TINTAKALTIM.COM-Kebersihan sebagian dari iman. Kalimat itu dari hadist Rasulullah SAW. Kebersihan erat kaitannya dengan kesehatan. Sambut bulan suci Ramadan, boleh jika disebut dua RT yakni RT 38 dan RT 39 Kelurahan Margomulyo Balikpapan Barat ‘berdandan’ pada Minggu (11/04/2021)
Warganya, dipimpin ketua kedua RT masing-masing yakni Sohombing dan Neneng Julaiha (Ipon), ‘berdandan’ alias kerja bhakti atau gotong-royong bersih-bersih lingkungan dan masjid. Sejak pukul 08.00 Wita, semua berbaur, saling melakukan aktivitas sendiri-sendiri sambil bersilaturahmi
“Semoga kita semua sehat dan bisa menjalankan puasa Ramadan dengan baik. Kuncinya karena masih pandemi covid-19 tetap jaga protokol kesehatan (prokes) termasuk masjid yang dianjurkan menjaga jarak saat salat,” kata Neneng Julaiha.

Seolah sudah jadi tradisi tahunan. Bersih-bersih jelang Ramadan telah menjadi pemandangan umum. Ada juga yang datang ke makam untuk ziarah dan berdoa demi sanak keluarga yang telah tiada.
Warga kedua RT itu menyatu, tiap sudut dibersihkan. Bahkan pohon-pohon yang lebat dipotong. Ada pula yang merintis rumput, menyapu sampah hingga memasang karpet masjid yang sekian lama disimpan dalam posisi bersih karena tidak dipakai akibat adanya pandemi covid-19.

“Karpet kita gelar lagi. Itu sudah dicuci dan di-vacum cleaner agar dapat dipakai ibadah salat wajib dan tarawih selama Ramadan,” jelas Ketua Masjid Asy-syifa H Rahmadi yang ikut bersih-bersih masjid dan lingkungan.
Seolah mereka semua menilai, bulan istimewa Ramadan tak hanya untuk membersihkan hati tapi lingkungan. Juga agar terlihat asri. Perpaduan dua bersih yakni fisik (lahiriah) dan ruhani (batiniyah) disatukan.
“Semoga kita sehat semua ya mas dan dapat menjalankan ibadah Ramadan dengan khusuk,” kata Sukamto, Ketua Komunitas Pejalan Kaki Kompleks BTN (Kaki BTN) kepada media ini.

Warga yang turun-tangan membantu tanpa pamrih terlihat semangat dan penuh suka cita. Tersirat dari wajah mereka harus menyambut ‘tamu agung’ Ramadan dengan bahagia, karena bulan itu penuh dengan rahmat, ampunan (maghfirah) dan pembebasan dari api neraka (itkum minnanar).
Agama Islam mengajarkan bersih dan suci. Sehingga, menjaga kebersihan juga masuk dalam aktivitas wajib seperti aktivitas lainnya. “Allah itu bersih dan Dia menyukai kebersihan,” ungkap Nur Salim, imam rawatib Masjid Asy-Syifa yang usai bersih-bersih duduk menikmati sarapan pagi sambil ngopi.
Mayoritas warga membawa sapu. Mungkin merasa yakin gerakan dan ayunan tangan saat menyapu membuat tubuh jadi sehat. Tapi, ada juga yang punya skill dan ‘menggendong’ mesin potong rumput yakni suami ketua RT 39. Ia sejak pagi berkeliling lingkungan memotong rerumputan yang telah tinggi. “Ini mesin potong biasa. Pakai senar bukan pisau,” ujarnya.

Bambang, warga yang ikut gotong-rong menyebut, potong rumput senar lebih bagus. Tidak dikahwatirkan bahayanya jika sampai terlepas. “Kalau pisau kan jika terkena batu bisa bahaya. Apalagi pisaunya lepas,” ceritanya.
Yang terlihat berjibaku dan kerja keras adalah ‘Pak Prayit’. Ia membawa mesin gergaji potong pohon (chainsaw). Mesin ini sudah umum. Biasa petugas kebersihan menggunakan memotong dahan saat evakuasi dan pembersihan pohon yang tumbang.

