TINTAKALTIM.PENAJAM-Anggota DPR RI Komisi VII, Awang Faroek Ishak menegaskan, rencana Pembangunan Jembatan Tol Teluk Balikpapan penghubung Penajam Paser Utara-Balikpapan, tidak berhenti. Namun, hanya saja prosesnya yang masih tertunda. Mantan gubernur Kaltim ini mengatakan itu disela-sela kunjungan kerja reses di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Senin, (27/7).
Dalam kunjungan ini turut hadir anggota DPR RI Komisi VII lainnya Rudy Mas’ud. Bupati PPU Abdul Gafur Masud (AGM) turut mendampingi langsung dalam peninjauan sejumlah proyek besar di Kabupaten PPU tersebut, termasuk Jembatan Pulau Balang yang juga menghubungkan Kabupaten PPU dengan Kota Balikpapan di sisi lain ini.
“Jembatan Tol Teluk Balikpapan itu tidak berhenti. Pabrik precast ini ‘kan awalnya dibangun memang khusus untuk pembangunan jembatan Tol Teluk Balikpapan. Jadi pembangunannya tidak berhenti hanya saja masih tertunda karena kondisi saat ini, “kata Awang Faroek .
Seperti sebelumnya, kata Awang, terkait pembiayaan pembangunan jembatan ini telah disepakati bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim sebesar 20 persen, Pemkab PPU 10 persen, Pemkot Balikpapan 5 persen, dan sisanya adalah PT Waskita Karya. Namun lanjutnya, apabila APBD yang dimiliki tidak memungkinkan maka silakan daerah bekerja sama dengan pihak ketiga atau pihak investor pastilah banyak yang tertarik.
Diungkapkannya, rencana pembangunan jembatan itu juga telah melalui berbagai tahapan. Misalnya, pada awalnya pembangunan jembatan tersebut dikonsep dengan menggunakan 4 pylon namun itu dinilai terlalu tinggi biayanya. Kemudian melalui pembahasan lanjutan akhirnya disepakati menjadi 2 pylon. Tetapi ketinggian jembatan tersebut juga masih dipersoalkan oleh pihak Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP).
“Penghalang kita saat ini hanya KSOP. Tapi Keputusan Presiden sudah tidak bisa diubah dengan ketinggian 50 meter, jadi tidak ada alasan lagi. Kalau KSOP masih menghalangi harus kita laporkan ke yang lebih tinggi, ” tegas Awang.
Ditambahkannya bahwa dirinya juga telah melakukan perjalanan ke berbagai negara di dunia untuk mencari tahu jembatan tertinggi yang ada. Namun belum pernah menemukan jembatan yang tingginya melewati 50 meter.
“Presiden sudah setuju, Menteri juga setuju, Precast setuju, kok malah eselon II-nya tidak setuju. Ini sangat lucu, “kata Awang Faroek.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama Rudy Masud juga menegaskan bahwa pembangunan jembatan Tol Teluk Balikpapan ini memang sudah harus terwujud, karena merupakan salah satu pembangunan strategis di Kalimantan Timur. Apalagi Kabupaten PPU telah ditunjuk sebagai Ibu KotaNegara (IKN) Republik Indonesia yang baru, fasilitas penghubung terdekat tersebut sangat dibutuhkan terutama untuk menuju Bandara di Balikpapan.
Pemkab PPU menurut Rudy saat ini sudah harus bisa bertransformasi, harus bisa terbuka dan harus bisa menerima investor yang masuk. Artinya investor dari luar boleh tetapi perlu ditimbang-timbang bagaimana keuntungannya buat masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten PPU.
“Dinosaurus itu punah bukan karena kurang besar tubuhnya, bukan karena kurang makanan tetapi dia tidak bisa bertransformasi sehingga punah. Begitu juga daerah harusnya bisa bertransformasi agar tidak tertinggal, ini jangan sampai terjadi di Kabupaten PPU, “katanya.
Terkait pembangunan jembatan tol Teluk Balikpapan ini Rudy Masud mengatakan sangat mendukung. Dirinya juga berharap tidak ada lagi penghalang untuk terwujudnya pembangunan besar tersebut.
Kakak kandung Bupati PPU ini juga meyakini bahwa jika jembatan terbangun akan sangat membantu perekonomian daerah khususnya bagi masyarakat PPU, Balikpapan dan tentunya Kalimantan Timur.
“Makanya kita jangan terlalu kaku. Kalau mengandalkan APBD memang susah tidak akan selesai karena untuk kebutuhan daerah saja kurang apalagi di saat seperti ini. Makanya daerah harus bisa membuka insvestasi yang sebesar-besarnya sehingga pembangunan dapat berjalan dengan baik,“ ujarnya. (DiskominfoPPU/Humas6)