TINTAKALTIM.COM-Nour Hidayah SE (37) atau biasa disapa Nunu, akhirnya menjabat Direktur Umum (Dirum) PDAM Kota Balikpapan. Ini setelah proses seleksi dilaluinya dan ia adalah pemimpin dari kalangan muda yang telah dilantik Walikota Balikpapan H Rizal Effendi SE, Selasa (28/07/2020) di Pemkot Balikpapan.
Jika dicermati, Nunu masuk dalam generasi-Y atau generasi dengan usia dari 34 tahun ke atas. Dan ia masih dalam kategori generasi milineal. Tampaknya, Walikota ingin menjadikan role model bahwa pemimpin di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) harus dipercayakan anak muda.
Isyarat anak muda bakal jadi Dirum PDAM itu, sebelumnya sudah tercermin dari pernyataan Walikota. Ketika ‘babak wawancara akhir’ peserta yang lolos 5 besar di antaranya Noer Hidayah, Sugito, Nur Hasramdani, Mohammad Kohiruddin, Alfiansyah, Walikota menyebut bahwa di era kepemimpin Presiden Jokowi, banyak anak muda dipilih jadi pemimpin.
“Sebutlah, Eric Thohir Menteri BUMN, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim dan banyak lagi. Jadi bisa saja PDAM dipimpin anak muda. Tapi, bisa juga usia yang tua karena sarat akan pengalaman,” ujar Walikoa saat itu.

Walikota menyebut, dirinya tidak melakukan intervensi dalam pemilihan Dirum PDAM yang menggantikan Dirum sebelumnya H Gazali Rakhman karena meninggal dunia. Menyerahkan sepenuhnya kepada tim seleksi yang diketuai Sekda H Sayid Fadli.
“Jujur, saya tidak ada tanya atau menanyakan bagaimana perkembangan seleksi. Di akhir-akhir baru tahu hasil yang lolos 5 besar. Dan semuanya layak jadi Dirum PDAM. Hanya, karena dipilih 1 orang, maka empat orang pasti tersisih,” ujar Walikota saat itu.
Diakui Walikota, unsur objektivitas dan subjektivitas dalam menentukan pilihan siapa yang berhak jadi Dirum PDAM sangatlah mungkin terjadi. Dan, Walikota selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM) berhak menentukan pun bukan berdasarkan rangking. Sebab, sudah diatur dalam ketentuan Permendagri Nomor 37 Tahun 2018 tentang pengangkatan dan pemberhentian direksi BUMD.
“Tentu, saya melihat track record, bagaimana ke depan PDAM harus baik. Ya kalau yang tidak terpilih harus legowo dan jangan protes. Sebab, banyak faktor yang jadi pertimbangan. Tapi, saya akui semua berhak jadi pemimpin dan pantas jadi Dirum PDAM. Kalau 5 yang dipilih, semua saya akan pilih,” ujar Rizal berkelakar.

Ia mengatakan, PDAM sekarang sedang dalam sorotan publik. Apalagi saat ini dalam pengajuan Raperda menjadikan perusahaan berbentuk badan hukum Perusahaan Umum Daerah (Perumda) yang ke depan pelayanan harus ditingkatkan.
“Tugas direksi makin berat. Makanya harus dapat sinergi dengan Dirut, Dirtek, Direktur Limbah nanti Dirumnya. Ciptakan konsep pelayanan yang baik dan eranya sudah digital, jadi ya harus ada terobosan-terobosan menarik demi pelayanan lebih baik,” pinta Walikota.
10 KANDITAD DIRUM
Dalam seleksi Dirum PDAM, saat itu ada 11 kandidat yang mendaftar. Hanya 1 orang tak lolos seleksi adminitrasi karena faktor usia. Mereka yang lolos seleksi adminitrasi adalah Nur Hasramdani SE, H Sugito SH, Nour Hidayah SE, Bani Anhar SE MBA CPC, Luthfi Agus S Sos, Abdul Ramli S Sos, Reza Ramadhani SE SH BKP, Mohamad Kohirudin ST, Adv Edy Syahriayana SH dan Alfiansyah S Kom.
Seluruhnya, mengikuti proses Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK ) yang dilakukan oleh lembaga profesional yang di dalamnya seluruh calon direksi harus melalui proses interview, fit and proper test, psikotes, paparan yang didebat oleh 7 tim seleksi bahkan mengurai soal-soal kaitan permasalahan PDAM dan solusinya.
Akhirnya, loloslah 5 besar yakni Nur Hasramdani SE, H Sugito SH, Nour Hidayah SE, Mohamad Kohirudin ST dan Alfiansyah S Kom. Dan, pada akhirnya Nour Hidayah SE atau Nunu yang menjadi Dirum PDAM untuk periode mendatang.
Karier Nunu di PDAM cukup lama. Ia sempat mengurusi bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dan jabatan terakhirnya sebelum Dirum PDAM adalah Kabag Hubungan Pelanggan (Hublang) yang baru beberapa bulan dijabatnya.
Yang menarik, Direktur Utama (Dirut) PDAM Haidir Effendi memberikan kesempatan stafnya untuk meningkatkan kariernya. Ini dengan ‘direstuinya’ sejumlah kabag dan kasubag untuk mengikuti seleksi Dirum PDAM tersebut.
HARUS BERUBAH
Wakil Ketua Yayasan Konsumen Mandiri Balikpapan, Drs Rikmo Kuswanto menyebutkan, role model pemimpin anak muda di BUMD sangatlah baik. Sebab, sekarang eranya anak muda. Hanya, yang paling penting bagaimana meningkatkan pelayanan di PDAM. Sebab, masih banyak yang harus dikerjakan.

