TINTAKALTIM.COM-Sore usai salat Ashar, suara gaduh anak-anak memenuhi Pendopo Masjid Asyi-Syifa. Mereka berbaur, tetapi tertib menempati mejanya masing-masing. Terlihat wajah mereka ceria, ketika lantunan ayat Alquran keluar dari bibir yang disuarakan dengan sangat happy.
Terlihat, sang guru begitu sabar karena sedang menjalankan amalan ibadah paling istimewa membaca Alquran. Ada cara bagaimana mengamalkan setiap huruf dalam Alquran yang diawali dari Iqra 1 sampai 6.
Ada suara syahdu nan serempak terdengar disuarakan bersama-sama dengan fashih oleh anak-anak yang disebut ‘Pelajar Iqra TPA Tahfidz Quran Asy-Syifa’.
Lafadz doa yang diajarkan Rasulullah ramai-ramai disuarakan: Rodhitu billahi rabba, wabil-islami dina, wabi Muhammadin shallallahu alaihi wa sallama nabiyyan wa rasula. Sepenggal doa ini artinya mengesakan Allah karena anak-anak itu rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama mereka dan Nabi Muhammad sebagai Rasulnya. “Tujuan kami satu. Mendapatkan anak yang mahir membaca, menghafal dan mengkaji nantinya Alquran. Sehingga diperlukan motivasi yang kuat dari guru dan dukungan orangtua,” kata Ustaz H M Suhud, pengajar metode mengaji Iqra TPA Masjid Asyi-Syifa kawasan Kompleks BTN Gunung IV, Kelurahan Margomulyo Balikpapan Barat.
Suhud terlihat begitu aktif. Pola mengajarnya tak memaksa anak. Dilihatnya minat untuk belajar mengaji anak-anak agar hadir dari kesadaran sendiri. Dirinya hanya memberi stimulus agar anak-anak tertarik untuk senang mengaji. Anak-anak pun rajin dan patut dipuji.
Metode Suhud terkadang juga melakukan komunikasi dua arah dengan anak-anak, targetnya anak-anak cinta Alquran yang pada akhirnya menjadi anak soleh dan solehah kebanggan orangtua.
Dari papan tulis yang tersedia (whiteboard), Suhud kadang menulis huruf hijaiyah, Iqra versi cetak dan anak-anak diminta menyimak. “Point pentingnya mengajar itu perlu situasi menyenangkan. Sehingga anak-anak tak bosan,” ceritanya.
CARA MUDAH
Karena kelompok anak-anak ada yang belajar metode Iqra 1,2 sampai 6, Suhud pun memulai belajar dari yang mudah untuk memotivasi anak agar ingin melakukan lagi. Tujuannya, agar anak-anak mood untuk belajar. Sepertinya, Suhud yang memiliki skill sebagai pendidik ini, pandai melakukan cara-cara kreatif untuk mengelola mood anak-anak. “Kuncinya, mereka mau membaca dan paham. Walau sedikit yang penting mereka senang hatinya,” ujar Suhud.
Hanya Suhud terus berpesan kepada orangtua. Untuk memberikan semangat anak-anak untuk terus mengaji. Sebab, mengaji adalah pendidikan agama yang tak kalah penting untuk dunia dan akhirat. “Panutannya kalau di TPA guru, tetapi di rumah perlu terus orangtua jadi contoh. Sebab, ini bagian bekal masa depan anak,” tambah Suhud.
Suhud membuat resep atau tips khusus agar anak-anak TPA itu terus mengaji. Kalau lagi malas mengaji, orangtua bisa bertanya mengapa malas. Komunikasi dengan anak justru bisa dicarikan solusi. “Mengaji penting. Jika perlu dibuat saja jadwal, kapan mengaji, kapan bermain. Karena ini semua bekal masa depan. Harta juga perlu, jabatan pun demikian tetapi ibadah mengaji untuk akhirat sangat penting,” ujarnya.
TIDAK MAMPU
Dalam mengaji di TPA Asyifa kata Suhud, ada kelas TPA/TQA, tahfidz quran serta bimbingan belajar (bimbel) matematika. Pola bimbingannya sangat menyenangkan serta mudah. Hanya, Suhud juga menyampaikan kepada wali santri yang tidak mampu bayar infaq SPP, bisa melapor ke dirinya. “Nanti akan dibantu dengan pengurus Masjid Asy-Syifa yang mampu atau akan dibebaskan tidak membayar. Intinya tetap ikut belajar di TPA. Jangan sampai tidak mampu lalu berhenti. Hanya syarat-syarat tak mampu juga tetap jadi pertimbangan,” kata Suhud.
Menurut Suhud, memang ada TPA dan TQA. Nah, untuk TQA adalah jenjang pendidikan dan pengajaran Alquran setingkat SMP. TQA sendiri standar dari kementerian agama yang disebut Ta’limul Quran Lil Aulad. Sebenarnya jika diterjamahkan harfiahnya juga pendidikan Alquran untuk anak-anak.
Di TPA/TQA ASy-Syifa katanya, selain dirinya sebagai pengajar dibantu pula oleh Ayu Khairiyah. “Ada 38 anak-anak yang belajar mengaji di TPA Asyi-Syifa. Dan uang infaqnya tak mahal kok, hanya Rp50 ribu. Kendati saldo kita minus, tetapi TPA dan mengajar anak-anak tak boleh berhenti,” ujar Suhud sambil menambahkan belajar ngajinya dari Senin-Jumat saja.
Mengajar ngaji adalah orientasi akhirat dan Insya Allah semua ada jalan jika menolong agama Allah. Suhud juga menambahkan, jika ada orangtua yang ingin berkomunikasi dapat menghubungi di hotline nomor: 081351554350. (gt)