Catatan: Sugito)*
TINTAKALTIM.COM-Dari Jakarta seolah melakukan adventure, tim ini bergerak penuh semangat. Landing di Balikpapan siang hari langsung bekerja. Tak ada rasa lelah, mereka adalah tim Humas Ditjen Perhubungan Darat (Hubdat) Kemenhub yang melakukan perjalanan untuk menggali informasi baik lewat foto maupun video.
Digawangi 3 personel yakni Herman Wibowo, Ardiansyah (Humas Hubdat) di-support Budi Nugraha (wartawan), tiba di Kantor Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) XVII Kaltim-Kaltara, pekan lalu.
Saat di Kantor BPTD XVII di Terminal Batu Ampar Balikpapan, mereka diterima dan bincang informal dengan Kasi Sarpras (sarana dan prasarana) Wisnu Herlambang. Ada arahan khusus dari Wisnu untuk perjalanan ke Kaltara.
Kerja cekatan tim, istirahat sejenak langsung bertemu Kepala BPTD XVII Kaltim-Kaltara DR Muiz Thohir ST MT. Menggali semua progres pekerjaan dan pengembangan infrastruktur konektivitas antarmoda provinsi hingga penyiapan transportasi perintis Provinsi Kaltara. Berlanjut ke General Manager (GM)PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Balikpapan Sugeng Purwono di Penajam Paser Utara (PPU) menggunakan sarana feri didampingi tim Humas BPTD XVII Syaban dan Tomi.
“Kami menyajikan informasi 40 halaman untuk newsletter InfoHubdat yang terbit setiap triwulan sekali, sehingga isinya mengakomodir setiap BPTD se-Indonesia dan berbagai aktivitas di Kemenhub Ditjen Hubdat,” kata Herman dan Ardian.
KALTARA
Tim terus bergerak untuk mendapatkan update informasi. Keesokan harinya, terbang ke Tarakan dan landing di Bandara Juwata disambut petugas BPTD Kaltim-Kaltara Sudirman lalu meneruskan perjalanan menyusuri sungai selama 3 jam menggunakan kapal motor CB Tri Putri Tunggal ke Nunukan dari Pelabuhan Tengkayu. Tak ada rehat sejenak, sebab mengejar jadwal kapal motor yang membawa ke Nunukan.
Tiba di Nunukan tepatnya Pelabuhan Pos Lintas Batas Laut (PLBL) Liem Hie Djung disambut tim BPTD Kaltim-Kaltara untuk Wilayah Kerja (Wilker) Kaltara. Di sana ada Syofyan, Isran, Victor dan lainnya.
Tim Humas Ditjen Hubdat menggali data lewat wawancara dengan Syahbandar Sofyan di ruang kerjanya. Tak lama, proses perjalanan harus dilakukan karena waktu sudah sore. Tapi, tim harus melakukan lunch di rumah makan pilihan di Nunukan.
Nah, tim Humas Hubdat disuguhi jenis makanan khas Nunukan. “Harus dicoba jenis makanan di Nunukan. Ini ciri makanan negeri jiran namanya nasi goreng seafood pattaya,” kata Isran, menawarkan menu untuk disantap ala Malaysia itu.
Hidangannya sederhana, nasinya dibungkus dalam telur dadar. Makanan ini juga disajikan bersama dengan saus sambal, timun dan kerupuk. Konon, orang-orang Melayu dan Malaysia senang makan nasgor ini. “Karena ini baru, kita coba. Jadi nasi goreng Seafood Pattaya,” pesan Ardian dan Herman serta penulis.
Enak dan lahap! Itu ketika menikmati nasgor Seafood Pattaya. Tetapi, anggota tim lainnya Budi Nugraha punya taste berbeda kaitan makanan.
Belum disebut makan jika tak makan ikan. Saat itu ikan habis. Tapi tawaran makanan berkuah pun disampaikan yakni tomyan atau makanan jenis sup khas Thailand yang populer di dunia yang kuahnya asam pedas dan di dalamnya terdapat berbagai macam bahan isian.
Tak lama, kabar gembira datang dari pelayan: “Pak mau nunggu sejenak, ikan kami carikan. Yang akhirnya pilihan jatuh ke ikan kakap merah. Olahan masakannya: palumara, masakan khas Makassar cita rasanya lezat yang datang 2 mangkuk besar. Wow lidah bergetar.
Budi Nugraha pun menikmati dengan maksimal. Apalagi pallumara-nya sangat lezat. Puas dan ‘terbayar’ sudah perjalanan dengan mengisi ‘kampung tengah’. Hingga Herman harus memasang status dengan sticker: Alhamdulillah, Perut Udah Kena Nasi. Ya karena perjalanan cukup panjang dan belum makan siang.
