TINTAKALTIM.COM-Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Balikpapan Ratih Kusuma merasa kecewa dengan agenda table top yang digelar di Makassar. Kekecewaan ini karena program itu bukan urgent, justru ada agenda pariwisata besar di Kota Balikpapan yang harus diseruisi.
Justru dirinya heran, stafnya-stafnya termasuk Sekretaris Dinas Pariwisata H Abdul Majid ikut berangkat bersama pengusaha travel Joko Purwanto dan Direktur Eksekutif Badan Promosi H Sogianto SE yang juga Direktur Hotel Platinum dan pengurus lainnya secara diam-diam.
“Sebenarnya jujur saya tidak memberi izin. Sebab, ada tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang lebih besar. Karena, table top itu bisa dilakukan kapan saja. Dan Kota Balikpapan banyak agenda yang harus dikerjakan,” kata Ratih saat dihubungi Tintakaltim.Com kaitan keberangkatan peserta table top itu.
Table top adalah pertemuan antara buyer dan seller untuk mengenalkan pariwisata. Jika table top itu dilakukan oleh Kota Balipapan di luar daerah, maka yang membiayai hotel, makanan dan lainnya adalah Kota Balikpapan.
Menurut Ratih, dirinya sudah mengingatkan Abdul Majid harus fokus pada tupoksinya. Sebab, sebagai sekretaris Dinas Pariwisata tugasnya besar, tak hanya mengurusi table top.
“Kota Balikpapan akan ada Haornas dan Festival Sandeq di Pantai Manggar dan lainnya. Ini perlu keseriusan dalam pembahasan. Justru pergi ke table top Makassar yang menurut saya tidak urgent,” ujarnya.
Kegiatan table top yang juga diikuti Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) ini sudah yang kedua sejak kepengurusan badan promosi dilantik. Pertama ke Surabaya, tetapi penuh dengan protes sebab tanpa ada informasi ke badan pelaksana.
Kembali kegiatan ini digelar di Makassar, lagi-lagi Joko Purwanto yang sudah pernah ikut table top ke Surabaya, ikut kembali yang diprotes pengurus lainnya sebab tidak mengakomodir kepentingan pengurus lain.
Bahkan, Joko Purwanto secara diam-diam menggelar rapat dengan Dinas Pariwisata yang membawa nama BPPD sehingga anggota BPPD lainnya protes dan dinilai tidak mengerti aturan organisasi
“Ini tidak benar, harusnya transparan. BPPD ini bukan perusahaan. Bagaimana ini Ketua BPPD Pak Joko, mohon jawaban,” ujar Ketua Astindo Kaltim Achmad Tauhid dan pengurus Badan Promosi Pariwisata Balikpapan yang juga kecewa. Ia pun men-share kaitan table top itu di group badan promosi dengan sejumlah pertanyaan.
Soegianto yang ikut ke Makassar sebenarnya mempertanyakan mengapa orang-orang Dinas Pariwisata yang berangkat terlalu banyak. Tetapi, Soegianto pun ikut rapat ‘diam-diam’ yang dilakukan Joko Purwanto dan Sekdis Pariwisata Abdul Majid dan akhirnya ikut berangkat juga.
Menurut Ratih, dirinya sengaja tidak ikut sebab agenda pariwisata di Kota Balikpapan sangat banyak. Dan keberangkatan ke Makassar bisa ditunda. “Ada tugas yang lebih besar untuk teman-teman pariwisata Balikpapan,” ujarnya.
Abdul Majid yang dikonfirmasi kaitan kekecewaan Kepala Dinas Ratih, bahwa harusnya ia juga fokus ke tupoksi tidak menjawab banyak. Melalui aplikasi WA, dia hanya menjawab: OK. Bahkan, ia pun menyebut, keberangkatan dirinya sudah sepengetahuan pimpinannya. Bahkan, yang memilih orang-orang berangkat ke Makassar adalah Kadis Pariwisata.
Tetapi, saat dikonfirmasi media ini, Ratih Kusuma tegas: “Tidak benar itu. Saya tidak pernah mengizinkan. Sebab saya selalu jaga gawang fokus pada kegiatan pariwisata Balikpapan yang begitu besar,” ujarnya singkat.
JALAN-JALAN
Sementara itu Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Kota Balikpapan H Sugito SH menegaskan, table top ke Surabaya dan Makassar merupakan agenda jalan-jalan yang tidak dirancang secara maksimal. Sehingga, ouputnya tidak jelas, dan cenderung menghabiskan anggaran karena mau tutup tahun Desember 2022.

“Apa gunanya. Yang ikut itu-itu saja. Ini justru merusak konsep pariwisata Kota Balikpapan. Apa yang mau dijual. Kalau organisasi dijalankan tidak organisatoris justru hancur. Sebaiknya bubarkan saja Badan Promosi Pariwisata. Pariwisata itu luas, bukan hanya travel, ada kuliner, ada mal dan lainnya. Kalau mau buat table top ya berkualitas dan rapat maksimal,” ujar Sugito.
Menurut Sugito, Badan Promosi Pariwisata sudah dis-orientasi. Karena ada dugaan kepentingan orang-orang tertentu yang ingin mencari ‘brand pribadi’ sehingga seolah berjuang demi pariwisata Balikpapan.
“Saya kasihan dengan pengurus yang ada di Badan Pelaksana mereka orang-orang intelek, tetapi seolah tidak dianggap. Sebab, saya akui Badan Promosi tidak dijalankan dengan benar. Sehingga, ya kacau organisasi ini,” ujar Sugito yang ingin kepengurusan Badan Promosi Balikpapan ‘dikocok’ ulang.
Menurut Sugito, semangat dibentuknya Badan Promosi saat itu pun tidak mengakomodir kepentingan orang-orang yang seharusnya memiliki kapasitas baik. Sebab dibentuk buru-buru berbeda dengan daerah-daerah lain yang dibentuk transparan. “Saya sempat ingin menunda tetapi ada paksaan untuk terus dilakukan,” jelas Sugito.
Sugito menyarankan harus ada musyawarah ulang dan dirinya pun tidak ingin berambisi untuk menjadi ketua. Sebab, di badan pelaksana sangat banyak figur yang memiliki kualitas atau pihak eksternal dengan mengundang mereka lewat gelaran musdalub.
“Saya ingin mengantarkan Badan Promosi ini berjalan sesuai organisasi yang benar. Tetapi pilih ketua yang benar-benar mengerti organisasi, tidak ada conflict of interest dan semua elemen diundang terbuka. Biarkan ramai pemilihannya sebab di Kota Balikpapan banyak figur-figur yang sangat kapabel menjalankan roda organisasi pariwisata,” jelas Sugito.
Sementara itu Wakil Direktur Promosi Badan Promosi Syarifuddin SPd MSi juga memprotes kaitan table top yang berangkat ke sejumlah daerah tetapi pengurus lainnya tidak tahu.
“Kacau ini Badan Promosi, saya ini sebagai Wakil Direktur Bidang Promosi dan baru di badan promosi saja tidak memahami apa sebenarnya yang mau dicapai target Badan Promosi Pariwisata ini. Sebab, yang berangkat itu-itu saja dan organisasi tidak terbuka,” kata Syarifuddin.
Seharusnya kata Syarifuddin, organisasi dijalankan secara organisatoris. Sebab jika sudah ada kepentingan pribadi-pribadi berbahaya. “Organisasi itu kalau ada program dirapatkan. Semua harus tahu pengurus dan transparan disampaikan. Ini tidak, kan aneh,” pungkasnya. (gt)