TINTAKALTIM.COM-Bagi bapak ini, diakuinya citra polisi sedang tak baik akibat ulah oknum polisi bermoral buruk. Karena, tindakannya di luar norma, etika dan aturan hukum. Sehingga, diperlukan sekarang karakter polisi humanis, agamis dan bukan polisi sinis.
Ia bicara agar ‘korps baju coklat’ harus menunjukkan kinerja dan profesionalisme melalui terobosan dan inovasi-inovasi bagi rakyat. Sebab, polisi itu ya penganyom masyarakat.
“Hilangkan anggapan polisi itu duit dan duit. Kerja saja benar, sesuai aturan, bantu rakyat jika memerlukan. Wis, rezeki itu tidak tertukar,” kata Kapolsek Balikpapan Selatan AKP Bambang Suhandoyo SH yang berbicara kaitan sisi spiritual dan kinerja kepolisian saat berbincang dengan Tintakaltim.Com di sela-sela tugas pengamanan event Maulid Nabi Muhammad di Dome yang menghadirkan penceramah H Rhoma Irama Senin (1/11/2022).
Bambang blak-blakan. Karakternya tegas. Tetapi, bicaranya lugas dan lebih pada sisi spiritual. Kaitan rezeki misalnya, jika kerja ikhlas mengharap ridha Allah, maka rezeki pasti datang. “Buka sekarang Surat At-Talaq ayat 3. Jelas, rezeki itu sudah diatur. Kenapa nggak jujur, kerja nggak benar, mempersulit orang,” urai Bambang.
Bambang lebih banyak bicara bersandarkan keyakinannya sebagai Muslim. Sehingga, tak jarang meminta media ini membuka ayat-ayat Alquran untuk pondasi dan pernyataannya. Termasuk Surah At-Talaq ayat 3 kaitan rezeki itu:
“Bacakan Mas Anteng,” pinta Bambang kepada stafnya yang membaca surah itu: Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Arti surah itu dibacakan staf Bambang.
“Jelas toh bro. Mengapa harus pusing. Sandarkan pada Tuhan. Itulah garisan hidup dan tugas yang ada di pundak harus dipertanggungjawabkan,” ceritanya.
Untuk menjadi polisi baik, dirinya sering mengingatkan rekan-rekan seprofesi untuk on the track pada tugas. Jujur dan ikhlas tugas itu, rezeki mengalir sendiri. “Orang justru datang ke polisi memberi rezeki. Karena, kita bekerja baik, membantu rakyat. Jangan justru menakut-nakuti rakyat,” urainya.
Tetapi mengapa ada polisi yang melanggar, tanya media ini? Menurut Bambang, karena saat disumpah jabatannya bukan dijadikan amanah. Padahal semua pekerjaan (profesi) ada janji atau sumpah untuk melaksanakan dengan baik.
Ponsel stafnya masih on. Bambang kembali meminta sahabatnya itu membukakan surah kaitan perjanjian yang diingkari seorang yang disumpah jabatannya. Itu kata Bambang, ada di surah Al-Baqarah ayat 100: “Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melanggarnya,” kembali Anteng membacakan arti surah yang dimaksud Bambang.
Literatur Bambang lainnya kaitan sumpah itu pun, pintanya bisa dibaca dalam Surah Albaqarah ayat 27 yang artinya: Orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan (disumpah). Dan selalu membuat kerusakan di muka bumi.
Itulah kata Bambang, mengapa ada orang melanggar sumpah. Harusnya sadar diri sebab menjadi polisi itu sudah nikmat. Urusan pangkat, kerja baik diyakininya pimpinan akan memberi kenikmatan (kenaikan pangkat).
Polisi yang punya karakter eksentrik ini, pernah bertugas di Kutai Barat (Kubar), Nunukan, Penajam baik jadi kasat intel, satnarkoba. Ia putra Arema atau Arek Malang. Dan mengakui, reformasi birokrasi di tubuh polisi gampang-gampang susah. Tetapi pimpinan Polri terus mengupayakan maksimal.

Oknum polisi bermoral buruk kata Bambang, faktornya salah satu juga karena gaji polisi kecil bukan tidak cukup tetapi terkadang itu akan menjadi dasar ‘niat’ mencari-cari kesalahan orang untuk memenuhi ‘something’ atau sesuatu.
“Tapi jangan digeneralisir lho ya bro. Kejadian yang menimpa polisi bermental buruk, itu memang menurunkan trust kepolisian. Hanya, ada juga toh polisi jujur, polisi kerja baik, polisi yang ikhlas. Sebab, se-Indonesia polisi itu ribuan. Jadi kalau kebaikan itu susah munculnya, jika ada oknum polisi tak baik langsung viral,” ujar Bambang yang selalu menggunakan panggilan akrab dengan sapaan bro.
