TINTAKALTIM.COM-Kapolda Kaltim Irjen Pol Drs Imam Sugianto MSi langsung merespon positif curhatan warga. Salahsatunya disampaikan Lurah Graha Indah Satrio Taufiq yang menyampaikan aspirasi kaitan kerap terjadi kemacetan dan crowded di simpang Grand City-Wika Jalan MT Haryono.
Menurut Suryo, lintas kendaraan dari berbagai sisi membuat bottleneck atau hambatan arus lalu-lintas. Sehingga memberi kontribusi kemacetan kendaraan lainnya yang melintas dari jalur Grand City dan sekitarnya.
“Memang sudah ada petugas yang berjaga baik dari Dishub Balikpapan maupun Satlantas Polres. Tetapi, pada momen tertentu sering jadi hambatan bagi kendaraan lain yang melintas dari Jalan MT Haryono,” ujar Satrio.

Mendengar curhatan itu, Kapolda Kaltim seketika ingin segera diurai dan dicarikan solusi. “Pak Dirlantas, ini harus dibantu cari solusinya. Apa dibuat kajian. Dan, inilah tujuan Jumat Curhat agar masukan dari warga bisa segera diidentifikasi dan dicarikan solusinya,” kata Kapolda saat bertemu warga di kawasan Mangrove Centre Kelurahan Graha Indah, Jumat (30/12/2022)
Kapolda membawa timnya lengkap yakni Dirbinmas Kombes Pol Anggie Yulianto Putro yang menggagas acara, Dirintelkam Kombes Pol Dedy Kusuma Bakti SIK, Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrium) Kombes Pol Kristiaji, Direktur Reskrimsus Kombes Pol Indra Lutrianto Amstono, Dir Narkoba Kombes Pol Rickynaldo Chairul, Dirlantas Kombes Pol Sonny Irawan SIK MH, Kabid Humas Kombes Pol Yusuf Suetjo.

Acara Jumat Curhat itu dihadiri Camat Balikpapan Utara Muhammad Idris, Lurah Graha Indah Satrio Taufiq, Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM), dosen Institut Teknologi Kalimantan (ITK) yang merupakan dosen pebimbing warga dalam kegiatan pemanfaatan limbah pembakaran batu bara di PLTU Teluk (PLN Nusantara Power) dipimpin Ir Adrian Gunawan, PLTU yang dipimpin Otniel Marung & Syarief Andrian dan warga sekitar mangrove yang dipimpin pengelola Mangrove Centre Agus Bei yang dipandu Moderator H Sugito SH MH (Wakil Ketua Media Online Indonesia Kaltim).
Menurut Kapolda, problem lalu-lintas di Kota Balikpapan juga tak hanya kemacetan tetapi juga ada laka-lantas. Tentu semua harus dicarikan solusi. Polisi tidak kerja sendiri dan perlu sinergi serta kolaborasi dengan multi-stakeholders.

“Saya ingin Jumat Curhat ini menjadi tempat warga mengadu. Kaitan simpang Grand City memang saya jika lewat daerah itu terjadi kemacetan. Ini yang harus dicarikan solusi bersama,” kata Kapolda Kaltim.
Jumat Curhat merupakan program Polri untuk memberikan ruang bagi masyarakat agar bisa curhat dengan polisi. Program ini dinilai relevan untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Kapolda tak hanya mendapat curhatan kaitan simpang Grand City, tetapi juga terkait bagaimana kamtibmas di Balikpapan Utara aman. “Alhamdulillah saat Natal 2022 kondisi Kaltim kondusif. Ini juga berkat dukungan masyarakat,” ujarnya.
Di bagian lain, Kapolda ingin masyarakat ikut menjadi sahabat polisi. Sebab, proses keamanan tak mungkin hanya diserahkan bhahinkatibmas dan babinsa tetapi masyarakat juga menjadi penentu.
KAJIAN
Sementara itu, Dirlantas Kaltim Kombes Pol Sonny Irawan menegaskan, simpul kemacetan terjadi antara Grand City dan Wika di Jalan MT Haryono sudah diidentifikasi. Bahkan, ia akan melibatkan forum lalu-lintas dalam melakukan kajian.

