Catatan: Sugito *)
TINTAKALTIM.COM-Ada istilah, anak itu bagaikan kertas putih polos. Ia terlahir masih bersih. Orangtuanya yang akan mengisi atau melukis lembar kertas itu. Jika lukisannya indah, maka keindahan yang ditemui. Jika buruk, maka anak akan tumbuh kurang baik.
Itulah mengapa pendidikan Sadar Lalu-Lintas Usia Dini (SaLUD) digelorakan dan jadi program Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Termasuk yang dilaksanakan di Terminal Tipe A Batu Ampar yang dikelola Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kaltim.

Polesan tangan Pengawas Satuan Pelayanan (Wasatpel) Sulis Setyawan S Kom dan timnya sudah bertahun-tahun dilakukan. Ide dasarnya mendatangi sekolah, mengajak anak-anak usia belia belajar mengetahui lalu-lintas. Alhasil, ‘daftar tunggu’ anak-anak ke terminal pun antre.
“Kita menjalankan program Kemenhub. Karena, fasilitasnya ada. Kan ada kesan terminal bus itu kumuh. Makanya, kita ajak mereka ke terminal belajar bagaimana berlalu-lintas yang baik,” kata Sulis.

Sulis sadar, beda zaman beda pendekatan. Sehingga, orangtua sekarang harus update. Karena, momen terbaik yang dirasakan anak sejak dini, bisa jadi kenangan di masa mendatang ketika mereka dewasa. Sehingga, program perjalanan pendidikan (education trip) dilakukan. Terminal Tipe Batu Ampar lah tujuan pendidikan itu.
Sehingga, program SaLUD jadi andalan bagi Terminal Batu Ampar. Tujuannya, agar anak-anak kualitasnya ditingkatkan agar belajar beretika di jalan raya sejak usia dini. Dan ketika dewasa menjadi juara.

“Tak mudah membesarkan anak-anak. Sepertinya sepele toh, datang ke terminal lalu jalan-jalan. Bukan itu targetnya, mereka harus diasah daya pikirnya dan menjadi anak hebat. Sehingga, jiwa kompetitif positifnya muncul di bidang lalu-lintas,” urai Sulis.
Belajar SaLUD di terminal itu, semuanya untuk ‘promosi kebaikan’. Anak-anak dikenalkan bagaimana rambu lalu-lintas. Perkembangan sosial-emosionalnya dibentuk, sehingga mereka mengetahui maksudnya. Sehingga, terbangun kepercayaan diri dan jiwa kolaboratif.
Tim terminal turun. Mereka mengenalkan satu per satu rambu dan menggunakan pola question & answer (Q & A). Dilempar pertanyaan, dijawab anak-anak. Bahkan, mahasiswa-mahasiswi dari Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) atau Politeknik Transportasi Darat Indonesia (PTDI) pun ikut terlibat. Transfer ilmu diberikan.
Kakak-kakaknya yang hadir sebagai instruktur menggugah agar anak-anak muncul pikiran kritisnya untuk menanyakan (critical thinking) dan logis. Karena, anak-anak era sekarang berbeda. Mereka lebih cepat paham akan ‘dimensi dunia maya’ karena adanya gadget atau ponsel sehingga bisa berselancar di sosial media.
“Makanya kunjungan ke terminal, mereka diasah pengetahuannya. Karena, selain diberi ilmu tetapi peran orangtua dan guru-guru juga dominan. Bukan berhenti di kunjungan saja, harus terus diajarkan di sekolah,” kata Sulis.
Program SaLUD juga diajarkan di Terminal Samarinda Seberang yang juga dikelola BPTD Kaltim. Di sana langsung di bawah pembinaan Wasatpel Heriawan yang mengajak timnya mengadopsi cara-cara belajar di Terminal Batu Ampar. Anak-anak TK di Samarinda pun berkunjung ke terminal dan mendapat ilmu kaitan tertib berlalu-lintas di jalan.
“Belajar etika atau karakter sejak usia dini. Karena, ini yang jadi domain Ditjen Hubdat Kemenhub lewat SaLUD,” ujar Heriawan singkat.
TIGA PENGHARGAAN
Semangat Sulis dan tim serta Heriawan tak akan surut. Karena, SaLUD jadi cikal-bakal masyarakat untuk berlalu-lintas dengan tertib. Sebab, anak itu butuh teladan lewat pengetahuan.
“Alhamdulillah, dari kegiatan SaLUD di Terminal Batu Ampar dan Terminal Samarinda Seberang, BPTD Kaltim sudah mendapat 3 penghargaan se-Indonesia. Ini berkat kerja superteam dan dukungan Kepala BPTD Kaltim,” kata Sulis.
Penghargaan SaLUD itu pernah diterima di tahun 2023. Dan yang terbaru, Kepala BPTD Kaltim Renhard Ronald pun menerima penghargaan yang diserahkan di event puncak Pekan Nasional Keselamatan Jalan (PNKJ) 2024 di Jakarta pada Jumat (8/11). Saat itu temanya mengusung Lintas Batas (Langkah Pintar & Cerdas Berkendara untuk Keselamatan Lalu-Lintas) yang diserahkan Dirjen Hubdat Kemenhub Irjen Pol Risyafudin Nursin. Menariknya, dari 33 BPTD se-Indonesia, hanya 3 BPTD termasuk Kaltim selanjutnya Jatim dan Kalsel.
Bahkan terbaru, apresiasi kaitan SaLUD itu pun diterima kembali BPTD Kaltim yang diterima Renhard Ronald di Jakarta pada medio Januari 2025. Saat itu diserahkan bersamaan dengan rapat koordinasi pemantapan program kerja tahun 2025 dan puncak PNKJ Tahun 2024 karena dinilai berperan aktif dalam program SaLUD.

Media pendidikan anak pun menggunakan lewat badut bernama Zeta. Sehingga, anak-anak lebih bergairah dan senang. Karena, Zeta jadi media kreatif sangat efektif dalam penyampaian nilai-nilai dan tujuan pendidikan khususnya tertib berlalu-lintas. Selain juga anak-anak di bawa terminal tour menggunakan bus.
Saat kunjungan dari TK Pelita kawasan Prapatan Balikpapan, kepseknya Mulyani mengatakan, pendidikan karakter anak di TK itu selalu diajarkan. Karena, pembentukan karakter anak usia dini dianggap proses penting dalam pengembangan kepribadian.
Di TK Pelita kata Mulyani, diajarkan 7 karakter yakni relegius, bermoral, sehat, cerdas, kreatif, kerja keras, disiplin dan mandiri. Sekarang, karakter ini jadi program Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang digelorakan Abdul Mu’ti.

“Sebelum Pak Menteri membuat program 7 karakter, TK Pelita Prapatan sudah melakukan. Jadi, kita sejalan dengan program pemerintah,” kata Mulyani.
Anak-anak TK di Pelita Prapatan itu kata Mulyani, tinggalnya jauh-jauh. Bahkan, ada yang di Manggar Balikpapan Timur, Jln Soekarno Hatta. “Mereka enjoy saja belajar. Karena, letak yang jauh dari sekolah itu mengikuti orangtuanya yang kantornya di kawasan dekat TK Pelita Prapatan,” ujar Mulyani.
Akhirnya, pendidikan itu belum tentu menjamin anak sukses. Tetapi, tanpa pendidikan, kehidupan akan lebih sulit. Khususnya karakter. Sebab, orang berkarakter atau beradab itu pasti berilmu tetapi orang berilmu belum tentu beradab. Salam Karakter.**
*) Wk Ketua Media Online Kaltim