TINTAKALTIM.COM-Gaji karyawan PT Wichindo Pratama, kontraktor yang mengerjakan proyek MPS Under PT ETI di Pertamina Balikpapan (proyek RDMP) belum dibayar. Ini membuat karyawan protes. Janji perusahaan yang akan dibayarkan pada 11 Juli 2009, hingga kini belum dibayarkan.
Karyawan akhirnya memutuskan untuk mogok kerja bahkan sebagian di antaranya ada yang resign. Karena, mereka semua karyawan non-local dari luar daerah (Cilacap) sudah tidak dapat bertahan lagi dengan kehidupannya, sebab mereka hidup dalam satu rumah yang jumlahnya hingga 20-an orang serta berharap hanya dari gaji atas pekerjaan itu.
“Kami hanya menuntut hak karyawan. Jujur, istri saya di Cilacap sudah menunggu gaji itu. Tapi belum juga dibayarkan. Bahkan, sekarang untuk makan saja sulit. Istri saya sampai makan dengan garam saja,” ujar Cholid, salah satu karyawan mewakili rekan-rekannya.
Disebutkannya, ia bekerja sejak bulan Mei 2022. Dan selama ini baik-baik bekerja demi kelangsungan hidup. Tetapi, gaji yang menjadi hak mereka belum dibayar, akhirnya mogok kerja.
Menurut keterangan karyawan, perusahaan ada berkirim surat kaitan pemberitahuan keterlambatan pembayaran gaji bulan Juli 2022. Bahkan, dalam isi surat itu sempat meminta maaf. Dan dijanjikan gaji akan dibayarkan pada 9 Agustus 2022
Tetapi, pada tanggal 9 Agustus 2022, pihak perusahaan kembali mengirim surat yang intinya permohonan maaf atas keterlambatan pembayaran gaji karyawan non-local.
Dalam surat itu, perusahaan PT Wichindo Pratama mengaku memiliki masalah keuangan, kondisi cash perusahaan saat ini sedang defisit dan sedang berkoordinasi dengan main contractor (PT ETI) untuk dapat membayarkan sebagian down payment (uang muka) proyek yang dikerjakan.
Bahkan, dalam surat itu perusahaan membuat kesepakatan hasil rapat bersama antara PT ETI, PT Wichindo bahwa gaji akan dibayarkan Kamis (11/08/2022), di mana surat itu ditandatangani Direktur PT Wichondo Pratama Muhammad Arsyad.
JANJI MEMBAYAR
Sementara itu ketika dikonfirmasi Project Manager PT Wichindo Pratama Nur Suwito membenarkan, bahwa perusahannya sedang kehabisan uang cash. Pimpinan sedang berusaha untuk mencari dana. “Sampai malam ini, kami juga sedang mengusahakan dana. Jika dana masuk, kami akan langsung transfer,” kata Nur Suwito.
Disebutkannya, sejauh ini memang banyak perusahaan mengalami cash flow yang terganggu khususnya saat menerima kerja di RDMP. Ia menduga ada oknum yang ingin perusahaan yang ia pimpin juga tumbang.
“Kami ini hanya perusahaan lokal. Dan ingin ikut membangun,” kata Nur yang menyebut, kekuatan keuangan perusahaannya tidak seperti main contractor (kontraktor utama).
Menurut Nur Suwito, perusahaannya akan memenuhi kewajiban. Intinya, kewajiban perusahaan sudah berjalan. Misalnya, gaji karyawan lokal sudah dibayarkan.
“Memang yang karyawan non-local waktunya agak mundur. Tapi, mereka demo mogok kerja, kerugian kami luar biasa dan dalam 1 atau 2 hari ini gaji karyawan non local akan dibayarkan,” janji Nur Suwito.
Sedang menurut karyawan lainnya, jika gaji itu dibayarkan tentu dirinya akan berpikir apakah pulang ke kampung halaman atau kerja lagi.
“Intinya mungkin pulang. Sebab, ada karyawan yang sudah mengembalikan APD (Alat Pelindung Diri) ke perusahaan dan akan bertemu anak serta istri,” kata mereka sambil berkaca-kaca matanya menunjukkan kesedihan.
Para karyawan yang bekerja di perusahaan itu, ada yang melebur atau bergabung dan rata-rata adalah buruh dan siap bekerja maksimal. “Prinsipnya seluruh gaji dibayarkan dan sekalian uang tunggakan 10 hari yang belum dibayar juga dibayar,” harap mereka semua. (gt)