TINTAKALTIM.COM-Fantastis! Hanya sekadar forum tapi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Balikpapan sudah jalan-jalan ke 5 negara yang dimaksudkan untuk studi tiru. Sebagian pihak menyebut, ini hanya memanfaatkan organsiasi saja, karena mengalahkan anggota DPRD Balikpapan yang punya hak budget tak sampai ke sejumlah negara.
Lima negara yang sudah dijadikan tempat ‘wisata’ pengurus FKUB itu yakni China, Vietnam, Singapura, Thailand dan Malaysia. Tentu, ini mengejutkan sejumlah kalangan. Apalagi diduga kuat menggunakan dana hibah dari pemerintah.
“Apa toh tujuan ke lima negara itu. Seperti aji mumpung saja sehingga membuat program yang tidak sejalan dengan Kota Balikpapan,” kata Pemerhati Kebijakan Publik Balikpapan, H Herry Soenaryo SH menanggapi kegiatan FKUB yang dinilainya tak urgent.
Menurut Herry, belajar itu boleh-boleh saja. Tetapi, ada korelasinya dengan Kota Balikpapan. Karena, penduduk di Kota Beriman ini sangat hetrogen. Sehingga, mampu menjaga kerukunan dan paham.
“Rasanya, ada FKUB atau tidak ada pun, masyarakat Balikpapan itu sudah bisa menjaga kerukunan. Lalu belajar ke 5 negara itu untuk apa. Di Indonesia kalau belajar pluralisme dan kerukunan banyak daerah-daerah yang bisa dikunjungi dan jadi tolok ukur (benchmark),” jelas Herry.
Kalaupun melakukan studi tiru kata Herry, yang ditiru apa. Jangan sampai nanti studi banding lebih banyak membanding-bandingkan daripada studinya. Lihat masjid, gereja dan rumah ibadah lain yang di Indonesia saja sudah banyak.

Jika memang ke-5 negara itu baik untuk FKUB, harusnya sepulangnya dipetakan. Dibuatkan program yang baik untuk masyarakat. “Kalau saya, seharusnya FKUB juga membantu kerukunan dan pengembangan di dalam ekonomi umat di masing-masing rumah ibadah. Itu lebih baik,” ujar Herry.
Studi tiru itu harusnya dipertangungjawabkan, buat tindak lanjut kegiatan (TLK) sehingga bisa bermanfaat. “Kalau ke-5 negara berwisata saja, nggak perlu menggunakan FKUB. Apalagi dapat kucuran dana hibah dari Pemkot Balikpapan,” jelas Herry.
Hal senada juga disampaikan Ketua Kongres Advokat Indonesia (KAI) Riri Azwar Lubis SH, yang menurutnya ke luar negeri itu boleh saja. Tetapi, melihat kepentingannya dengan FKUB.
“Saya pikir kalau jalan-jalan kan nggak perlu pakai FKUB. Studi banding itu sah-sah saja, tetapi dipertanggungjawabkan. Sama dengan kunjungan kerja (kunker) anggota DPRD, itu pun harus dipertanggungjawabkan dan dianalisa apa hasilnya untuk Balikpapan,” ujar Riri Azwar Lubis.
Dikatakan Riri, sebaiknya hibah dana ke FKUB diaudit. Baik internal maupun eksternal seperti lainnya juga. “Kita percaya saja penggunaan dana hibah itu, audit untuk melihat transparansi dan kegiatan yang memang urgent dan nanti bisa dievaluasi serta dipertanggungjawabkan,” ujar Riri
Sementara itu praktisi media Ajid Kurniawan SHut mengatakan, diperlukan regenerasi dalam kepengurusan FKUB mendatang. Sehingga, bisa terlihat komposisi kepengurusan yang proporsional.

“Menjaga kerukunan itu bukan yang dewasa serta orangtua saja. Tetapi, anak-anak muda juga. Sehingga, ketika diakomodir di kepengurusan FKUB, maka bisa melahirkan gagasan-gagasan yang milenial. Sebab, eranya sudah digitalize,” kata Ajid yang juga Dirut Balikpapan Pos ini.
Dengan era sosmed yang luar biasa kata Ajid, diperlukan ‘tampak depan’ FKUB yang masuk dalam jalur informasi serta komunikasi dikemas secara digital. “Itu serahkan anak muda. Sehingga, FKUB itu bisa lebih disukai anak-anak muda. Dan, nanti juga membuat kegiatan yang bisa memetakan kerukunan umat beragam pemuda,” ungkap Ajid Kurniawan
Sementara itu secara terpisah Ketua FKUB Balikpapan Drs H Abdul Muis Abdullah saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa tahun ini mendapat hibah sebesar Rp250 juta. Terkadang ia menyebut, berangkat pun ada yang menggunakan dana pribadi. Tetapi, sebagian pihak menilai tentu kalau uang saku ia, tetapi tiket tetap menggunakan dana hibah.
“Kami sering bertugas melakukan pertemuan, dialog umat beragama dan kunjungan untuk meninjau rencana pembangunan rumah ibadah untuk memberi rekomendasi. Uangnya ada yang tidak mau mengambil, itu dikumpul dan akhirnya untuk berangkat bersama,” kata Muis Abdullah yang dihubungi sedang melakukan studi tiru ke Bali.
Kunjungan ke Bali kembali dilakukan FKUB Balikpapan untuk studi tiru. “Silakan saja belajar ke Bali. Tetapi, harusnya konsentrasi untuk Kota Balikpapan, sebab mau menghadapi pilkada 2024 yang diperlukan kerukunan umat beragama. Sebab, sejauh ini untuk kamtibmas sudah didukung pula oleh unsur TNI-Polri lewat bhabinkamtibmas, babinsa dan lainnya,” ujar Herry menambahkan.
Sementara itu H Jailani, pengurus FKUB Balikpapan saat dihubungi untuk dikonfirmasi kaitan kegiatan FKUB ke beberapa negara dan lainnya, tidak menjawab. WA itu dibaca saja.
Media ini mencoba mengirim informasi via aplikasi WhatsApp (WA) tidak ada jawaban sedikit pun. Demikian pula dengan Pdt Samuel, yang tidak memberikan jawaban ketika ditanya lewat aplikasi yang sama yakni WA. (gt)