TINTAKALTIM.COM-Kemenkes RI memberi apresiasi positif kaitan Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang disiapkan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XVII Kaltim-Kaltara (Kaltimra). Karena, pos ini sangat bermanfaat untuk pekerja informal dan juga pegawai BPTD.
“Kami dari Kemenkes ngecek langsung ke lapangan bersama Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) dr Andri Sri Juliarty. Ternyata fungsi Terminal Batu Ampar dan Pos UKK-nya berjalan yang bekerjasama dengan Puskesmas Batu Ampar,” kata Direktur Usia Produktif dan Lansia (UPL) Kemenkes RI dr Kartini Rustandi M Kes saat meninjau di Terminal Tipe A Batu Ampar yang dikelola BPTD Kaltimra, Kamis (9/03/2023).
Saat kunjungan, dr Kartini didampingi Kepala DKK dr Andi Sri Juliarty, petugas Puskesmas Batu Ampar dan disambut Kepala BPTD XVII Kaltimra DR Muiz Thohir ST MT untuk melihat langsung aktivitas Pos UKK.
Menurut dr Kartini, sebenarnya Pos UKK bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok pekerja informal, terutama dalam upaya promotif dan preventif. “Ini kan Terminal Batu Ampar ada sopir-sopir. Nah, mereka pada waktu tertentu harus diperiksa kesehatannya. Karena, ini juga bagian dari aspek kesehatan dan keselamatan,” kata dr Kartini.
Dikatakannya, risiko kesehatan sebenarnya juga bisa menghampiri pekerja formal maupun informal. Sehingga, Pos UKK di BPTD Kaltimra sangat mendukung tugas-tugas Kemenkes dan DKK dalam menjaga kesehatan pekerja.
Mereka nanti kata dr Kartini, diperkisa sebagai upaya preventif dan pengobatan sederhana yang sifatnya pertolongan pertama dan peningkatan kesehatan pekerja. “Ada juga Pos UKK itu untuk petani, pengrajin dan lainnya. Intinya pekerja itu tulang punggung keluarga, sehingga harus dijaga juga keselamatan jiwanya,” ujar dr Kartini, perempuan yang menamatkan magisternya di Universitas Indonesia (UI) ini.
Bahkan, ia memberi kesan baik terkait program Pemerintah Kota Balikpapan dan langkah-langkah BPTD Kaltimra yang telah menyediakan Pos UKK demi pekerja khususnya jika di terminal tentu untuk sopir.
“Pos UKK Terminal Batu Ampar ini boleh kita sebut Terminal Sehat. Karena, juga melayani pekerja non-formal,” ungkapnya.
Secara terpisah Kepala BPTD Kaltimra DR Muiz Thohir mengatakan, ke depan ia juga akan membuka Pos UKK di Terminal Samarinda Seberang (Sabang) bekerjasama dengan puskesmas terdekat. Karena, itu juga penting bagi kesehatan para sopir.
“Sopir juga perlu diperiksa kesehatannya pada waktu-waktu tertentu. Karena, jangan sampai kesehatannya tak maksimal, sehingga bisa menimbulkan risiko bagi penumpang,” ujar Muiz Thohir.
PROGRAM CATIN
Sementara itu, di Kota Balikpapan dr Kartini juga melihat bagaimana program kesehatan paket Catin alias Calon Pengantin dilaksanakan. Ternyata, cukup baik dan ini bisa jadi benchmark atau tolok ukur daerah lainnya. “Program Pak Walikota yang dilaksanakan DKK Balikpapan ini sangat bagus. Makanya, saya ke Balikpapan melihat langsung. Ternyata sinerginya dengan lintas sektor seperti puskesmas, kementerian agama melalui KUA, lembaga agama cukup berjalan,” ujar dr Kartini.
Ia mengatakan, kesehatan reproduksi pengantin baru itu penting. Baik kaitan gizi maupun lainnya. Sebab, itu juga yang bisa mengakibatkan stunting. “Stunting itu bukan menimpa orang miskin saja lho, orang kaya juga ada. Itu karena pola asuh yang salah,” ujarnya.
Selain program kesehatan Catin, dr Kartini juga mengunjungi Puskesmas Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Kelurahan Damai. Puskesmas ini melayani yang tentu proses pelayanan berbeda dengan anak normal umumnya.
“Tapi luar biasa Kota Balikpapan, ini perlu jadi contoh daerah lain. Makanya Kemenkes RI meninjau langsung,” ujar dr Kartini
Sementara itu secara terpisah, Kepala DKK dr Andi Sri Juliarty atau biasa disapa Dokter Deo mengatakan, Puskesmas ABK satu-satunya di Indonesia. “Kita buat itu untuk memberi pelayanan kesehatan secara equal atau berimbang. Sehingga, ABK juga menjadi skala prioritas,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, kaitan Puskesmas Paket Catin yang di Kota Balikpapan sudah bisa dilayani di 27 puskesmas. Sebab, ini program preventif untuk mereka yang akan menikah. “Kalau untuk Pos UKK menyebar sekitar 14 lokasi. Nanti bisa ditambah sejalan dengan fungsi dari Pos UKK itu dan aktivitasnya. Tapi secara fungsi, bisa dilakukan sebulan sekali atau saat menjelang Ramadan, Idul Fitri atau Natal,” ujar Dokter Deo. (gt)