TINTAKALTIM.COM-Ketua Tanfizdiyah Nahdlatul Ulama (NU) atau PCNU Kota Balikpapan KH Muhammad Muhlasin menegaskan, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Provinsi Kaltim sangat memiliki nilai strategis bagi organisasi massa (ormas) Islam terbesar di Indonesia ini. Karena, IKN akan jadi lokomotif desain moral, sehingga tak hanya proses pembangunan fisik saja yang dilihat.
“Ada kejadian dan bermakna penting. Kepengurusan PBNU di bawah kepemimpinan Yahya Cholil Staquf dilantik di Balikpapan. Ini bukan sekadar rancangan manusia, tapi Allah mendesain agar NU Balikpapan ikut berperan dalam melakukan perubahan ke depan lebih baik,” kata Muhlasin ketika bicara korelasi IKN dan NU Balikpapan saat ditemui di Graha NU, Jln Soekarno Hatta.
Desain moral itu, tentu kata Muhlasin berkorelasi dengan IKN yang bernama ‘Nusantara’. Sebab, Kota Balikpapan sudah jadi terasnya IKN atau daerah penyangga. Dan melansir keterangan dari Yahya Cholil Staqub, bahwa Nusantara itu sudah berarti NU, santri, pemerintah dan rakyat. “Jadi NU harus ambil bagian maksimal termasuk PCNU Balikpapan khususnya dalam ikut pembinaan umat,” kata Muhlasin.
Informasinya nanti kata Muhlasin, kantor PBNU dibangun juga di IKN. Ini merupakan ikon pengembangan umat. Korelasinya dengan NU Balikpapan pasti ada. Ini bagian dari berkah baik untuk warga NU, umat Islam dan sisi kemanusiaan lainnya.
Tak hanya kantor PBNU, menurut Muhlasin, juga akan dibangun rumah sakit, perguruan tinggi serta pesantren. “Multiplier effect-nya terhadap NU Balikpapan tentu sangat besar. Sehingga, warga NU yang ada di Kaltim terkhusus di Balikpapan harus menyiapkan SDM yang maksimal,” ujarnya.
SINERGI
Untuk itu, menurut Muhlasin warga NU Balikpapan harus terus bersinergi dalam menghadapi IKN. Karena, desain moral itu juga dari agama. “Local wisdom atau kearifan lokalnya juga kaitan pembinaan akhlak umat. Di sini peran NU dibutuhkan. Tetapi, jangan nanti fisik IKN dibangun tetapi NU Balikpapan ditinggal,” kelakar KH Muhlasin memberi isyarat kesiapan warga NU bergotong-royong membangun IKN.
Menurut Muhlasin, dirinya dan warga NU Balikpapan tetap sami’na wa’athona terkait dengan penerimaan IKN di Kaltim sebab sudah jadi hasil Muktamar ke-34 NU di Lampung. “Prinsipnya NU Balikpapan siap membantu dan menjadi benteng moral dan spiritual terhadap IKN,” ujar Muhlasin berkali-kali.
Diyakini Muhlasin, NU Balikpapan sangat kompak. Ia justru memberi apresiasi kepada warga NU yang guyub dalam setiap aktivitas. Ibaratnya, semua lembaga, lajnah dan badan otonom merupakan bagian dari NU yang harus makmum kepada NU.
“Gairah kerja warga NU di Balikpapan sangat tinggi. Insya Allah akan selalu kompak menjaga keamanan, kenyamanan kota Balikpapan. Terlihat saat kegiatan vaksin dan aktivitas lain. Sehingga, saya sangat memberi apresiasi tinggi,” ujar Muhlasin.
Dalam hal guyub atau kompak itu, Muhlasin sampai memberi istilah bahwa ada uang dan tidak ada uang NU kompak. “Apalagi tidak ada uang, tambah kompak,” ungkap Muhlasin dengan nada tawa.
Bahkan dengan pemerintah, NU terus mendukung program-program positif untuk umat. Kebijakan Walikota H Rahmad Mas’ud yang bersinggungan dengan umat, NU selalu berada di garda terdepan. “Insya Allah, tagline gotong-royong dan menjaga Balikpapan aman dan nyaman akan terus menjadi komitmen warga NU di Balikpapanf dan turun mendukungnya,” ujar Muhlasin.
BADAN OTORITA IKN
Dalam konteks Badan Oririta IKN, Muhlasin enggan bicara banyak. Sebab, itu domain pemerintah kendati ia mengetahui nanti akan dipimpin seorang kepala badan otorita. “Saya dengar sudah ada nama-nama kepala badan otorita. Kan nanti ditunjuk Pak Presiden Jokowi,” ujar Muhlasin.
Apakah PBNU atau NU Balikpapan ada mengusulkan calon? Muhlasin sambil senyum menyebutkan, bahwa PCNU Balikpapan belum mendapat isyarat dari PBNU. “Ulama apa boleh mencalonkan jadi figur ketua badan otorita toh. Kita ngurusi umatnya saja kalau sudah jadi IKN. Kan syarat teknisnya ada,” ujar Muhlasin berkelakar.
Tetapi katanya, peran PBNU dan PCNU Balikpapan serta NU Kaltim akan sangat mendukung kebijakan yang digariskan bersama tentang IKN.
“Kuncinya kita sama-sama menjaga NKRI kaitan ditetapkannya IKN. Dan, tetap NU berkiblat pada ukhuwah yakni ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam, ukhuwah wathaniyah (persaudaraan dalam ikatan kebangsaan) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia),” pungkas Muhlasin. (gt)