Catatan: Sugito *)
TINTAKALTIM.COM-Jika urusan kerja bakti atau gotong royong, warga RT 39 Kelurahan Margomulyo Kompleks BTN Gn IV Balikpapan Barat sudah terbiasa. Tetapi, pada Minggu (2/2) sebagai wujud warga cinta kotanya, maka menjalankan instruksi Walikota Balikpapan untuk kerja bakti massal (KBM).

Instruksi itu sebenarnya sudah lama. Saat pertemuan ketua RT di Balikpapan Sport & Convention Centre (BSCC) atau Dome, Walikota Rahmad Mas’ud menyampaikan jadwal KBM itu. Ditambah, surat edaran dari panitia HUT ke-128 yang disampaikan ketua panhut dr Andi Sri Juliarty.

Informasi ditambahkan Ketua RT 39 Neneng Zuleha (Ipon) sebagai ‘kepanjangtanganan’ pemerintah, mengedarkan pemberitahuan KBM di group WhatsApp (WA). Kalau ini terkait rangkaian HUT ke-128 Kota Balikpapan yang jatuh 10 Februari 2025 mendatang.

“Kita KBM, nanti ada daftar hadir untuk membersihkan lingkungan dan mengecat gazebo,” share Ipon di group WA lingkup rukun tetangga (RT) yang di lapangan juga menyiapkan ragam cat untuk bahan kerja.

Sigap! Warganya satu per satu hadir di KBM. Dipusatkan di lapangan dan peralatan disiapkan Bu RT. Bukan itu saja, gazebo pun terlihat ada konsumsi. Itu menambah energi untuk saling semangat bekerja pribadi-pribadi.

Sapu, serok dan gerobak pengangkut sampah disiapkan. Terlihat sejak pagi pukul 07.30 Wita, ibu-ibu mendahului hadir. Terlihat Bu Narta sudah menyapu. Sedang ketua RT sibuk-sibuk menunggu warga lain hadir sekaligus berbaur dan bersinergi.

Bu Siswanto, hadir. Ia diyakini sebagai pengganti sang suami Siswanto. Kehadirannya tak hanya ‘tangan kosong’. Banyak snack dibawanya dari untuk-untuk, pais sampai risoles. “Biar dinikmati yang kerja bakti sekaligus sarapan,” ungkap Bu Siswanto.
KBM ini karena ada kata massal. Artinya ramai-ramai. Tak mungkin warga kerja sendiri, sehingga pepatah Berat Sama Dipikul, Ringan Sama Dijinjing diwujudkan lewat aksi solidaritas dan rasa kebersamaan.

Tradisi ini seperti terlihat pada etnis Jawa jika ada kegiatan kenduri atau hajatan maka mereka saling membantu yang biasa disebut rewangan atau gotong-royong.
Mereka sadar, bahwa hidup saling backup dan tak bisa hidup sendiri. Dan, ada kesadaran bahwa hidup itu bukan ‘semau gue’ tetapi masuk bagian warga yang solid dalam bertetangga
“Sing penting hidup itu guyub dan rukun untuk memupuk persaudaraan,” kata Yoni Supriyono, walaupun jogging dengan istrinya di luar kompleks, pulangnya bergabung dengan warga gotong-royong.

Dalam gotong-royong itu sederhana. Memang membersihkan lingkungan. Namanya KBM tentu harus dihadiri banyak warga. Bukan sekadar kumpul, namun saling bertukar pendapat, menghibur dengan bumbu-bumbu humor ‘orang dewasa’.
Apalagi, kehadiran ‘Kai Suriansyah’. Itulah, bumbu suasana seolah nggak ramai kalau nggak heboh. Seolah, seperti lagu Waktu Ku Kecil yang trending di medsos. “Waktu kukecil, aku nggak tau yang mungil-mungil. Kusentil-sentil kukira pentil gak taunya pensil,” begitu ya Kai Suriansyah yang terus berkelakar.
CAT GAZEBO
Tugas warga nyapu. Sehingga, jika yang datang awal mengumpulkan sampah, maka warga yang datangnya tidak ontime membantu mengangkutnya. Gerobak sampah diangkut. H Nursalim yang mendapat predikat ‘Sultan BTN’ mengangkut sampah-sampah itu dengan gerobak. Termasuk, Bu Siswanto pun nyorong gerobak isinya kelapa kering yang berserakan. Tetapi, ia pun mengangkut sampah.