“Sebenarnya bukan kemacetan. Itu kan isidentil saja seperti sore hari saat karyawan pulang kerja atau pagi. Tetapi, itu juga jadi atensi Ditlantas Polda Kaltim. Kita pasti cari solusi,” ujar Dirlantas di hadapan Kapolda dan undangan yang hadir di Jumat Curhat.
Dalam kaitan kajian kata Dirlantas, harus memperhatikan bangkitan lalu-lintas pada pola pergerakan penduduk yang tinggal di Grand City. Apalagi kawasan itu jadi community gate atau pintu komunitas masyarakat untuk tembus ke Jalan Soekarno Hatta (kilometer 7).
“Kajian bangkitan dan ungkitan lalu-lintas itu melihat zona di sekitar Grand City. Sebab itu jadi pertimbangan yang penting dalam mendisain sistem transportasi di sekitar itu,” jelas Dirlantas.
Bangkitan lalu-lintas sendiri kata Dirlantas, tentu harus menghitung lintasan kendaraan yang lalu-lalang di simpang Grand City. “Nanti kami bersama Dishub, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XVII Kaltim-Kaltara Kementerian Perhubungan Darat, Satlantas Polres bahkan pengelola Grand City mengkaji dan duduk bersama membahasnya,” ujar Dirlantas.
Sebab kata Dirlantas, menyelesaikan lalu-lintas suatu kawasan itu tidak dapat dengan cepat. Harus dikaji karena jika sifatnya hanya penyelesaian sementara itu ke depannya akan berubah dan sia-sia. “Tahap awal memang menempatkan petugas. Sambil diurai bagaimana ke depannya,” kata Dirlantas.
Menurut Dirlantas, apakah nanti ada perubahan rambu seperti rambu berbelok sebab kajiannya harus lalu-lintas persimpangan. Mana yang harus didahulukan atau membuat pulau lalu-lintas.
“Tetapi yang paling utama adalah budaya tertib masyarakat saat di jalan. Jika ingin saling mendahului tentu akan selalu mengalami kemacetan. Inilah yang kami akan kaji,” ujar Dirlantas.
INISIASI DITLANTAS
Dalam kaitan pertanyaan warga lainnya, Dirlantas juga menjelaskan bagaimana pelebaran jalan turunan Muara Rapak dikerjakan. Itu merupakan inisiasi dari Ditlantas Polda Kaltim.
“Jadi kita mengusulkan agar ada pelebaran jalan. Tentu didukung Balai Besar Pengelola Jalan Nasional (BBPJN) dan instansi terkait,” ujarnya.

Awalnya memang ada usulan pembangunan fly over, tetapi dananya sangat mahal. Sehingga, untuk menyelesaikan segera dan mencari solusi dibuatlah pelebaran jalan yang didukung juga PT Pertamina dan Pemkot Balikpapan.
Dirlantas juga menjelaskan kaitan kecelakaan yang kembali terjadi di turunan Muara Rapak. Itu terjadi karena human error. Di mana sopir truk bernama Alex Thomas (61) diduga panik saat remnya tidak berfungsi.
Truk akhirnya menabrak angkot terlebih dahulu kemudian menabrak pembatas proyek pelebaran jalan dan menabrak truk molen yang hendak melakukan bongkar muat untuk kepentingan material proyek.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan BPTD Kaltim-Kaltara, karena sopirnya meninggal maka kasusnya bisa saja di-SP3 (Surat Perintah Penghentikan Penyidikan). Sekali lagi itu semua karena human error. Tetapi rem truk berfungsi dengan baik dan tidak ada kebocoran,” jelas Dirlantas. (gt)