TINTAKALTIM.COM-Satuan pengamanan (Satpam) itu tak boleh arogan dan mentang-mentang, apalagi seenaknya tanpa aturan dalam bertugas. Mereka punya regulasi untuk dilatih menjadi santun, familiar dan mampu menunjukkan kinerja profesional saat bertugas.
Demikian disampaikan Kasubdit Satpam Ditbinmas Polda Kaltim H Ruskan SH MH saat memberi pelatihan sekaligus pembukaan pendidikan dasar (diksar) sekitar 100 Satpam untuk tingkat Gada Pratama (GP) dan Gada Madya (GM) di Asrama Haji Batakan, Senin (23/9).
Pelatihan dilaksanakan Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) yang sudah tersertifikasi dan memiliki Izin Layak Operasi (ILO) PT Bina Muti Cipta Indonesia (BMCI) selama sepekan. Acara pembukaan juga dihadiri Kasubag Umum Dispora Provinsi Kaltim Dedi Widodo dan UPTD Pengelola Sarana Olahraga Dispora Provinsi Kaltim Armen Arbianto serta Dirut PT BMCI Tri Tohiroh (Teri).
Dijelaskan Ruskan, satpam itu harus punya etika untuk memberi pelayanan terbaik kepada karyawan secara internal perusahaan dan tamu.
“Jadi jangan sampai etikanya hilang, seenaknya saat bertugas. Sebab, di pundak satpam itu merupakan mitra atau anak dari Polda Kaltim. Sebab, mereka di bawah pembinaan Ditbinmas Polda Kaltim,” kata Ruskan yang bicara di hadapan Satpam GD angkatan 57 dan Satpam GM angkatan 11.
Demikian halnya kata Ruskan, Satpam itu harus dilengkapi seragam yang sudah ditetapkan. Juga ada atribut dipasang termasuk sepatu. Jangan sepatunya berbeda-beda ada merah, putih atau hijau.
“Ingat ya, satpam itu punya kompetensi untuk mengemban fungsi kepolisian yang sifatnya terbatas di lingkungan di mana mereka bekerja. Jadi kalau sudah melalui pendidikan dasar (diksar), maka satpam itu legal bukan abal-abal,” jelas Ruskan dengan gaya bicara yang penuh joke dan kocak untuk memberi spirit peserta.
Ruskan menjelaskan, satpam juga dibekali Kartu Tanda Anggota (KTA), itu yang disebut legalitas. Dan tugas pokoknya sebenarnya menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di lingkungan tempat kerjanya yang meliputi aspek pengamanan fisik, personel, informasi dan pengamanan teknis lainnya.
Satpam kata Ruskan, paling penting wajib mematuhi norma hukum dan mengindahkan norma agama, kesusilaan, kesopanan serta nilai kemanusiaan. “Jangan nanti jadi satpam lalu melanggar hukum. Payah yang begini, padahal sudah diksar,” kata Ruskan
Satpam kata Ruskan, harus mempelajari semua ketentuan yang ada di buku sebagai modul diksar satpam khususnya untuk Gada Pratama. Dan tugasnya memang berat tetapi keberadaannya mulia.
Tetapi kata Ruskan, kinerja Satpam itu terletak pada pengusahaan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli (Turjawali). Dan, wewenangnya pun harus melakukan tindakan preemtif atau memberi penyuluhan, preventif atau tindakan pencegahan.
“Nah yang terakhir adalah tindakan represif tetapi sifatnya non-yustisi atau hanya sebatas penindakan dan tak bisa melakukan penyidikan atau melimpahkan masalah ke pengadilan,” kata Ruskan
Tindakan represif itu kata Ruskan, satpam nanti berkoordinasi dengan polsek, polres dan polda di mana tempat kejadian itu terjadi. Jadi, ada keterbatasan tindakan hukumnya.
“Nah yang perlu diketahui satpam adalah ketika sudah jadi satpam punya asas penyelenggaraan di antaranya kepentingan umum dan akuntabilitas atau bisa dipertanggungjawabkan,” kata Ruskan yang dalam pelatihan juga didukung staf Binmas Polda Kaltim.
Sementara itu Dirut PT BMCI Tri Tohiroh menegaskan, bahwa diksar Satpam ini merupakan kelanjutan dari kegiatan 26 Agustus 2024 lalu. Sebab, BMCI selaku BUJP selalu mendapat kepercayaan masyarakat di dalam melatih satpam.
“Pelatihan saat ini sekitar 100 satpam. Mereka juga nanti mendapatkan ijazah dan Kartu Tanda Anggota (KTA). BMCI memang selalu mendapat kepercayaan, sebab melatih satpamnya benar-benar menjadi satpam profesional di dalam bertugas,” kata Tri Tohiroh yang biasa disapa Teri ini.
Penegakan disiplin kata Teri, menjadi penting bagi BMCI, makanya pelatihnya profesional semua. Bahkan, dalam pelatihan itu seluruh satpam nanti mendapatkan bahan ajar kaitan bagaimana berkomunikasi dengan baik (public speaking) serta hipnoterapi.
Hipnoterapi kata Teri, adalah terapi hipnosis dan ini merupakan metode yang lebih dititikberatkan pada sisi psikologis satpam. “Mereka akan dibekali dan mendapat sugesti dari instruktur. Sehingga, bisa menjadi satpam yang rileks dan tidak stress dalam tugas,” jelas Teri
Tetapi kata Teri, biasanya BMCI juga dalam hipnoterapi ini merefleksikan bagaimana seorang anak harus patuh dengan orangtua dan ingatannya di bawa ke alam bawah sadar untuk bisa menyentuh sisi psikologisnya.
“Biasanya menangis tersedu-sedu atau sesenggukan. Tetapi, setelah itu mereka menjadi satpam yang handal dan profesional serta memiliki etika serta bakti dengan kedua orangtuanya,” kata Teri.
Hipnoterapi itulah menjadi andalan BMCI selain juga pengajaran diksar dari jajaran kepolisian di bawah Binmas Polda Kaltim.
“Silakan saja BMCI membuka secara umum dan khusus pelatihan Gada Pratama dan Gada Madya dan bisa menghubungi hotline: 0819-1818-8765 sekaligus penyaluran tenaga kerjanya ke sejumlah tempat,” kata Teri. (gt)