Lainnya, ramai-ramai ngecat gazebo. Ini gazebo dibangun atas swadaya warga lewat sumbangan spontan. Desainnya unik, atapnya menggunakan parabola bekas milik warga. Tapi, hasilnya ciamik alias menarik atas polesan tangan Prayitno dan team.
“Barangnya milik Pak Ayub (warga RT 38). Saya meminta ternyata rela menyerahkan. Itung-itung amal jariyah,” kata H Rahmadi yang ikut nyapu dan ngecat sejak pagi.

Bahkan, ia sempat mengingatkan ‘RT sebelah’ mengapa tak ada kegiatan KBM, padahal instruksi walikota se-Balikpapan. Itulah ragam karakter warga. Kalau kumpul harus buang jauh-jauh rasa baper alias bawa perasaan. Kalau nggak, bisa bad mood ketika ngumpul. Enjoy saja.

Suasana awalnya sepi. Tetapi, pukul 08.20 Wita, rombongan tim komunitas Pejalan Kaki BTN (Kaki BTN) berdatangan. Ada Hendra, Rudi, dr Ahyar dan warga RT tetangga Ali Akbar dan Agus Meni. Mereka membawa durian, dibelah, dimakan bersama dan mereka berbaur gotong-royong.
Secara keseluruhan yang hadir adalah Agus H, Ali Umri, H Rahmadi, Sugiyanto, Prayitno, Bu Narta, Yoni Supriyono, Hendri, Poniran, Bu Siswanto, Bambang, Fachrul, dr Ahyar, M Nursalim, Rudy, Hj Yatti dan Suriansyah HB
LAUT HITAM
Ada juga Hendri. Ia pegawai yang expert di bidang migas. Kerjanya Turki yang lagi cuti 2 bulan. “Insya Allah Lebaran di Turki. Sudah 3 kali Lebaran di sana. Makanya, saya harus berbaur gotong-royong. Kalau nggak hadir berarti lagi di negara orang,” ungkap Hendri yang mantunya Edi Sorongan ini.

Hendri bercerita. Ia memang punya pengalaman pekerjaan di Turki. Dan, ia melakukan pola pengeboran di Laut Hitam (Black Sea).
Laut Hitam itu kata Hendri, terletak di Eropa bagian Tenggara yang memiliki jaringan energi migas. Tetapi, hidup di Turki membuat ia sulit dalam persoalan lidah. Tak suka kebab, nasi briyani, jadi selalu makan pop mie.

“Banyak tantangan di Turki. Tetapi, sebagai warga Indonesia tentu saya membuktikan dengan skill dan memiliki jiwa kompetitif,” kata Hendri yang pernah bekerja di Reman Komatsu dan sejumlah perusahaan migas dan tinggal di RT 39 karena membeli rumah menantunya.
KBM itu jadi ajang diskusi macam-macam. Sampai urusan pengembangan masjid agar space-nya dikelola untuk optimalisasi seperti kegiatan wedding dan lainnya. “Saya dulu sudah memulai tetapi belum terwujud,” ujar Ardiansyah, mantan ketua masjid terdahulu.

Agus, yang mantan ASN pun sangat rajin. Termasuk, Prayitno yang sedikit bicara banyak kerja. Tetapi, Agus banyak ngeledek Nursalim. “Wah Pak Agus banyak tahu tentang diri saya. Ini CCTV-nya banyak,” kata Nursalim yang selalu bersyukur dengan keadaan. Saat itulah, Agus mendapat predikat baru dengan sebutan: ‘Agus CCTV’
Secara keseluruhan, KBM di RT 39 berjalan lancar. Mobil Hilux double cabin milik Yoni Supriyono kembali jadi ‘tumpangan sampah’ untuk dibuang. Tetapi, kegiatan KBM hari itu ibarat pepatah Jawa: Urip Iku Urup (hidup itu menyala) atau hidup itu harus dapat memberi manfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitar. Selamat HUT ke-128 Kota Balikpapan. Salam BTN (Bersih, Tenang, Nyaman).**
*) Wk Ketua Media Online Kaltim