Disebutkannya, tugas polisi itu kuncinya menuntut pengabdian tulus yang disertai ibadah dan penuh pahala. Biar Allah yang menentukan rezeki. Bahkan, itu diatur semua agama tidak Islam saja.
PENEGAKKAN HUKUM
Diskusi Bambang pun tak pelak harus menjawab kaitan penegakkan hukum. Saat ditanya kaitan azas hukum harus equality before the law atau setiap orang berhak atas jaminan dan kepastian hukum yang adil, ia kembali menyebutkan peringatan Kapolri Jenderal Listyo Sigit sudah sering disampaikan.
“Kaidah hukum pidana itu jelas ada KUHP. Lakukan sesuai ketentuan itu. Siapapun pelakunya. Kalau masih ada oknum yang tidak menjalankannya, berarti secara personal perlu untuk memperbaiki karakter,” ungkap Bambang.
Lalu Bambang menceritakan, konteks penegakkan hukum saat dirinya menjabat di Nunukan. Saat itu, Satnarkoba Nunukan di bawah tanggung jawabnya berhasil menggagalkan penyelundupan sabu-sabu seberat 7 kg. Sabu itu dibungkus menggunakan kemasan teh China merek Guan Yin Wang yang kualitasnya di atas grade A.
“Alhamdulillah, hukum ditegakkan. Pelaku dan tersangka dihukum berat. Ini sebagai wujud law enforcement terhadap hukum. Jadi semua tergantung person atau oknum individunya dalam penegakan hukum. Kalau melanggar ya siap-siap sanksi,” cerita Bambang.
HUMANIS
Dalam kaitan karakter polisi era sekarang, sudah bukan zamannya kata Bambang, arogan, sombong dan seolah mau menang sendiri. Sebab, Kapolri meminta agar kehadiran Polri bermanfaat bagi masyarakat.
Ditanya, bahwa masyarakat takut melapor polisi karena jika kehilangan kambing bisa jadi kehilangan sapi? Menurut Bambang, itu image di masyarakat dan harus diubah dengan sisi humanis polisi. “Sampaikan apa adanya toh. Karakter semacam itu harus ditepis. Jangan ada lagi, sebab merusak citra polisi,” ungkap Bambang.
BERTENTANGAN NORMA
Yang menarik, Bambang bicara tegas kaitan pelanggaran norma hukum atau obstruction of justice. Justru, sudah ada kode etik profesi Polri. Di situ ada landasan etika baik kaitan perilaku maupun ucapan dan patut atau tidak patut dilakukan.
“Jelas saya kalau ada perintah pimpinan yang salah panduannya harus menjunjung tinggi Tribarata dan Catur Prasetya. Dan menjalankan tugas profesional, prorporsional dan prosedural,” urai Bambang.
Sehingga kata Bambang, sebagai bawahan dalam kode etik itu, kan tegas disampaikan bawahan bisa menolak perintah atasan yang bertentangan dengan norma hukum, norma agama dan norma kesusilaan.
“Ya diingatkan dengan baik, bahwa itu melanggar prosedur. Dan, profesional tadi. Sehingga, semua tugas-tugas dapat dijalankan dengan baik demi menjaga citra polisi,” kata Bambang yang akan selalu istiqomah menjalankan perintah-perintah atasannya dengan dilandasi kode etik tadi.
GAYA HIDUP
Dalam konteks gaya hidup, menurut Bambang polisi juga perlu tampil dengan sopan, santun tetapi tidak pamer kekayaan seperti yang diungkap Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) yang juga Ketua Kompolnas Prof DR Mahfud MD.
“Kalau ada penilaian itu, berarti ada oknum yang melakukannya. Jadikan evaluasi, misalnya seperti kesombongan, hingga bergaya hedonis harus dihilangkan. Tampil sederhana saja, merakyat dan kehadiran Polri harus bermanfaat tadi. Sebab, itu juga perintah Kapolri,” jelas Bambang.

Karena kata Bambang, jika masih ada yang melanggar. Itu berarti kaitan seorang polisi belum memberi manfaat bagi orang lain atau masyarakat. “Polisi itu punya norma hukum kepatutan, kepantasan dengan kondisi lingkungan di mana ia tinggal. Makanya, merakyat dan tidak perlu terlalu berlebihan,” pungkas Bambang.
Di akhir sharing-nya, Bambang pun tak menampik saat ditanya kasus yang terjadi menimpa polisi misalnya kasus Sambo? Pendapat Bambang: “Sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh ke tanah juga”. Secara umum, ia menyebut makna peribahasa itu betapa pun pandai atau hebatnya seseorang dalam suatu perkara atau permasalahan ataupun pekerjaan pasti punya kelemahan juga.
“Makanya bersyukur apa adanya saja yang sudah diberi Allah. Itu nikmat terbesar,” pungkas Bambang yang anaknya berhasil lolos ke Akademi Kepolisian ini. (gt)