TINTAKALTIM.COM-Pengurus Masjid Balikpapan Islamic Centre (BIC) merasa terkejut, karena pada salat Jumat (30/04/2021) ada jamaah yang berinfaq nilainya cukup besar. Bentuknya bukan rupiah tapi dolar Singapura. Total dolarnya 2.000 dolar dan jika dikurskan dengan rupiah perhitungan 1 dolar Rp10.878 maka jamaah tadi berinfaq sebesar Rp21 juta lebih.
Seperti di masjid lainnya, biasanya kotak infak Jumat itu disediakan. Di Masjid Islamic Centre Balikpapan juga demikian. Tapi sejak masa pandemi covid-19, tidak diedarkan ke jamaah. Kotak infaq ditempatkan di dalam dan luar masjid dan ada juga petugas yang mengedarkan.
“Kita teknisnya ada yang mengambil infak bergerak. Tapi boleh juga mengisi kotak infak yang disiapkan di dalam dan luar masjid,” kata Kepala Sekretariat Masjid BIC, H Damuri SH menjelaskan kaitan infak itu.
Diketahui ada infak pecahan uang kertas 2.000 dolar (2 lembar) itu, menurut H Damuri ketika terjadi proses penghitungan. Biasa dilakukan, usai salat Jumat kotak-kotak infak dikumpulkan dan disaksikan sejumlah orang agar transparan nominal yang didapatkan berapa pada Jumat hari itu.
“Saat itu ada petugas penghitung dari Bank Kaltimtara Syariah. Ia sebutkan, ada uang dolar Singapura. Saya berpikir oh mungkin pecahan rupiah tak ada di dompetnya,” cerita Damuri.
Hanya Damuri terkejut, sebab petugas perbankan itu meyakinkan kalau infaq dolar itu besar nilainya. “Ada 2 lembar pak, totalnya 2.000 dolar. Ini bagaimana,” kata Damuri yang terperanjat ketika petugas bank menyampaikan keberadaan nominal uang dolar itu.
Untuk meyakinkan, Damuri lalu memegang uang itu. Terbilang di uang itu 1.000 dolar (one thousand dollars) Singapore. Pecahan 2 lembar yang totalnya 2.000 dolar. “Alhamdulillah. Ternyata besar nilai pecahannya. Saya share dulu ke group whatsApp BIC,” cerita Damuri.
Ia menambahkan, selain pecahan 2.000 dolar ada pula 10 real. Dan uang itu di-share ke group untuk diketahui jajaran pengurus Balikpapan Islamic Centre. Ustaz H Badrussyamsi yang juga pengurus men-share nilai 1 dolar Singapura setara dengan Rp10.878,17 rupiah. “Wah nilai infak itu bisa mencapai Rp21 juta lebih,” jawab Damuri dan Novrianda, bendahara BIC.
Menurut Damuri, infak itu dari jamaah masjid yang salat Jumat. Dan tentu saja NN (no name) atau orang masjid menyebutnya ‘Hamba Allah’.
“Bagus saja berinfak sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. Saya beri apresiasi kepada Hamba Allah yang telah berinfak sebesar 2.000 dolar Singapura itu. Semoga dipanjangkan umur dan berkah serta dilimpahkan rezeki,” doa Damuri.
Disebutkannya, Jumat di masa bulan Ramadan, infak di Masjid Islamic Centre mengalami peningkatan. Di hari Jumat selain Ramadan, infak didapatkan biasanya Rp24 – Rp25 juta, tapi saat ini hingga Rp32 juta,” jelas Damuri yang menyebut, saldo uang kas dari Jumatan yang sudah terkumpul berkisar Rp400 juta lebih.
Penulis lalu teringat, setidaknya jamaah tadi memanfaatkan Ramadan jadi bulan sedekah. Apalagi, Rasulullah dalam suatu hadistnya disebut orang yang paling dermawan dan ia semakin dermawan ketika Ramadan.
“Bagus saja sembunyi-sembunyi atau Hamba Allah yang menyumbang. Hanya, terang-terangan atau menampakkan sedekah atau infak juga tak masalah,” urai Damuri.
Apa yang disampaikan Damuri itu didasarkan atas ayat Alquran Al-Baqarah ayat 271. Sehingga, juga tak layak bagi siapapun untuk berprasangka buruk (bersuudzon) pada muslim yang memperlihatkan sedekahnya atau orang lain menyebutnya riya. “Kan tidak haram sedekah atau infak terang-terangan. Yang tidak boleh itu terang-terangan tidak bersedekah,” kelakar Damuri. (gt)