TINTAKALTIM.COM-Dirinya penuh kesadaran, keselarasan dan keseimbangan bahkan secara psikologis terbangun dari harmonisasi keluarga. Sehingga, implikasinya lebih banyak untuk kepentingan masyarakat.
Itulah brand yang melekat pada figur H Rahmad Mas’ud SE ME. Ia bergerak silent, menyulap lahan miliknya seluas 100 hektare dibangun ragam fasilitas di kawasan Kariangau Balikpapan Barat. Di tempat itu, jadi galangan kapal PT Cindara Pratama Lines (CPL), yang maju dan modern yang manajemennya dipimpin H Hajar Nuhung sebagai General Manager (GM).
Saat itu, Rahmad Mas’ud (RM) membawa sahabatnya yang jadi Tenaga Asistensi (TA) atau Tenaga Ahli Percepatan Pembangunan Kota Balikpapan (2P-KB) seperti Heru Bambang SE (mantan wawali), Ir Muhammad Saufan (mantan dirut PDAM Balikpapan), Jufriansyah (penggiat lingkungan hidup), Drs Junaidi Latif (pengurus paguyuban), Bambang Saputra SE (konsultan ekonomi Bank Indonesia), H Rosyidi (ustaz dan dosen UIN Samarinda) juga penulis dan keluarga RM, Abah Taher.
Sebenarnya, tim itu ada juga Suriyanto (mantan Kepala Bappeda Balikpapan), Freddy Nelwan (konsultan), Arbain Side (mantan ASN) tetapi lagi berhalangan ada kegiatan lainnya.
“Kita silaturahmi saja. Sambil berkomunikasi untuk hal-hal baik demi kepentingan Balikpapan,” kata Rahmad kepada sahabatnya yang diajak melintasi Teluk Balikpapan dengan speed yang dinahkodai langsung dirinya.
Sebenarnya, sahabatnya memang tak bisa jadi nakhoda. Sang Walikota Balikpapan yang sedang cuti pilkada itu jadi ‘driver’. “Wah ini wujud figur pimpinan melayani bukan untuk dilayani,” kata Jufriansyah yang berbincang asyik selama di perjalanan.
Sore itu, sekitar pukul 16.30 Wita, rombongan berangkat dari Pelabuhan Semayang. Sebutlah sebagai Road to Galangan atau Dock. Di perjalanan, Rahmad cerita tentang indahnya Teluk Balikpapan. Tetapi, ia meminta agar Jufriansyah yang orang lingkungan bisa mengedukasi masyarakat agar tak membuang sampah plastik di laut.
“Sampah-sampah itu memenuhi laut. Setiap hari diangkut oleh petugas. Harus ada kesadaran kolektif masyarakat untuk tak membuang sampah di laut,” cerita Rahmad.
Tiba di galangan, Rahmad membawa keliling berputar lahan yang sudah dibangun berbagai fasilitas. Ada lapangan golf yang akan dilengkapi total 19 hole. Juga pendopo yang nanti dibangun dengan konsep Nusantara Cottage yang mencerminkan ragam etnis. Yang sudah terbangun dua dengan desain khas Sumatera Selatan.
“Total cottage nanti 10 rumah dan mencerminkan dari berbagai etnis. Makanya namanya Nusantara,” kata Rahmad kepada sahabatnya yang ikut masuk ke dalam cottage indah dari kayu itu sambil melihat view mengarah ke jalan tol dari atas.
Saat di lapangan golf, Rahmad melakukan driving. Memukul bola-bola golf dengan pukulan jarak jauh (stick wood), stick iron atau pukulan jarak dekat dan pukulan mengarah ke hole atau stick putter. Rahmad yang memang sebagai golfer, tentu arah bolanya dan cara memukulnya berbeda. Bola melambung jauh di area green. Yang lainnya pun ikut mencoba.
Penulis mencoba pukulan stick wood. Ejekan pun bermunculan. “Wah bisa bukan bolanya ini yang jauh tapi stick-nya,” kelakar Heru Bambang. Tetapi, pukulan demi pukulan berangsur bola menjauh tetapi selalu slice (bola berbelok jauh)
Suasana kocak pun terjadi. Ustaz Rosyidi mencoba untuk memukul bola. Hanya, baru kali itu dirinya memegang stick golf. Sehingga, saat memegang stick dan posisi tubuhnya pun bagaimana asal bola itu melambung. Bahkan, terlihat sesekali ia ‘komat-kamit’ berdoa. Dan pukulan pun ‘terhambur’ ibarat orang nyangkul sawah. Suasana pun makin segar dan kocak.
Galangan yang ada lapangan golf, pacuan kuda itu ternyata sudah banyak pejabat berkunjung. Seperti Mendagri Tito Karnavian, Ketua MPR Ahmad Muzani, mantan Walikota Bogor Bima Arya, Ridwan Kamil dan masih banyak lagi.
“Nah yang pacuan kuda dan sejumlah kuda dari Eropa seperti Belanda, saya siapkan jika Pak Presiden Prabowo berkunjung ke Balikpapan. Karena, senang berkuda,” kata Rahmad yang tujuan mengajak sahabat itu bukan untuk pamer tetapi lebih memberi kesan bahwa ia bisa membahagiakan sahabatnya lewat pembangunan ragam fasilitas dengan ‘kocek pribadinya’
RUMAH TAHFIDZ
Rahmad juga membangun masjid tiga lantai. Tak hanya untuk salat, tetapi ke depan masjid itu akan dimanfaatkan sebagai rumah tahfidz atau anak-anak yang membaca Alquran berulang-ulang hingga hafal.