FULL BOOKED
Siang berlalu, memasuki sore bahkan menjelang malam. Keliling Kota Nunukan untuk mencari hotel. Apa yang terjadi, seluruh hotel di Nunukan full booked. “Ada apa ini, kok semua full,” tanya Isran. Ternyata ada event tingkat kabupaten yakni MTQ yang dibuka dan ditutup Bupati Nunukan Hj Asmin Laura Hafid SE MM.
Satu per satu hotel didatangi, putar-putar kota hingga malam, Hotel Laura milik orang tua Bupati Nunukan akhirnya menjadi tempat menginap. Hanya, di sini tinggal 1 kamar tersedia sehingga Budi Nugraha dan penulis berada dalam 1 room. Herman Wibowo, Ardian dan Syaban harus mencari hotel lainnya.
SEBATIK
Kerja-kerja full dilakukan menuju Sebatik keesokan harinya, ke Pelabuhan Feri Nunukan via darat. Pelabuhan ini merupakan rute pelayaran domestik menuju Pulau Sebatik yang merupakan daerah perbatasan antara negara Indonesia-Malaysia.
Sebatik adalah wilayah administratif Kecamatan Sebatik, kecamatan paling timur Nunukan di Kaltara. Tetapi feri satu-satunya itu juga membawa ke Tarakan di malam hari.
Di Pelabuhan Feri, Herman yang lengkap membawa ‘senjata kerja’ langsung mengeluarkan drone dan menerbangkannya. Ia memutar drone yang memiliki tools support 360 derajat dan video serta foto bisa diedit sesuai keinginan. Herman memiliki skill menerbangkan drone. Seolah ia jadi pilot drone untuk menghasilkan karya foto potretan udara.
Foto udara diambil dari sudut pandang tinggi dari drone oleh Herman. Dari bawah ia memainkan jarinya untuk mendapatkan angle yang baik. Berbagai objek untuk mencapai high angle agar lebih indah dan mendapatkan landscape yang menarik.
Dan, dari hasil foto drone itu, Herman mengedit foto-foto dan video melalui softwar photoshop. Hasilnya, foto dan video jadi keren. Tim humas Ditjen Hubdat ini disambut Imron dari ASDP Nunukan yang menaiki kapal Feri Manta II menuju Sebatik.
Di atas kapal, Herman dan Ardian ‘bekerja’ untuk mendapatkan foto dan video dari anjungan atau ruang kemudi. Bahkan wawancara dengan penumpang termasuk dengan nahkoda feri dilakukan oleh Budi Nugraha.
Secara umum, adventure tim humas Kemenhub Ditjen Hubdat ini maksimal. Dan, Kamis (16/03/2023) rombongan beserta tim humas BPTD Kaltim-Kaltara Sugito dan Syaban harus balik ke Tarakan. Untuk selanjutnya meneruskan perjalanan via udara ke Balikpapan. “Wow, perjalanan mereka melintasi 3 matra (udara, darat dan laut), ternyata sangat asyik,” ujar Syaban yang ikut mem-back up tim Humas Hubdat itu.
Hanya saja, posisi kurang beruntung dialami penulis dan Syaban. Tak bisa terbang ke Balikpapan hari itu bersama tim Humas Hubdat karena tiket ludes. “Mas sampeyan lewat Surabaya saja, transit,” saran Herman berkelakar sembari menyeruput es milo di salah satu café saat bersantai yang ditemani tim BPTD Kaltim-Kaltara Wilker Nunukan.
Diskusi ‘kehabisan tiket’ pun ada lontaran-lontaran joke. Suasananya jadi penuh canda. Sejak awal, penyambutan tim Wilker BPTD Kaltimra sangat friendly dan penuh kekeluargaan, sehingga pertemuan tim Humas Hubdat Kemenhub dan tim BPTD Kaltim-Kaltara Balikpapan menjadi cair dan penuh kenangan.
Spirit Penekindidebaya atau Membangun Daerah menjadi nilai kebersamaan yang jadi motto Nunukan. Hanya, inspirasi lagu Koesplus tahun 69-an Kembali ke Jakarta tetap dilakukan oleh tim Hubdat: “Ya Diubah lagunya, Kembali ke Nunukan,” saja,” kelakar Sofyan yang terus menemani hingga akhir perjalanan. Salam Hubdat dan Semangat.**
)* Wakil Ketua Media Online (MOI) Provinsi Kaltim