TINTAKALTIM.COM-Karya anak muda (milenial) Kota Balikpapan harus didukung bahkan digenjot divisi ekonomi kreatif. Sebab, bisa memberi kontribusi besar pada pendapatan asli daerah (PAD), karena muncul imajinasi dan kreativitas yang tak terbatas.
“Saya sudah melakukan identifikasi lapangan. Karya anak muda itu banyak. Hanya belum diserap maksimal. Komunitas ekraf pun tumbuh. Ini yang harus digandeng dan karyanya dikembangkan di pasaran,” kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Balikpapan, Hj Nurlena Rahmad Mas’ud menyampaikan pandangannya kaitan pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata di rumah jabatan Walikota, Kamis (26/08/2021)
Hj Nurlena saat itu menerima audiensi dan mendengarkan paparan dan diskusi Kepala Bappeda Balikpapan Agus Budi Prasetyo, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dirporapar) Balikpapan Doortje Marpaung MM, Kabid Pariwisata Abdul Majid, tim ekonomi kreatif (ekraf) H Sugito SH yang juga Wakil Ketua Media Online Indonesia (MOI) Kaltim dan undangan lainnya.

Menurut Hj Nurlena, ekraf harus didukung. Apalagi karya anak muda yang cenderung melakukan inovasi transformasi dan idenya bagus-bagus. “Bidang pengembangan informasi teknologi (IT), film, fashion, kriya, kuliner mereka jago-jago termasuk membuat kreativitas di sosial media (sosmed). Nah karya mereka harus disalurkan agar bermanfaat,” kata Hj Nurlena.
Oleh karena itu, Hj Nurlena ingin yang tergabung di divisi ekonomi kreatif Balikpapan harus yang punya tanggung jawab, mau bekerja dan mendukung program pemerintah dengan kerja totalitas tidak parsial-parsial. “Komunitas anak muda kreatif nanti jadi ekosistem dengan tim kreatif Balikpapan. Ide dan kreativitas mereka harus dikembangkan,” ujarnya.
BENAHI PARIWISATA
Dalam diskusi itu, Hj Nurlena juga meminta agar pariwisata di Kota Balikpapan perlu ‘dipoles’ dan dibenahi. Sehingga, orang dari luar akan menikmati Balikpapan secara maksimal.

“Kota Balikpapan ini indah dan katanya jadi ‘miniatur Indonesia’ lho. Sehingga, bidang pariwisata (tourism) harus dibenahi lagi. Kendati yang ada sudah menarik tapi perlu sentuhan lagi,” pinta Hj Nurlena.
Hj Nurlena bercerita bagaimana ia berkeliling di tempat-tempat wisata bersama Wali Kota H Rahmad Mas’ud SE ME yang tak lain suaminya seperti datang ke Pantai Manggar. Di sana ia meminta harus bersih dan terjaga keindahannya.
“Abrasinya juga ditangani. Jangan sampai menggerus lahan yang akhirnya kurang elok. Juga tempat pujasera nanti akan saya letakkan karya UMKM seperti baju yang jadi identitas Balikpapan. Murah tapi berkualitas serta souvenir lainnya,” cerita Hj Nurlena.
Mengapa baju, karena biasanya pengunjung Pantai Manggar itu renang. Dan ingin mencari pengganti baju yang basah. “Nah kalau ada hasil karya UMKM Balikpapan bisa langsung dibeli,” ujarnya.

Hj Nurlena pun meminta agar cottage atau semacam guest house di Pantai Manggar yang sekarang ada 2 unit, harus dimaksimalkan. “Harus ada kasurnya, TV, kulkas. Agar yang beristirahat di situ nikmat. Nanti saya dan Pak Rahmad mencoba istirahat di situ ya nginep gitu,” kata Hj Nurlena mencontohkan.
Tak hanya itu, Hj Nurlena juga menyebut sektor lain misalnya wisata bahari. Ia meyakini akan ramai peminat karena Teluk Balikpapan berbeda dari laut lainnya. Karena, Samarinda saja sudah memanfaatkan Sungai Mahakam untuk wisata itu.
“View atau pemandangan Kota Balikpapan dari laut itu indah. Lampu-lampu kilang jika malam terlihat seperti gedung-gedung pemancar langit. Juga pemandangan lautnya. Jadi ini bisa menarik wisatawan domestik dan internasional,” katanya.
Ia bercerita, secara ujicoba akan mengitari laut dengan membawa duta wisata untuk menjadi guide, bercerita kaitan Kota Balikpapan. “Ya bisa menggunakan kapal saya. Ada 100 seat dan ini tahap ujicoba, mengenai perizinan dan mekanisme bagaimana wisata ini dikembangkan saya serahkan Bu Doortje,” ujarnya.