“Selain rumah tahfidz juga akan dimanfaatkan sebagai hafidz. Biar anak-anak menghafal Alquran dan nanti bisa dikirim ke Turki, Mesir dan lainnya,” kata Rahmad yang menyebut semuanya gratis demi melestarikan kemurnian Alquran.
Tak terasa suasana menjelang Magrib. Rahmad menyediakan makanan ringan sebagai ifthor atau bahan berbuka puasa. Maklum ada sejumlah rombongan sedang puasa sunah yakni H M Saufan dan Junaidi Latif. Sehingga, saat kumandang azan Magrib mereka menikmati ifthor dipimpin Rahmad Mas’ud. Lalu, dilanjutkan dengan salat Magrib berjamaah yang dipimpin Ustaz Rosyidi.
Hanya, rasa hormat dengan yang usia tua selalu ada pada sikap Rahmad. Ia mempersilakan Heru Bambang untuk duduk di kursi. “Saya paham kanda Heru kakinya sakit, jadi duduk saja di kursi,” pinta Rahmad mempersilakan Heru Bambang sambil menikmati suguhan ringan tahu, pisang goreng ditambah teh dan kopi panas.
Suasana di galangan itu dimanfaatkan Rahmad untuk sharing. Banyak bahasan tentang kepentingan pembangunan Kota Balikpapan. Semuanya demi kemajuan. Misalnya, kaitan ruang terbuka hijau (RTH), pengembangan coastal road atau jalan pesisir yang akan jadi water front city lokasinya dari helipad di belakang Kilang Mandiri hingga ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan.
Tetapi kata Rahmad, ada jarak tertentu dari pantai yakni minimal 50 hingga 100 meter dari pasang surut terendah. Semuanya masih dalam kajian dan regulasi harus dipatuhi agar tidak sampai melanggar ketentuan.
“Intinya saya punya cita-cita Kota Balikpapan harus dimanfaatkan maksimal untuk kepentingan masyarakat. Kalau kita bisa membangun SMPN 25 di atas laut, ke depan tak menutup kemungkinan membangun public space atau RTH di atas laut. Jadi masyaraat bisa memanfaatkan untuk refreshing,” jelasnya.
Ke depan, tim percepatan pembangunan ini akan terus memberi advis positif dan ikut membantu Rahmad sebagai walikota untuk percepatan pembangunan. Misalnya, M Saufan yang nanti lebih banyak sebagai think-thank PDAM sehingga bisa memberi saran-saran pengembangan agar distribusi air bisa berjalan lancar.
Selain itu, Heru Bambang yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas LLAJR (sekarang Dishub) akan menjadi penguat proses lalu-lintas dan kinerja Dishub Balikpapan termasuk pola pengawasan pembangunan karena pernah jadi wawali.
“Kalau bidang ekonomi nanti Bambang Saputra dari Bank Indonesia (BI). Lainnya menyesuaikan seperti Ustaz Rosyidi bidang keagamaan yang mendukung aktivitas bagian kesra serta Islamic Centre dan lainnya. Ada Pak Suriyanto dan Fredy,” jelas Rahmad Mas’ud.
Bahkan, Rahmad juga meminta M Saufan untuk dapat memberi ide-ide segar kaitan pengembangan PDAM khususnya dalam penyediaan air baku. Termasuk bagaimana pola distribusi air.
“Pak Saufan saya sudah punya program melakukan revitalisasi pipa PDAM yang sudah nyaris 50 tahun belum diganti. Ini sedang berjalan. Agar manajemen tekanan bisa diatur. Karena, kalau distribusi air ditingkatkan dan pipa tak kuat maka bocor. Itu sering terjadi,” jelas Rahmad.
Rahmad yang kembali mencalonkan diri jadi Walikota Balikpapan ini memang dikenal mapan. Ia disebut orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri yang perjalanan hidupnya penuh rasa syukur. Ia pun elegan, sopan, penuh rasa hormat sebagai seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi, tidak pernah menyakiti orang.
Sebagian pihak menyebutnya, ia orang yang purpose atau memiliki tujuan serta pandangan hidup sesuai dengan makna hidup sejati bahkan ia mampu menumbuhkan rasa iba, cinta tanpa syarat di dalam dirinya. Itu diwujudkan lewat bersedekah.
“Pantas dan cocok sebagai figur walikota. Harusnya seperti Pak Rahmad Mas’ud. Ia selesai dengan kehidupannya. Sehingga, tak doyan mengurusi hidup orang lain,” kata Heru Bambang, sahabat Rahmad.
Heru lalu beristilah. Jika urusan harta tak perlu diragukan. Sehingga, menyandang figur walikota sangat tepat. Dan Rahmad disebut tipe orang yang mencintai dirinya dan orang lain termasuk menjaga harmonisasi keluarga.
“Coba lihat dengan istri begitu sayang dan harmonis. Menjadi pemimpin Balikpapan itu urusan keluarga clear & clean dulu. Bagaimana bisa mencintai orang lain kalau di rumah tangga tak harmonis,” contoh Heru Bambang.
Usai salat Magrib, rombongan kembali ke Pelabuhan Semayang menumpang speed. Hanya, di pertengahan jalan speed mogok karena mesin terjerat sampah plastik yang akhirnya menggunakan satu mesin.
“Kita santai saja ya. Makanya, sampah plastik di laut harus diselesaikan,” kata Rahmad yang disambut respons positif Jufriansyah. “Kita lanjutkan Pak Wali,” ujar Jufriansyah disambut senyum lainnya. (gt)