“Wah Pak Prayit sangat expert (mahir) menggunakan chainsaw. Apalagi sampai naik pohon sambil memotong. Perlu diapresiasi,” ujar Sukamto.
Terlihat Pak Prayit dengan cuek memang mengerjakan seluruh rangkaian potong pohon. Dari penebangan sampai dipotong-potong (cutting) hingga dikumpulkan oleh warga lain untuk dibakar. Selain Pak Prayit, ada juga Suwadi membantu pemotongan dahan. “Sempurna kerja bapak-bapak ini,” puji Sihombing, yang ikut menyapu dahan hasil potongan pohon mangga itu.
BERSIHKAN AC MASJID
Kerja bersih-bersih masih berlangsung. Rombongan dua mobil memasuki lapangan volley depan masjid. Tertulis di mobilnya Daikin PT Karunia Makmur Utama. Salah satu personelnya mengenakan pakain dengan sebutan Apitu Crew.

Dari mana mereka? “Mereka sengaja kita panggil dari komunitas relawan kami. Biasa membersihkan masjid-masjid di lingkup Balikpapan dan gratis,” jelas Neneng Julaiha alias Ipon memperjelas.
Apitu itu ternyata semacam perkumpulan atau Asosiasi Praktisi Pendingin dan Tata Udara. “Wah jadi amal jariyah ini. Bersihkan air conditioner (AC) gratis. Semoga berkah,” doa dokter Ahyar.
Menurut seorang petugas pembersih AC, Apitu ada di seantero Indonesia. Biasa bergelut di bidang pendingin dan tata ruang. Mereka semua teknisi dan pekerjaan mendatangi masjid menjelang Ramadan bagian dari program Apitu Berbagi.
SERABI LUDES
Kerja bhakti minggu pagi itu terasa penuh arti. Sejumlah ibu-ibu seperti Ibu H Hardi Sunu, Ny Prayit dan Ipon saling membawa makanan ringan (snack). Ada jalangkote atau pastel, mageli dan yang paling hits pagi itu adalah makanan serabi daun pisang yang dibawa dan dibuat Ibu Prayit.
Baru dihidang langsung ludes. Serabi gulung itu satu per satu diambil warga usai gotong-royong. Kuliner yang disebut-sebut dari Solo Jawa Tengah itu, teksturnya kenyal sekaligus lembut dengan aroma daun pandan.

“Ini makanan paling enak. Ayo dirasain,” ujar Edho yang duduk diam-diam di hadapan serabi itu dan sudah 4 serabi dilahapnya.
Sementara Dedy makan mageli. Ia menawarkan ke media ini makanan yang orang Jawa menyebutnya lentho kesukaan ‘Sukamto Horsa-Horsa’. Tapi Dedy dan Ali Nurin bercerita pentingnya menjaga kesehatan. Bersih-bersih bagian dari sehat tubuh dan sehat lingkungan.
“Saya ini alumni covid-19. Alhamdulillah sudah sembuh karena tidak ada penyakit penyerta (comorbid). Tetapi harus terus jaga prokes,” ujar Dedy yang menyebut, rekannya sudah nyaris berbulan-bulan menderita covid-19 (long covid) tak sembuh-sembuh.
Tak lama, tim satgas covid-19 kelurahan yang juga bintara pembina desa (babinsa) Saleh Dharmawan tiba. “Saya pengganti Pak Sis (babinsa sebelumnya). Ia pensiun. Salam kenal bapak-bapak,” ujar Saleh yang meninjau kegiatan gotong-royong itu sembari pamit karena akan ngecek ke lokasi lainnya sambil silaturahmi sambut Ramadan.
MAJELIS SYURO
Secara umum, gotong-royong di dua RT itu seru. Tak hanya melulu kerja tetapi jika bapak-bapaknya ngumpul pernuh joke-joke khusus. Apalagi ditambah Ali Nurin dan Agus serta Rahmadi dan Samud yang saling bercerita.
“Nah ada komunitas ‘mejelis syuro’ ini alias majelis suka rokok,” kelakar penulis saat melihat H Samud dengan rokok yang tak pernah lepas di mulutnya sembari ngopi.
Ali Nurhin dan H Rahmadi terus bercerita. Ia mengenang masa lalu saat jadi petugas keamanan yang sekarang jadi PT Pertamina (Persero). “Aku dulu pamper atau pasukan pengaman Pertamina. Tapi sering diolok anak-anak kalau jalan dengan sebutan pasukan malas perang. Ya terima saja,” pungkas Rahmadi yang menambahkan sekarang pamper itu adalah security.

Sinergi, kompak, silaturahmi itulah warga dua RT 38 dan 39 Margomulyo jika bertemu dalam aktivitas gotong-royong. Semoga semua sehat. Dan kebersihan itu juga bisa membawa orang ke surga sesuai hadist Rasulullah: Sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang yang bersih. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan dan ragam aktivitas ibadahnya. Mohon maaf lahir dan bathin. (sugito)