TINTAKALTIM.COM-Sudah bukan rahasia umum, rumah pribadi Wakil Walikota (Wawali) H Rahmad Mas’ud (RM) selalu ‘diserbu’ warga setiap hari Jumat. Mereka tentu ingin mendapatkan sedekah dari pemilik rumah. Karena, setiap Jumat, RM selalu bersedekah.
Sebelum salat Jumat, warga sudah terlihat di luar rumah. Jika saat itu mereka menerima sedekah atau zakat atau infaq dari RM di rumah jabatan kawasan Jalan ARS Muhammad (dulu Jalan Garuda). Tapi, sekarang penyerahan sedekah itu dipindah di rumah pribadi Jalan Wiluyo Puspoyudo kawasan ‘Bakso Taman’. Tentu, jika RM tidak bepergian keluar kota bersama istri dan anak-anaknya.
Usai salat Jumat di Masjid Baitul Aman kawasan Polres Balikpapan, Rahmad sudah ‘dihadang’ kalangan anak-anak yatim, emak-emak, bapak-bapak dan sebagain remaja. Mereka tentu berharap ada santunan dari keluarga RM. Awalnya, media ini dilarang untuk memberitakan. “Nanti dinilai riya atau pamer lagi. Padahal ini sudah jadi kewajiban keluarga kami,” kata RM kepada Tintakaltim.Com ketika mengabadikan aktivitas ratusan warga yang menunggu sedekah dari keluarga RM.
Media ini lalu sempat diskusi dengan RM. Menceritakan bagaimana sahabat Rasulullah, Abddurahman bin Auf yang dikenal kaya dan dermawan membagi-bagikan hartanya secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. “Terang-terangan berzakat, sedekah itu bisa memberi contoh dan inspirasi lainnya pak Wawali,” ujar, Ustaz Mustaqim, sahabat Rahmad Mas’ud memberikan informasi agar RM tak takut akan riya pada suatu kesempatan.
Jumat (13/12/2019), rumah RM sudah dipenuhi warga. Ia lalu memberikan sedekahnya. “Semoga berkah ya. Dan doakan bapak dan keluarga sehat,” kata Wawali. Tim RM terus bergerak memberikan lembaran-lembaran uang yang sudah disiapkan keluarga Rahmad Mas’ud.
Banyak doa dipanjatkan warga usai menerima sedekah dari RM. Ragam doanya agar rezeki RM terus bertambah hingga tak putus memberikan sedekahnya sampai doa panjang umur. Ada pula yang sambil berswa foto atau selfie sambil berdoa: “Semoga jadi Walikota Balikpapan ya pak haji,” sontak lainnya saling mengaminkan.
NASIHAT ORANGTUA
Menurut Rahmad, pemberian sedekah di hari Jumat itu bagian dari nasihat atau petuah orangtuanya. Karena, ketika membangun usaha sejak awal, Rahmad dan keluarga yang kerap disebut Bani Mas’ud atau keluarga Mas’ud sudah diajarkan untuk bersedekah. Memberikan sebagian hartanya kepada orang lain dengan ikhlas tanpa ada unsur paksaan. “Orangtua kami selalu berpesan bersedekah, berzakat itu tidak akan mengurangi harta. Justru diganjar Allah dengan keberkahan pahala dan rezeki,” cerita RM menirukan pesan orangtuanya.
Rahmad juga sadar, sebagai muslim, ia sering membaca sejumlah hadist Rasulullah yang mendorong dirinya untuk membagikan harta yang lebih kepada mereka yang memerlukan. “Rasulullah menyebut toh, bersedekahlah tak akan habis hartamu. Juga ada pula pesan Rasulullah yang katanya; sebaik-baiknya manusia adalah yang mempunyai banyak manfaat bagi orang lain,” kata Rahmad mengutip hadist Rasulullah.
FILOSOPI 3 TANGAN
Rahmad memang dikenal keluarga yang taat. Ia pun dengan siapapun jika diskusi selalu memberi tips-tips khusus untuk sukses dan hidup tak perlu iri dengan orang lain juga harus sabar kendati ada pihak-pihak yang bercerita menjelek-jelekkan pribadi. “Biarkan kalau diceritakan jelek. Dosa kita kan akan berguguran. Terus amal kita bertambah,” ucapnya pada suatu diskusi yang dihadiri Ketua KNPI Balikpapan Andi Welly dan sahabat RM seperti Rosman Abdullah, Mustaqim dan Michael.
Ada filosopi kehidupan yang disampaikan Rahmad. Ia menyebut, hidup itu ibarat proses ‘3 tangan’. Apa itu? Yakni garis tangan, genggaman tangan dan uluran tangan. Secara detail, ia menceritakan tentang arti dari ungkapan itu. Garis tangan maksudnya adalah takdir Allah. Tidak dapat ada satu pun manusia yang dapat menolaknya jika itu sudah kehendak dari Maha Kuasa. Lalu, genggaman tangan. Maknanya, seseorang harus berusaha keras dan menjaga harta serta keluarganya di jalan yang baik. Dan genggaman itu juga bermaksud wujud rasa sayang dan bekerja keras untuk kebaikan keluarga dan orang lain. “Di era sekarang maknanya genggaman itu bisa mempertahankan atau fight dalam bekerja untuk mencari berkah,” ujar Rahmad.
Nah yang terakhir, kaitan uluran tangan adalah kaitan sedekah di hari Jumat dan membelanjakan harta kepada orang yang memerlukan. Sebab sedekah itu ada ‘rumus matematikanya’ yakni semakin dikurangi, semakin besar hasilnya. Sehingga ada pertanyaan yang keluar setiap kali kita bersedekah bukannya ‘sisa berapa’ melakukan ‘jadi nambah berapa’. “Itu makna uluran tangan tadi,” kata Rahmad yang disambut manggut-manggut sahabatnya. (git)