Tak hanya itu, Hj Nurlena juga ingin mengembangkan wisata Kebun Raya Balikpapan dan tempat-tempat wisata lainnya agar menjadi daya tarik wisatawan yang ke Balikpapan.
“Korelasinya kalau dia senang di Kota Balikpapan, buang duitnya di Balikpapan seperti nginap di hotel dan makan sejumlah kuliner yang ada di kota kita,” urai Hj Nurlena yang juga akan membuat wisata sejarah seperti karya-karya walikota dan istri terdahulu.
Hj Nurlena yang didampingi ‘think-thank’-nya Lely juga menyampaikan perlu untuk dikembangkan dan dimaksimalkan keberadaan Gedung Kesenian Balikpapan. Di sana dilakukan event-event budaya atau gelar budaya yang melibatkan anak muda dan masyarakat serta paguyuban yang ada di kota Balikpapan.
“Sayang toh Gedung Kesenian itu tidak dimaksimalkan. Padahal, karya anak muda bidang seni itu banyak. Mereka mau kok tampil tapi harus difasilitasi pemerintah. Ya bisa tampil dengan gaya teater dan kesenian budaya lainnya. Pokoknya ramaikan gelar budaya seni itu di Balikpapan secara maksimal,” kata Lely yang di-support Hj Nurlena.
KOMITE EKRAF TEPAT
Sementara itu, Doortje Marpaung mengusulkan nama organisasi ekraf Balikpapan dapat berupa forum atau komite. Kalau forum itu nama sebelumnya.
“Saya cenderung komite sebab artinya orang-orang yang berhimpun dan dipercaya atau ditunjuk untuk melaksanakan tugas tertentu yang ada hubungannya dengan pemerintah,” jelas Doortje

Doortje juga menyebut bahwa ada 16 sub sektor bidang ekraf dan uniknya, Balikpapan pengembangan ekraf yang ditetapkan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia adalah aplikasi dan permainan (game).
“Ya anak muda Balikpapan lebih banyak menampilkan karyanya secara sosmed. Sehingga, ini dipantau pusat. Tapi, penetapan pengembangan karya ekraf itu bisa juga sektor lain seperti kuliner, IT, fashion,” ujar Doortje.
Doortje secara umum, merespon positif gagasan istri walikota Hj Nurlena khususnya dalam pengembangan ekonomi kreatif. Bahkan dirinya, langsung action dan akan berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
“Kalau fasilitas di Manggar nanti bisa Dinas PU atau siapa yang mengerjakan. Hanya memang untuk pengembangan lain siap, termasuk wisata bahari. Tapi, analisa dan kajiannya memang perlu maksimal,” ujar Doortje terkadang dinasnya ingin mengembangkan pariwisata secara terbuka tetapi sering dihadapkan dengan benturan regulasi.
Bahkan menurut Doortje, industri kreatif itu positif dan membantu banyak sektor. Anak muda memang harus digalang karena inovasinya masih fresh atau segar. Ide-idenya cemerlang.
EKRAF SURVIVE
Sementara itu Agus Budi Prasetyo menjelaskan, bahwa sektor ekraf yang paling survive di saat ekonomi Indonesia lesu. Dari 47 sektor, migas dan tambang masih mendominasi, padahal nanti akan berkurang.
Contohnya kata Budi, di di tahun 2015 bisnis batubara turun, sehingga itu berdampak pada pendapatan APBD Kota Balikpapan berkisar Rp577 miliar.
“Makanya dalam Rencana Jangka Panjang Menengah Derah (RJPMD) Walikota H Rahmad Mas’ud, sektor ekraf ini jadi transformasi ekonomi bukan lagi sebagai alternatif tetapi sudah jadi sektor utama (main sector) termasuk pariwisata,” urainya kepada Hj Nurlena.
Dijelaskan Budi, di tahun 2016 ada uji petik Badan Ekonomi Kreatif menetapkan sub sektor aplikasi dan game.
Tetapi di tahun 2022 mendatang sektor lain harus diperjuangkan. “Di Tahun 2021 sekarang ini master plan pengembangan ekraf dibuat,” ujarnya.
Menurut Budi, di tahun 2022 mendatang ekraf harus didorong lebih maksimal. Sekarang sedang dipetakan untuk kuliner, kriya, penerbitan dan lainnya. “Intinya kita mendukung visi misi walikota,” pungkasnya. (gt)