“Ke depan harusnya kalangan profesional dari luar boleh berbondong-bondong ikut seleksi direksi. Kran persyaratannya jangan diperketat misalnya harus memiliki kompetensi manajemen air minum,” pinta Rikmo.
Dikatakannyam, yang penting pernah punya pengalaman mengurus perusahaan atau manajerial 5 tahun. Apalagi mereka yang pernah direksi, kan pantas untuk diuji kemampuannya mengelola BUMD. Apalagi posisi Direktur Umum yang notabene mengurusi hal-hal yang juga diurusi oleh direksi perusahaan swasta. Usia muda dan tua itu relatif dan keputusannya memang pada KPM.
“Beda toh kalau direktur teknik. Nah, harus mengerti kaitan teknis yang berhubungan dengan air minum atau PDAM,” tambah Rikmo
Menurut Rikmo, sekarang ini problematika PDAM adalah masalah klasik. Dan ini terjadi di seluruh Indonesia. Misalnya, tidak lancarnya pasokan air ke pelanggan, bahkan tidak mengalir, air keruh dan berbau, kondisi air baku yang kurang.
“Balikpapan itu sangat berat PDAM-nya. Selain ada misi sosial juga dituntut profit. Sementara kondisi air baku sangat kurang. Sebaiknya, air baku ini jangan melulu dibebankan ke PDAM tapi seluruh stakeholders harus terlibat. Sebab, kalau airnya banyak, PDAM tinggal proses dan menjualnya. Mereka kan operator,” ungkap Rikmo.
Oleh karenanya, air baku ini harus juga masuk dalam business plan PDAM dengan melibatkan sejumlah pihak. “Intinya PDAM harus lebih baik. Apalagi nanti sudah jadi Perumda yang tentu para direksinya punya program-program bagaimana meningkatkan pelayanan ke pelanggannya,” pinta Rikmo.
Sementara itu, Nunu saat dikonfirmasi media ini mengatakan, bahwa akan bekerja maksimal dan bersinergi dengan direksi lainnya serta mengikuti regulasi perusahaan yang lebih mengedepankan good coroporate governance atau tata kelola perusahan yang baik.
“Prinsip mendasar bekerja untuk hidup bukan hidup untuk bekerja. Itu harus diimplementasikan dalam PDAM yang tugasnya harus meningkatkan pelayanan,” ujar Nunu singkat.
Nunu tampaknya ingin mengubah pola kerja yang berprinsip dengan idiom di atas. Tentu, bekerja adalah passion seseorang untuk hidup, dengan bekerja harus memenuhi segala kebutuhan untuk hidup.
“Ada waktu untuk bekerja dan ada waktu untuk rileks. Profesional kerja itu perlu tapi bukan berarti menghilangkan keseimbangan antara bekerja dan menjalani kehidupan setelah bekerja,” ujarnya beristilah.
Sebab, jika hidup untuk bekerja itu sama saja mengubah diri menjadi robot. Sehingga, karyawan kehilangan banyak hal yang berharga karena terobsesi dengan bekerja. “Jadi prioritaskan tugas dan mengalokasikan waktu untuk diri itu penting. Sehingga, berpikir lebih kreatif. Dan harus superteam. Saya kalau tak didukung karyawan lainnya tak mungkin juga bisa kerja dengan baik,” pungkas Nunu. (git)