TINTAKALTIM.COM-Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Balikpapan, sepakat mendorong terbentuknya Badan Bina Mualaf (BBM) yang digagas Kementerian Agama (Kemenag) di kota ini. Itu diwujudkan dengan membangun komitmen dan menandatangani memorandum of understanding (MoU) atau komitmen bersama 18 lembaga lainnya.

“Mualaf tanggung jawab orang Islam. Sehingga, komitmen ini perlu dibangun bersama,” kata Kepala Kantor Kemenag yang diwakili Fajar menyampaikan spiritnya pada penandatanganan komitmen Badan Bina Mualaf Balikpapan, Minggu (24/12/2023) di Gedung Banua Patra Balikpapan

Penandatanganan komitmen itu, selain PITI yang dilakukan ketuanya Hendra Winardi, juga 18 lembaga lainnya yakni Unit Bina Muallaf Istiqomah (UBMI), Mualaf Centre, Forum Zakat, Baznas, Lazis Muhammadiyah, Dompet Dhuafa, Dompet Peduli Umat (DPU), Rumah Yatim, Nurul Hayat, Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), Sahabat Yatim, Yatim Mandiri, Wahidah Inspirasi Zakat (WIZ), Baitul Mal Hidayatullah (BMH)

Menurut Fajar, penandatanganan komitmen setelah sebelumnya digelar pertemuan selama 3 kali yakni 2 dan 4 Oktober 2023 dan 23 November 2023 di kantor Kemenag Balikpapan. Dan seluruh pihak sepakat dituangkan dalam bentuk komitmen bersama.
Penandatanganan itu bertujuan agar mempercepat proses pembentukan Badan Bina Mualaf Balikpapan. Selain itu baznas dan lembaga amil zakat (LAZ) sepakat untuk mendukung pendananan dalam aktivitas bina mualaf di Balikpapan sesuai kebutuhan.
“Termasuk kita akan membuat agenda rutin yang terukur dan sistematis yang leading sector-nya adalah Kemenag,” kata Fajar yang menambahkan, untuk hal-hal teknis bagi kepentingan bina mualaf harus dimusyawarahkan bersama.

Dalam konteks itu, Ketua PITI Balikpapan Hendra Winardi menegaskan, komitmen bersama untuk membentuk Badan Bina Mualaf sangat dibutuhkan. Sehingga, arah pembinaan jelas dan tujuannya agar ada semacam transfer ilmu agama dan peneguhan aqidah atau keyakinan.
“Yang berat itu istiqomah bagi mualaf. Jika sudah mengucapkan syahadat dan dibiarkan, mereka bisa saja kembali murtad. Untuk itu, saya memberi apresiasi terhadap penandatanganan komitmen itu,” kata Hendra yang saat penandatanganan melegalisasinya dengan cap stempel PITI Balikpapan.

Sementara itu, Ketua UBMI Balikpapan Husni Hasibuan menegaskan, sejauh ini pembinaan mualaf yang didukung PT Pertamina melalui Badan Dakwah Islamiyah (BDI) berjalan baik dan penuh dengan edukasi.
“Kita gelar Festival Mualaf ini bagian dari edukasi dan pemantapan aqidah. Sehingga, ke depan bisa merumuskan program kerja mualaf. Kalau sudah ada mualaf, maka umat Islam harus hadir ikut mengayomi,” kata Husni Hasibuan.

Sedang Ketua BDI Pertamina H Alaidin menegaskan, kegiatan mualaf yang dilakukan UBMI sangat memberi makna besar bagi syiar Islam. “BDI akan selalu mendukung. Apalagi, kegiatan pemualafan juga sering dilakukan di Masjid Istiqomah,” ungkap Alaidin.
Dalam acara Festival Mualaf itu, Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud SE ME dalam sambutannya dibacakan Farid dari Kemenag memberi dukungan. Bahkan, ia mengatakan sejumlah lembaga harus ikut memberi kontribusi baik bersifat moril maupun materil.
“Kami memberi apresiasi atas kerja UBMI dan kegiatan Festival Mualaf. Hendaknya terus jaga ukhuwah baik sesama umat Islam dan lainnya. Karena, Kota Balikpapan ini penduduknya sangat hetrogen,” ujar Walikota.
Dalam kegiatan festival yang mengusung tema Indahnya Mencari Hidayah itu, menghadirkan para mualaf untuk kegiatan talk show yakni Maksi Ladeyk Deeng (aktivis mualaf nasional), drg Carissa Grani MM (inspirator muslimah dan praktisi kesehatan) dan Wendy Lofu (Ketua Mualaf Centre Indonesia Peduli).

Dalam kegiatan itu, juga dilakukan lelang barang-barang berharga seperti helm dan lainnya. Menariknya, helm berhasil ditaksir dengan harga selangit yakni Rp9 juta oleh undangan yang hadir.
Awalnya, helm milik Wendy Lofu yang harganya berkisar Rp9 juta, ditaksir dan dilepas dengan harga Rp1 juta. Tetapi, Ustaz Herry gigih untuk terus membuka kesempatan undangan untuk menaksir harga paling tinggi. Tiba-tiba ada yang menaksir Rp5 juta.
Tak berhenti di situ, Herry terus membuka kesempatan lelang, siapa tahu ada harga tertinggi. Tiba-tiba Dokter Hadi Yuniarko (Ibnu Sina Balikpapan) yang duduk di bagian depan membisikkan tawaran. “Mas saya berani Rp8 juta,” ucap dr Hadi.
Sontak, undangan bergema dan memberi apresiasi kepada dr Hadi Yuniarko. Namun, namanya lelang, Ustaz Herry terus menggoda undangan. “Ayo siapa yang mau ke surga. Kecil kalau hanya Rp8 juta,” pancing Ustaz Herry.

Tiba-tiba di bagian belakang, seorang bapak bernama H Maesa yang menggendong anak berucap; “Saya siap menawar Rp9 juta”. Wow, seluruh undangan bertepuk tangan, karena helm second itu mampu dilelang dengan harga Rp9 juta.
“Seluruh dana lelang akan disumbangkan saudara-saudara kita di Pelestina. Sehingga, lelang ini bagian cara untuk menggugah mereka yang ingin amal jariyah dan jaminannya surga,” kata Ustaz Herry yang bertindak selaku moderator acara. (gt)