untuk dikuliti,” ungkap Damuri.
Dari pemantauan media ini, semua proses terbilang cepat. Berbeda dengan proses pemotongan hewan kurban pada umumnya yang membutuhkan waktu lama. Apalagi ketika hewan kurban mengamuk. “Tahun lalu masih terlalu lama karena kita belum memiliki alat perebah sapi. Sekarang lebih efektif dan efisien,” ujar Damuri.
Perbandingan waktu penyembelihan dengan tahun lalu, tentu sangat jauh berbeda. Jika menggunakan pola konvensional atau manual, berkisar 30 menit lebih. Sekarang hanya 10 menit. Selain waktu, sebelum ada alat tersebut, butuh banyak petugas untuk mengigkat dan merebahkan sapi. Ada kalanya tenaga para petugas kalah dengan sapi yang meronta.
“Alhamdulillah sekarang sapinya tidak stress. Tinggal dipotong dan dikuliti oleh petugas. Semoga di tahun-tahun mendatang lebih baik lagi,” urai Damuri.
PROKES KETAT
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan kurban di masa pandemi covid-19 digelar dengan protokol kesehatan ketat. Petugas minimal menjalani swab antigen sebelum penyembelihan. “Kita juga menggunakan rompi dan tanda pengenal panitia (badge). Lokasi pemotongan kita lokalisir dan streril. Tidak sembarangan selain petugas masuk ke areal penyembelihan,” ungkap Damuri.
Damuri juga menyebutkan, untuk pembagian hewan kurban, petugas ada yang mengantarkan ke masing-masing tempat. Tapi, panitia juga membagi pembagian dalam 3 waktu sehingga tidak terjadi antrean dan kerumunan.
“Ada 1.000 kupon yang kita bagikan. Tentu dibagikan ke warga sekitar, warga yang mengajukan proposal dan setelah dicek panitia layak serta warga yang membutuhkan,” ungkap Damuri yang menambahkan, pihaknya berupaya maksimal menjalankan prokes. Apalagi pemerintah sudah mengingatkan, jangan sampai ada klaster baru, dan itu menjadi tanggung jawab panitia.
Sementara itu, proses pemotongan hewan kurban di Masjid BIC juga didukung ibu-ibu dari Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) pimpinan Erni Safitri. Mereka juga patuh prokes dan bekerja dengan sigap baik menyiangi kurban sampai memasukan dalam besek (tempat penyimpanan daging yang terbuat dari anyaman bambu).
“Alhamdulillah proses penyembelihan tahun ini lebih cepat setelah ada alat perebah sapi. Sehingga, ibu-ibu juga dibantu mempercepat memasukkan ke dalam besek untuk dibagi kepada penerima,” pungkas Erni Safitri. (gt)