TINTAKALTIM.COM-Warga Balikpapan atau dari luar yang ingin salat Idul Adha di Masjid Madinatul Iman, Balikpapan Islamic Centre (BIC) diwajibkan menggunakan masker. Jika tidak, panitia tak mengizinkan memasuki ruangan masjid. Termasuk di luar masjid, sebab di pintu-pintu masuk juga akan ada pemeriksaan petugas dan dilakukan pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermo gun.
“Jadi protokol kesehatan harus ketat. Kita harus jalankan surat edaran Walikota Balikpapan H Rizal Effendi kaitan penyelenggaraan salat Idul Adha 1441 H pada masa new normal menuju masyarakat produktif dan aman covid-19,” kata Ketua Harian Badan Pengelola BIC, Drs Syaiful Bachri saat memimpin rapat finalisasi kegiatan salat Idul Adha dan pemotongan hewan kurban, Jumat (24/07/2020).
Rapat yang dibuka Ketua Panitia Pelaksanaan Idul Adha Masjid BIC, Suparman, itu juga me-review pertemuan sebelumnya. Yang paling penting dibahas adalah bagaimana space salat karena di saat new normal menghindari covid-19 berbeda dari waktu-waktu sebelumnya.
“Infonya ibu-ibu boleh melaksanakan salat. Ini perlu diketahui masyarakat. Sebab sebelumnya tak dianjurkan,” ujar Suparman.
Ia juga mengingatkan, kaitan jumlah alat thermo gun harus dipastikan. Karena, menyangkut pemeriksaan suhu tubuh jamaah yang memasuki masjid atau berada di lingkungan masjid. “Kita mempersiapkan semaksimal mungkin. Termasuk pemotongan hewan kurban pada Sabtu (1/8/2020),” ujar Suparman.

Dalam kaitan wanita atau ibu-ibu diperbolehkan salat, menurut Syaiful Bahri hal itu sesuai surat edaran walikota. Tak ada larangan. Hanya memang anak-anak dan orang lanjut usia yang tak diperkenankan. “Makanya kita harus mempersiapkan space untuk ibu-ibu saat salat Idul Adha,” ujar Syaiful.
Sebelumnya, sekretaris panitia Idul Adha di BIC, Badrus Syamsi mengatakan, untuk salat Idul Adha, khatib adalah Drs H Alfi Taufiq MM (Kepala Kantor Kemenag Balikpapan), imam Ustaz Ahmad dan bilal Ustaz Syaiful. “Nanti didahului laporan ketua panitia Idul Adha BIC, lalu sambutan Walikota H Rizal Effendi dan adanya penyampaian tata cara (kaifiyat) pelaksanaan salat Idul Adha,” kata Badrus Syamsi.
PHYSICAL DISTANCING
Dalam kaitan Salat Idul Adha, Syaiful Bahri menekankan agar jarak salat antar jamaah tetap 1 meter atau penerapan jaga jarak fisik (physical distancing) harus ketat. Sehingga, tidak dapat antar jamaah shafnya rapat. Hal itu sesuai surat edaran walikota kaitan penyelengaraan di poin F yang menyebut antarjamaah menjaga jarak minimal 1 meter.
Di sela itu, Kepala Sekretariat Masjid BIC, H Damuri SH mengusulkan, karena space yang akan digunakan ketika salat Idul Adha dipastikan membeludak jamaahnya, sehingga menambah space baru yang jaraknya lebih dari 1 meter.

“Jujur, space yang dipergunakan sekarang saat salat 5 waktu dan salat Jumat, masih terlalu lebar. Sehingga, untuk mengakomodir jamaah saat salat Idul Adha, harus ditambah. Sebab, kalaupun ditambah masih ada jarak antar jamaah sekitar 1,20 meter,” jelas Damuri.
Hanya, Syaiful Bahri menegaskan bahwa protokol kesehatan tetap diindahkan. Dikhawatirkan nanti dilanggar, sebab physical distancing harus minimal 1 sampai 1,5 meter. Hanya, Damuri menyebut, bahwa space diyakini masih sangat cukup.
“Sebaiknya usulan Pak Damuri kita melihat langsung di lapangan. Lihat antar shaf salat satu dengan lainnya, apakah 1 meter atau bagaimana. Sehingga, tidak sampai melanggar protokol kesehatan,” usul H Sugito, Koordinator Humas dan Publikasi saat itu.
Seluruh peserta rapat sepakat, agar penambahan space harus dilihat ke lokasi tempat shaf salat. Dan, usai rapat seluruh panitia dipimpin Syaiful Bahri yang juga didampingi panitia lainnya seperti H Sugianto (Kabag Kesra), H Zainal Abidin (Koordinator Pemotongan), H Damuri, H Burhanuddin, Badrus Syamsi, H Novrianda (bendahara) dan jajaran petugas unit pelaksana teknis (UPT) Masjid Islamic Centre melakukan checking di lapangan atau lokasi dalam masjid.

“Oh masih sangat memungkinkan usulan Pak Damuri untuk ditambah space. Sehingga, harus dipersiapkan shaf salat baru sehingga ada penambahan jamaah di dalam dan luar masjid nantinya. Tapi, tetap protokol kesehatan ditegakkan,” pinta Syaiful Bahri menyetujui penambahan space salat di dalam ruang masjid itu.
Dalam kaitan teknis, H Damuri telah menyiapkan stiker untuk pemasangan shaf-shaf baru yang dilakukan penambahan space, ada ribuan stiker yang bakal dipasang di dalam masjid.
“Tapi, karena menjaga jarak ini juga harus di luar masjid, maka pemasangan shaf jaga jarak juga dilakukan di luar masjid,” urai H Damuri yang secara teknis sudah siap seluruhnya dan didukung tim UPT BIC.
Damuri juga mempersiapkan bagaimana proses penyembelihan hewan kurban. Tetap pula nanti menggunakan pola physical distancing dan menjaga protokol kesehatan. “Kita sudah koordinasi dengan Koordinator Pemotongan Pak Zainal Abidin. Nanti, proses pemotongan diperketat. Sebab, ini juga ada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan perintah menjaga protokol kesehatan,” jelas Damuri yang juga telah menyusun daftar mereka yang mendapat hewan kurban (mustahik) sampai pembagian untuk peserta kurban juga. (git)