TINTAKALTIM.COM-Ekspresi budaya khas Kalimantan itu diramu lewat gerakan dipadukan tubuh dan diiringi lantunan irama musik. Mereka menciptakan harmoni dalam seni yang diaktualisasikan lewat tampilan gerak tari dengan mengambil venue di Kebun Raya Balikpapan.
Itulah yang dikemas oleh sekelompok ibu-ibu dan remaja putri mengusung nama Pengurus Dharma Wanita Perhubungan (DWP) Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kaltim. Group tarinya dipimpin Yuyun Yuliana sang istri kepala balai sekaligus ketua DWP BPTD Kelas II Kaltim.
Balutan tari yang diberi nama ‘Harmoni Borneo’ itu dikreasikan lewat gerakan lemah-gemulai oleh anggota DWP BPTD Kaltim yakni Endang Natalia, Margaretha, Silitonga Erfiana dan Fauziyah Rosi Agustin dan didukung timnya para wanita muda yakni Rahmaniar Destianti, Febrina Maulika Yusti dan Nur Putri Melania.
Pengambilan gambar dilakukan cukup memakan waktu. Sebab, M Syaban dan Ade Novita Nurcahyani serta Faisal Miradi bidang sarana dan humas mengemasnya mulai pola reading (persiapan oleh talent sebelum dilakukan shot) bahkan sampai masuk ke konsep floorplan atau panempatan kamera dan lainnya. Sehingga, shot-nya maksimal. Tujuannya, tampilan yang jadi video tari Harmoni Borneo menarik dan apik.
Secara kualitatif, pengambilan video tari itu pun diproduksi menggunakan drone yang dilakukan videographer Faisal Miradi yang memang expert menjadi pilot drone
“Bagus hasilnya. Kita tak perlu muluk-muluk juara. Prinsipnya berpartisipasi, karena BPTD Kaltim dipilih dalam kelompok Unit Pelaksana (UP) dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (DJPD),” kata Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kaltim Dr Muiz Thohir ST MT usai menyaksikan video tari itu.
Selain BPTD Kaltim, untuk kelompok yang masuk dalam ‘rumpun hubdat’ berkompetisi juga dalam lomba ini yakni ibu-ibu DWP Ditjen Hubdat, DWP Aceh, Bengkulu dan Banten dan seluruh unsur Kemenhub.
“Video tarian ini terakhir harus di-upload atau dikirim untuk diikutsertakan lomba tari tradisional memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan RI. Hari ini terakhir pengiriman,” kata salahsatu personel tari Margaretha.
Lomba dilakukan tiap tahun. Digagas DWP Kemenhub merebutkan piala bergilir Penasihat DWP Kemenhub Endang Sri Haryati yang juga istri Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi (BKS).
Yuyun Yuliana menjadi leader di dalam group tari ini. Didampingi istri kepala seksi (kasi) lainnya yakni Ny Agung Wibowo dan Ny Bagus Panuntun yang turut memberi spirit. Tak ada target, tak ada obsesi, semua dilakukan mengikuti regulasi untuk berpartisipasi.
Video tarian itu sudah dikirim ke alamat dwp.kemenhub2021@gmail.com. Media ini menyaksikan bersama pegawai BPTD lainnya di ruang rapat Terminal Batu Ampar saat ‘karya humas dan sarana BPTD Kaltim’ itu ditayangkan.
Kelompok tari melaksanakannya dengan penuh konsentrasi. Bukan semata-mata gerakan acak dan hentakan kaki sembarangan. Setiap gerakan tari memiliki detaknya ditambah irama musik slow yang dilakonkan lewat ritme yang sempurna
Gerakan dan irama yang diperankan group tari itu seolah menciptakan rasa konsisten. Tentu harapannya, dewan juri mampu ikut larut dalam cerita dan gerak yang ditampilkan lewat video berdurasi 3 menit itu.
MONYET
Dalam pengambilan video tari oleh tim, ternyata ada yang menarik sebab diambil di kawasan Kebun Raya Balikpapan (KRB) di Kecamatan Balikpapan Utara Jln Soekarno Hatta kilometer 15 Kelurahan Karang Joang berdekatan dengan Sungai Wain.
KRB ini juga dijadikan objek wisata dan ada fauna serta flora. Tetapi, lebih banyak konservasi flora seperti tanaman anggrek yang ada sekitar ribuan. Hanya, karena lingkungannya masih banyak tanaman, ternyata muncul rombongan monyet.
“Ada 5-6 monyet masuk ke kawasan pengambilan video rekaman tari. Tentu saja, nyaris mengganggu saat take video,” jelas Ade Novita.
Monyet itu kata Ade, sepertinya mendekati setiap pengunjung yang masuk KRB. Ia ingin mendapat ‘belas kasihan’ agar diberi makan. Terkadang juga usil.
Agar proses produksi berjalan lancar, kata Ade muncul ‘pawang monyet’ dadakan yakni pegawai BPTD Kaltim Harris Iqbal yang harus menghalau rombongan monyet itu tak mendekat di areal pengambilan video tari.
“Sepertinya itu spesies fauna yang biasa disebut monkey forest atau monyet hutan. Katanya sering berkeliaran, apalagi ada kegiatan kadang juga mengganggu,” urai Ade Novita.
Tetapi kata Ade, kegiatan berjalan lancar karena bantuan ‘pawang monyet’ Harris Iqbal tadi. Monyet perlahan mampu ‘diintimidasi’ dan ditakuti sehingga berbalik dan lari. Dasar monyet! (gt)